Nabi Ibrahim Mampu Korbankan Anaknya, Ini Alasannya


Comments

ASAL mula diperintahkannya berqurban pada hari Idul Adha, berawal dari pengorbanan seorang hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah Nabi Ibrahim Alaihis Salam. Ia rela mengorbankan anaknya untuk memenuhi perintah Allah. Ia mampu mengambil keputusan yang memang begitu berat dalam hidupnya.



Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya Ismail. Meski berat, tapi tanpa berpikir panjang, ia pun taat pada perintah Allah yang satu ini. Begitu pula dengan anaknya, ia rela disembelih hanya untuk memenuhi perintah Allah. Meski, setan mencoba melunturkan niatnya itu, tetapi tetap Nabi Ibrahim masih berpegang teguh pada perintah Allah. Mengapa hal seberat itu bisa dilakukan olehnya?

Salah satu penguat keteguhan dalam memenuhi perintah Allah, ialah iman yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim. Meski seberat apapun ujian yang akan ditempuhnya, ketika tauhid sudah berakar, iman sudah berbuah, maka rintangan seberat apapun terasa lebih ringan. Tantangan kehidupan bukanlah suatu hambatan baginya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Tidakkah kamu perhatikan, bagaimana Allah memberikan perumpamaan kalimat thayyibah, kalimah tauhid bagaikan pohon yang baik, akarnya kokoh menghujam ke bumi dan cabangnya menjulang ke angkasa. Pohon itu memberikan manfaat setiap saat dengan izin Allah. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka mengambil pelajaran,” (QS. Ibrahim: 24- 25).

Ketika kita pun ingin seperti Nabi Ibrahim yang mampu menjalani berbagai ujian kehidupan ini, meski itu sulit, maka perkuatlah tauhid dan iman kita. Sebab, kedua hal itulah kunci sukses Nabi Ibrahim dalam memenuhi segala perintah Allah.

No comments: