Legenda Sriwijaya Pasemah, berdasarkan manuskrip Ahmad Ghozali ?

Ahmad Ghozali Mengkerin, merupakan penulis angkatan Balai Pustaka, salah satu karya tulisnya yang terkenal adalah Syair Si Pahit Lidah.
Berkenaan sejarah Sriwijaya, Ahmad Ghozali memiliki pendapat tersendiri, yang bersumber dari satu manuskrip yang disimpan oleh keluarganya. Dokumentasi pribadi ini, diberinya judul “Ringkasan Sedjarah Seriwidjaja Pasemah”.

Ringkasan Sedjarah Seriwidjaja Pasemah
Pada tahun 101 Saka (bertepatan tahun 179 Masehi), berlabuhlah 7 (tujuh) bahtera (jung) di Pulau Seguntang. Pulau Seguntang adalah Bukit Siguntang yang sekarang, dengan ketinggian 27 meter di atas permukaan laut, di dalam Kota Palembang.
Adapun Angkatan Bahtera tersebut dipimpin oleh Yang Mulia Seri Mapuli Dewa Atung Bungsu, putra mahkota Kerajaan Rau (Rao) di India. Tujuan perjalanan adalah menyelidiki pulau-pulau di Nusantara, sekaligus mencari Panglima Angkatan Laut Kerajaan Rau bernama Seri Nuruddin, yang menghilang ketika melakukan perjalanan ke Nusantara, pada 70 tahun yang lalu.
Di Bukit Siguntang, Atung Bungsu menemukan satu bumbung berisi lempengan emas bersurat. Isi Lempengan emas bersurat ini, menceritakan keadaan Seri Nuruddin yang mengalami kerusakan pada segala perlengkapannya, yang berakibat dirinya tidak bisa pulang.
Setelah penemuan surat pertama, Atung Bungsu menemukan surat yang kedua, yang ditulis oleh Anak Buah Kapal Seri Nuruddin, yang menceritakan telah wafatnya Yang Mulia Seri Nuruddin di Muara Lematang.
Singkat cerita, Atung Bungsu memutuskan untuk menetap sementara di Bukit Seguntang, sambil mencari wilayah mana yang paling tepat untuk mendirikan pemukiman.
Setelah lama mencari, rombongan Atung Bungsu akhirnya memilih daerah disekitar Sungai Besemah. Di daerah ini, Atung Bungsu kemudian membuat dusun-dusun, dan memberi sebutan bagi wilayahnya sebagai “Sumbay Paku Jagat Seriwijaya”
kushan1
Rau adalah Kushans
Bila kita membuka lembaran sejarah, sekitar tahun 80M-200M, di India terdapat Kerajaan yang terkemuka yang bernama Kushans. Kuat dugaan Kerajaan Kushans indentik dengan Kerajaan Rau, yang menjadi tempat asal dari Atung Bungsu.
Pendapat ini setidaknya didukung 3 (tiga) alasan, yaitu :
– Penguasa Kushans memiliki kepercayaan yang sama dengan Penguasa Sriwijaya Awal, yaitu penganut agama Buddha Mahayana.
– Penguasa Kushans, pada masa 80M-200M merupakan keturunan Kaisar Liu Pang (Dinasti Han). Dan apabila kita perhatikan anak cucu Atung Bungsu, di daerah tanah Basemah (Pasemah), seperti di Pagar Alam, Empat Lawang dan Lahat, memiliki perawakan mirip Bangsa Tionghoa (China).
– Penguasa Kushans memiliki kekerabatan dengan anak keturunan dari Wema Kadphises, yang silsilahnya menyambung kepada Cyrus II ‘The Great’ of Persia atau Zulqarnain. Dan sudah sama dipahami, nama “Zulqarnain” sering kali disebut-sebut sebagai salah seorang leluhur Masyarakat Melayu

WaLlahu a’lamu bishshawab

Catatan Penambahan :
1. Pemukiman di wilayah Besemah yang didirikan Atung Bungsu, diperkirakan menjadi cikal bakal Kerajaan Swarnabhumi, sebagaimana dikisahkan dalam naskah Sunda Kuno, “Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa”

No comments: