Berbuat Maksiat, Akhirnya Ditelan Bumi

KITA tahu bahwa maksiat merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski begitu, banyak dari kita yang masih saja melakukannya. Banyak orang sulit menghindari perbuatan maksiat, bahkan enggan untuk bertaubat. Padahal, ia tahu bahwa hidupnya di dunia ini hanyalah sementara. Suatu saat nanti ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan.



Sebelum hari penghakiman itu terjadi, akan ada pula bencana yang menimpa orang-orang yang bermaksiat kepada Allah. Apa itu? Hukuman atas perbuatan maksiat ialah amblasnya bumi ini, hingga akhirnya mereka tertelan ke dalam bumi.

Abu Umamah Radhiyallahu Anhu menuturkan, bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Kelak, ada di antara umatku ini yang menghabiskan malam dengan makan, minum-minum dan hura-hura. Esok paginya, (wujud) mereka sudah diubah menjadi babi. Sungguh, Allah akan membinasakan kabilah-kabilah mereka dan rumah-rumah mereka dengan memerintahkan bumi untuk amblas dan menelan mereka. Sampai-sampai jika pagi menjelang, orang-orang membicarakan, ‘Semalam bani Fulan ditelan bumi. Semalam juga, bani Fulan ditelan bumi.’ Mereka juga akan diadzab dengan hujan batu, juga dengan angin puting beliung yang akan menghempaskan mereka, seperti pernah dialami oleh umat sebelum mereka karena mereka meminum minuman keras, memakan harta riba, memakai kain sutera, menampilkan penyanyi wanita dan memutus tali silaturahmi.”

Perawi hadis ini menuturkan, “Nabi juga menyebutkan beberapa tanda lainnya, namun aku tak ingat,” (HR. Hakim. Menurutnya, hadis ini shahih sesuai syarat muslim dari Ja’far. Sedangkan perawi yang bernama Farqad tidak terdapat dalam Bukhari dan Muslim).

Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu meriwayatkan, bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Di tengah-tengah umatku nanti akan ada bumi yang amblas, orang diubah wujudnya akibat kutukan, dan hujan batu,” (HR. Hakim. Menurutnya, apabila Abu az-Zubair mendengar langsung dari Abdullah ibn Umar, maka hadis ini shahih sesuai dengan syarat Muslim, walaupun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya).

Jika hal itu tidak ingin menimpa diri kita, keluarga maupun saudara di sekitar kita, maka jangan dekati perbuatan maksiat apalagi sampai melakukannya. Berikanlah peringatan kepada mereka, para pelaku maksiat agar sadar terhadap kebenaran adzab Allah.

No comments: