Sosok Pejabat yang Amanah


UMAR bin Khaththab RA sebagai khalifah mengangkat Sa’ad bin Amir Al-Jamhi RA sebagai gubernur. Meskipun tawaran tersebut sempat ditolak Sa’ad RA, Umar RA tetap mendesaknya. Pengangkatan ini dikarenakan Sa’ad RA adalah sahabat yang taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya serta dapat dipercaya.

Hingga suatu ketika Umar RA mendapat laporan dari rakyatnya bahwa gubernur yang telah diangkatnya lalai menjalani tugas. Tentu saja Umar RA terkejut mendengar laporan tersebut.

Ia heran karena pengangkatan Sa’ad menjadi gubernur sudah dipertimbangkan masak-masak sebelumnya. Bagi Umar RA, Sa’ad RA memenuhi kriteria untuk menjalankanamanah tersebut. Apakah benar jabatan telah mengubah kepribadian Sa’ad RA. hingga lalai mengurus rakyatnya?

Tanpa membuang waktu, Umar RA segera memanggil Sa’ad RA untuk menanyakan kebenaran laporan tersebut. Ia berjanji kepada para pelapor akan memecat gubernurnya jika terbukti bersalah.

Saad RA disidang oleh Umar RA di hadapan para pelapor. la mempersilakan rakyatnya berbicara, “Silakan sampaikan apa yang telah kalian adukan kepadaku agar orang yang kalian laporkan ini dapat melakukan pembelaan,” kata Umar RA. kepada rakyatnya.

Para pelapor berkata, “Dia tak keluar menemui kami hingga matahari meninggi!”

Umar RA menoleh kepada Sa’ad RA dan berkata, “Aku menunggu pembelaanmu atas masalah ini, wahai Sa’ad.”

Sa’ad RA. menjawab, “Saya tidak memiliki pembantu dan karenanya aku harus membuatroti untuk keluargaku. Setelah itu aku berwudu untuk menemui rakyatku.”

Umar RA mengangguk dan menerima alasan gubernurnya. Ia lantas meminta si pelapor mengajukan pengaduan berikutnya. Mereka berkata, “Dia (Sa’ad RA) tidak menerima seorang pun di waktu malam!”

Ketika Umar RA. menatapnya, Sa’ad segera menukas, “Demi Allah. Sesungguhnya aku tidak suka menyebutkan alasannya. Kujadikan siang bagi mereka dan kujadikan waktumalam untuk Allah SWT semata!”

Sa’ad RA enggan mengatakan bahwa malamnya ia isi dengan ibadah kepada Allah SWTkarena akan membuatnya ujub dan takabur.

“Apalagi yang hendak kalian adukan?” tanya Umar RA kepada para pelapor. Hingga saat ini, Umar RA bisa lega karena alasan-alasan yang dilontarkan Sa’ad RA tidak bertentangan dengan prinsipnya.

Para pelapor tetap merasa kurang puas. Mereka mengadu lagi, “Sehari dalam sebulan dia tidak mau menemui siapa saja!”

Sa’ad RA kembali melakukan pembelaan, “Aku tidak memiliki pelayan untuk mencuci baju-bajuku. Oleh karena itu, sebulan sekali aku mencuci semua bajuku yang kotor, lalu kujemur. Aku harus menunggu seharian sampai pakaianku kering dan bisa kupakai kembali.”

Para pelapor akhirnya mengetahui bahwa sang gubernur berusaha menunaikan amanahnya kepada Allah SWT, keluarga, dan rakyatnya dengan adil. Umar RA pun mengakui bahwa tidak ada yang berubah dalam diri Sa’ad RA sehingga ia masih memercayakan amanah itu kepadanya.

No comments: