Misteri Segitiga Bermuda dan adanya 'piramida kristal' di dasarnya

Misteri Segitiga Bermuda dan adanya 'piramida kristal' di dasarnya
Segitiga Bermuda. © dailymail.co.uk
Segitiga Bermuda akan selalu jadi misteri. Area yang banyak menenggelamkan apapun yang lewat di atasnya ini, sudah sangat memusingkan para ilmuwan dengan berbagai teori yang tak pernah diketahui kebenarannya. Terakhir, diprediksi terdapat cekungan yang dipercaya muncul dari akumulasi gas metana, yang akhirnya dapat menarik benda apapun yang ada di atasnya.
Namun spekulasi lain muncul dengan mengedepankan 'teori konspirasi' sebagai embel-embel. Sebuah teori konspirasi yang dimuat di situs Before It's News, menuding seorang ilmuwan bernama Dr. Meyer Verlag menemukan sebuah piramida kristal yang besarnya tiga kali lipat dari Piramida Giza di Mesir.
Laporan ini menunjukkan bahwa Dr. Verlag mempresentasikan penemuannya di sebuah konferensi pers yang diadakan di Bahamas. Dalam pertemuan tersebut, sang ilmuwan membeberkan koordinat di mana ia menemukan piramida kristal. Setelah dibuktikan, ternyata koordinat tersebut tak ada apa-apa dan teori konspirasi ini dianggap angin lalu.
Meski demikian, para teori konspirator masih percaya akan hal ini. Melansir dari Daily Mail, Nigel Watson, seorang penulis di UFO Investigations Manual, menyatakan bahwa selalu ada hal mistis di balik struktur Piramida di mana pun. Menurutnya, hal ini berhubungan dengan misteri yang sudah ramai dibicarakan di tahun 70an di mana Segitiga Bermuda memiliki unsur mistis yang berasal dari 'piramida kristal yang memiliki kekuatan.'
Hal ini pun dibantah oleh sebuah situs bernama Snopes, yang bahkan menyatakan bahwa hal ini hanya ada dalam dunia paranormal yang dibuat-buat. Hal ini dikarenakan berdasarkan berbagai bukti berupa foto, video, maupun koordinat, semua tak mendukung adanya Piramida kristal di bawah segitiga Bermuda.
Sejauh ini, penjelasan ilmiah paling masuk akal adalah soal cekungan sulfur. Hal ini berupa gas metana bocor dari endapan gas alam yang berada di dasar laut. Kebocoran ini akhirnya menyebabkan munculnya 'rongga' yang mampu menyemburkan gas. Dalam jumlah besar, semburan ini dapat membahayakan kapal yang mungkin lewat tepat di atasnya.
Selain itu, air laut yang sudah mengandung jumlah besar dari gas metana, akan berbuih dan kehilangan kemampuan untuk mengapungkan kapal. Hal ini bahkan dapat menenggelamkan kapal secara tiba-tiba, tanpa peringatan sama sekali. Sedangkan tidak pernah ditemukan puing-puing kapal, disebabkan oleh tercerai-berainya puing-puing akibat arus teluk.

No comments: