Pria dari Habasyah, Hancurkan Ka’bah di Akhir Zaman

MENJELANG berakhirnya dunia ini, kita akan melihat kondisi di mana bumi sudah tidak bersahabat baik dengan makhluk hidup. Bahkan, antara manusia satu dengan manusia lainnya tidak lagi saling memikirkan. Mereka asik dengan dunianya sendiri, dan lebih mendahulukan kepentingannya sendiri. Bahkan, ibadah tidak lagi dilaksanakan.

Salah satu kiblat umat Muslim akan hancur. Ya, inilah salah satu tanda dari akhir zaman. Ka’bah yang kini diagungkan dan dijaga dengan ketat, akan dihancurkan oleh seorang berkulit hitam dari Habasyah berjuluk Dzus Suwaiqatain, karena kedua betis pria ini kecil dan kurus.

Pria Habasyah ini akan menghancurkan Ka’bah batu demi batu, melepas kiswahnya, serta menjarah perhiasan-perhiasannya.

Abdullah ibn Amr ibn ‘Ash menuturkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Biarkanlah bangsa Habasyah selama mereka membiarkan kalian. Sesungguhnya tidak ada yang akan mengeluarkan harta Ka’bah kecuali Dzus Suwaiqatain dari Habasyah,” (HR. Abu Daud. Syaikh Al-Albani menilai hadis ini hasan).


Dalam satu riwayat disebutkan, “Ka’bah akan dirusak oleh Dzus Suwaiqatain dari Habasyah,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Abdullah ibn Abbas RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Seolah-olah aku melihatnya, seorang berkulit hitam dengan betisnya berjauhan. Ia merobohkan Ka’bah batu demi batu,” (HR. Bukhari).

Abdullah ibn Amr RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Ka’bah akan dihancurkan oleh Dzus Suwaiqatain dari Habasyah. Ia akan mengambil perhiasan-perhiasa Ka’bah dan menurunkan kiswahnya. Seakan aku melihatnya, ia seorang yang botak dan pincang, dan menghantam Ka’bah dengan sekop dan linggisnya,” (HR. Ahmad. Ibnu Katsir berkomentar bahwa mata rantai periwayatan hadis ini bagus dan kuat).

Seperti itulah kejadian yang akan terjadi menjelang hancurnya bumi ini. Ya, sebelum bumi ini hancur, kiblat umat Muslim terlebih dahululah yang akan hancur. Bahkan, hancurnya dilakukan oleh golongan manusia itu sendiri. Wallahu ‘alam.
Referensi: Kiamat Sudah Dekat?/Karya: Dr. Muhammad Al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press

No comments: