Berbahagialah Aleppo, Sabda Nabi SAW : Aleppo, Berawalnya Perang Akhir Zaman Bagian 2

A general view shows smoke rising from buildings in Aleppo's southeastern al-Zabdiya neighbourhood following government strikes on December 14, 2016. Shelling and air strikes sent terrified residents running through the streets of Aleppo as a deal to evacuate rebel districts of the city was in danger of falling apart. / AFP / STRINGER (Photo credit should read STRINGER/AFP/Getty Images)
A general view shows smoke rising from buildings in Aleppo’s southeastern al-Zabdiya neighbourhood following government strikes on December 14, 2016.
Shelling and air strikes sent terrified residents running through the streets of Aleppo as a deal to evacuate rebel districts of the city was in danger of falling apart.
/ AFP / STRINGER (Photo credit should read STRINGER/AFP/Getty Images)
Dengan melihat faktor di atas, tampaknya menjadi semakin beralasan jika Romawi akan menyerang kaum muslimin di wilayah tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa peperangan ini adalah perang eksistensial yang sangat menentukan. Perang di A’maq dan Dabiq ini merupakan perang yang mempertaruhkan harga diri, masa depan, dan peradaban masing-masing. Jika kaum muslimin menang, maka hancurlah peradaban Barat untuk selama-lamanya yang mustahil rasanya untuk bisa bangkit kembali dari keterpurukannya. Dalam hal ini, pasukan Romawi barat juga melihat bahwa pusat komando dan kekuatan kaum muslimin terletak di wilayah Damaskus. Maknanya, jika mereka berhasil mengalahkan kaum muslimin di negeri tersebut, maka dengan sangat mudah mereka akan menundukkan kaum muslimin di negeri-negeri lainnya. Hal ini mirip seperti yang dijanjikan oleh pasukan Ahzab saat mereka mengerahkan lebih dari 10.000 pasukan untuk menggempur Kota Madinah dan mengepungnya dari seluruh penjuru. Pasukan Ahzab berasumsi bahwa jika Muhammad dan kaum muslimin berhasil dikalahkan dalam peperangan ini, maka akan tamatlah riwayat kaum muslimin dan tidak akan bangkit untuk selama-lamanya.
Hal serupa juga yang akan menginspirasi pasukan Romawi hingga mereka mengerahkan seluruh kekuatan mereka dengan melibatkan 80 bendera yang masing-masing bendera terdiri dari 12.000 pasukan terlatih. Jumlah yang sangat luar biasa besarnya ini (960.000 personil hingga mendekati satu juta orang) adalah untuk yang pertama kalinya terjadi di akhir zaman. Kehebatan dan kedahsyatan pasukan Romawi ini sempat menggentarkan kaum muslimin yang belum pernah terjadi dalam peperangan sebelumnya. Saking dahsyatnya kekuatan pasukan Romawi ini, sehingga Rasulullah Saw. menggambarkan bahwa pada peristiwa itu akan banyak terjadi kegoncangan (kemurtadan) pada kaum muslimin. Bagaimana tidak, mereka akan menghadapi 960.000 pasukan terbaik Romawi dengan persenjataan lengkap dan persiapan yang matang? Bahkan nubuwat beliau juga menyebutkan di tiga hari pertama peperangan sudah sepertiga umat Islam yang gugur sebagai syuhada, sementara sepertiga lainnya lari meninggalkan medan perang. Kelompok inilah yang dinyatakan tidak akan diterima taubatnya (Allah tidak memberinya taufiq untuk bertaubat). Beliau Saw. menjelaskan,
“Dalam pertempuran itu akan terjadi kegoncangan yang sangat (keraguan hati). Kaum muslimin membentuk sebuah pasukan perintis berani mati yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hari hingga sore), sampai akhirnya datang malam menghentikan peperangan mereka. Kaum muslimin dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan.
Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata terbunuh di medan laga. Maka kaum muslimin kembali membentuk sebuah pasukan perintis berani mati, yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hari hingga sore), sampai akhirnya datangnya malam menghentikan peperangan mereka. Kaum muslimin dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan.
Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata terbunuh di medan. Kaum muslimin pun kembali membentuk sebuah pasukan perintis berani mati, yang tidak akan kembali kecuali setelah mendapat kemenangan. Terjadilah pertempuran dahsyat (dari pagi hari hingga sore), sampai akhirnya datang waktu malam menghentikan peperangan mereka. Kaum muslimin dan bangsa Romawi kembali ke kemah-kemah mereka, tanpa ada pihak yang meraih kemenangan.
Seluruh anggota pasukan berani mati umat Islam tersebut ternyata kembali terbunuh di medan laga. Maka pada hari ke-4, kaum muslimin yang tersisa maju ke kancah pertempuran dengan ganas, sehingga akhirnya Allah mengalahkan bangsa Romawi. Pasukan Romawi terbunuh dalam jumlah yang sangat banyak yang belum pernah dialami sebelumnya. Begitu banyaknya yang terbunuh, sehingga apabila ada burung yang melewati kawasan pertempuran mereka, maka burung itu akan mati sebelum meninggalkan mereka (akibat bau busuk bangkai yang bertebaran). Satu sama lain yang masih hidup pun menghitung jumlah keluarganya yang terbunuh di medan laga. Ternyata dari 100 orang saudara, hanya seorang saja yang masih bertahan hidup. Maka harta rampasan perang mana yang bisa mendatangkan kebahagiaan? Harta warisan mana lagi yang harus dibagikan?
Kemenangan di Tangan Umat Islam
Nubuwat Rasulullah Saw. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan bahwa peperangan yang amat dahsyat itu akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin. Kaum muslimin berhasil mengalahkan pasukan bangsa Romawi dengan kemenangan yang menakjubkan. Hal itu sebagaimana yang tersirat dalam nash berikut, “Maka terjadilah pertempuran antara kedua pasukan. Sepertiga pasukan Islam akan melarikan diri dari medan pertempuran, maka Allah tidak akan mengampuni mereka (memberi mereka taufiq untuk bertaubat) untuk selama-lamanya. Sepertiga pasukan Islam yang lain akan terbunuh, dan mereka adalah sebaik-baik orang yang mati syahid di sisi Allah. Sepertiga pasukan Islam lainnya akan memenangkan peperangan, tanpa mendapatkan fitnah (bencana atau kesesatan) sedikitpun selamanya.” [HR. Muslim]
Bagaimana Kemenangan itu Diperoleh?
Satu hal yang menakjubkan adalah, bagaimana—jalan ceritanya—hingga kaum muslimin akhirnya bisa memenangkan pertempuran melawan pasukan komando Romawi? Sebab, di samping nubuwat Rasulullah Saw. tentang besarnya jumlah pasukan Romawi yang hampir satu juta personil, pasukan Romawi Bani Ashfar yang dihadapi oleh kaum muslimin dalam al Malhamah al Kubra ini adalah pasukan yang sangat tangguh dan terampil. Mereka adalah para prajurit komando yang memiliki keunggulan dalam banya hal: strategi, fisik dan mental. Belum lagi jumlah personil, logistik, dan peralatan yang besar.
Tidak kita pungkiri bahwa kelompok umat Islam yang menghadapi pasukan besar Romawi dalam al Malhamah al Kubra jelas adalah orang-orang yang istimewa. Mereka adalah orang yang memiliki kualitas iman, akhlak, dan mental yang lebih unggul dari pasukan Romawi. Mereka adalah orang-orang yang berani mati demi membela kaum muslimin. Mereka adalah orang-orang yang hanya mengenal satu tekad, tidak pulang sebelum menggapai kemenangan. Dan terbukti dalam tiga hari pertama peperangan, seluruh barisan terdepan umat Islam gugur sebagai syuhada’. Bahkan perbandingan yang gugur dengan yang selamat adalah 99 : 1. Rasulullah Saw. juga bersaksi bahwa pada zaman itu mereka termasuk manusia terbaik di muka bumi ini dengan sabda beliau “yang merupakan penduduk bumi yang terbaik pada masa itu”. Beliau bersaksi bahwa mereka yang gugur adalah “para syuhada’ yang paling mulia di sisi Allah”. Beliau bersaksi bahwa pasukan terdepan yang mereka utus untuk memata-matai pergerakan Dajjal adalah ‘Mereka pada waktu itu adalah sebaik-baik prajurit berkuda di muka bumi”.
Sumber: Fatiah al-Adani, Abu. Negeri-Negeri Akhir Zaman. 2013. Jawa Tengah: Granada Mediatama. (dr/fsrmm)

No comments: