Hikayat Perang Palembang – Banten, di tahun 1596 M ?

Di masa Kerajaan Palembang berada dalam pemerintahan Pangeran Made Angsoko (1588-1623), negeri Palembang mendapat serangan dari Kesultanan Banten pada sekitar tahun 1596. Ketika itu Palembang dikepung dari dua penjuru, dari laut (Pasukan Banten) dan darat (Pasukan Lampung).
Penyebab pertempuran, selain bersifat politis, juga bernuansa ekonomi, dikarenakan pelabuhan Palembang merupakan pusat perdagangan Internasional yang sangat ramai pada masa itu (Sumber : Sejarah Daerah Sumatera Selatan, tulisan Ma’moen Abdullah).
banten1
Pasukan Koalisi

Berdasarkan babad Banten, penyerangan Banten terhadap Palembang dipimpin oleh Sultan Maulana Muhammad. Serangan ini sendiri melibatkan kekuatan dari beberapa kerajaan, seperti Banten, Lampung, Seputih, Semangka, Pakuan, Galuh, Cirebon dan Demak.
Para penasehat kerajaan kesultanan banten menyarankan agar Sultan tidak menyerang Palembang, namun Sultan tetap pada pendiriannya.
Sebagai calon pimpinan Kerajaan Palembang apabila kelak memenangkan peperangan, ditunjuk seorang Pangeran dari keturunan Raden Fattah Demak, yakni Pangeran Mas bin Pangeran Aria Panggiri bin Sunan Prawoto bin Raden Trenggana bin Raden Fattah.
Sejarah mencatat, sekitar 200 Kapal perang pasukan koalisi Banten menuju Palembang, sementara dari darat serangan dilancarkan oleh kerajaan Lampung, Seputih dan Semangka yang merupakan sekutu setia kerajaan Banten.
banten2
Hikayat Perang

Pertempuran terjadi di sungai musi hingga berlangsung berhari – hari, ratusan prajurit dari kedua pihak berguguran. Namun menghadapi serangan dari koalisi berbagai kerajaan, membuat Palembang kewalahan. Para prajurit pasukan koalisi, berhasil merengsek masuk ke Pintu gerbang kerajaan Palembang.
Dalam situasi perang yang semakin sengit, tiba – tiba sebuah peluru yang ditembakan dari atas gerbang istana menembus dada Sultan Maulana Muhammad.
Panglima Pasukan Banten yang berada di samping sultan, berusaha untuk melindungi, namun Sang Panglima pun terjatuh, ketika sebuah anak panah tepat menuju ulu hatinya.
Serangan pasukan koalisi menjadi kacau, Sang Sultan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Pasukan diperintahkan mundur dan kembali ke Banten, serangan itu gagal dan menyisakan kesedihan yang mendalam bagi rakyat banten (Sumber : Babad Banten 8, Babad Banten 9 dan pensa-sb.info).
Putera Sultan yang masih berumur 5 bulan dari pernikahannya dengan Ratu Wanagiri, bernama Abul Mufakhir Mahmud Abdul Kadir, dinobatkan menjadi Sultan Banten. Dikarenakan Sultan Maulana Abul Mufakhir Mahmud Abdul kadir masih belia, roda pemerintahan diwalikan kepada Mangkubumi yang merupakan mertua dari Sultan Maulana Muhammad.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Artikel Menarik :

No comments: