Mantan Intel CIA: Saddam Hussein Seharusnya Tidak Digulingkan

Dalam bukunya yang terbaru: “Debriefing the President: The Interrogation of Saddam Hussein,” John Nixon—mantan intelijen dan analis CIA—menyebut Saddam Hussein seharusnya tak digulingkan.

Nixon yang menginterogasi Saddam Hussein, mengklaim bahwa AS telah membuat kesimpulan yang salah tentang peran Saddam Hussein dalam perang Irak.

“Saddam bisa lebih berguna untuk memberikan stabilitas di Irak dan mengekang gerakan ekstrimis, jika ia dibiarkan berkuasa atau tetap hidup setelah ditangkap untuk masa transisi,” ujar Nixon sebagaimana disitat dari Daily Sabah.

Pernyataan tersebut ia utarakan secara gamblang dalam bukunya tersebut, yang akan dirilis pada 30 Desember mendatang—bertepatan dengan hari dimana Saddam Hussein dieksekusi mati.

Kutipan dari buku Nixon itu sendiri, telah diterbitkan di majalah Time berbasis AS dan surat kabar Inggris Daily Mail selama akhir pecan ini.

Dalam bukunya itu, Nixon berpendapat bahwa pemerintah Amerika dan Bush menghasilkan konklusi yang ketika menangkap Saddam. AS berpikir pemberontakan Sunni-Baath Irak dan penggulingan rezim Saddam serta rezim Baath akan membawa perdamaian bagi Irak.

“Ketika saya menginterogasi Saddam Hussein, dia mengatakan kepada saya:” Anda akan gagal. Anda akan menghadapi fakta bahwa tidak mudah untuk mengatur Irak.. ‘

Saat saya bertanya mengapa Saddam berkata seperti itu, ia menjawab: “Anda akan gagal di Irak karena Anda tidak tahu bahasa, sejarah, dan Anda tidak mengerti pikiran Arab,” tulis Nixon.

Sebelum diinvasi AS, Saddam mampu menjaga kedamaian Irak. Namun kini Negara itu hancur oleh konflik sektarian

Sebagai bukti kegagalan invasi AS, perkiraan tertinggi menyebutkan korban tewas di Irak sejak invasi lebih dari satu juta orang. Fasilitas negara telah berulang kali hancur oleh pemberontakan terhadap pasukan AS dan pemerintah Irak yang didominasi Syiah, selain sektarian dan etnis konflik.

Kritik terhadap invasi itu menyebutkan bahwa jumlah korban tewas bisa saja jauh lebih kecil jika Irak tetap berada di bawah pemerintahan Saddam.

No comments: