Cerita Makam Dua Sahabat Nabi di Quanzhou

Laksamana Cheng Ho
Laksamana Cheng Ho
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Sulton Fatoni, membagikan ceritanya saat menelusuri jejak Islam di Cina. Terutama, atas dua lokasi di kota Quanzhou, yaitu makan dua sahabat Rasulullah SAW dan Masjid Qinjing.

"Almarhum Gus Dur pernah datang ke kota ini. Konon Gus Dur masih keturunan Tan Kiem Han alias Syeikh Abdul Qadir dari Hokkian," kata Sulton kepada Republika.co.id, Sabtu (28/4).

Hokkian sendiri merupakan tempat bagi komunitas Muslim di Provinsi Fujian. Meski begitu, Syeikh Abdul Qodir memang dimakamkan di komplek pemakaman Syeikh Jumadil Kubro di Trowulan, Mojokerto, Indonesia.

Sulton mengaku tertarik dengan dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang ada di Quanzhou tersebut. Laksamana Cheng Ho jadi yang pertama kali menemukan makam itu, membangunnya tahun 1322 M. Arkeolog Cina pun sempat menemukan catatan menarik.

Pasalnya, mereka menemukan kalau kedatangan dua sahabat Nabi itu sejak datang ke Quanzhou hingga wafat masih di zaman kehidupan Rasulullah SAW. Sangat disayangkan, tidak banyak yang mengetahui identitas dua sahabat Rasul itu.

"Berbeda dengan sahabat Sa'ad bin Waqash yang makamnya terindikasi di Kota Quanzhou, kedua sahabat ini tidak diketahui namanya," ujar Sulton.

Bersama Sulton, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang mendapat hadiah kitab dari Imam Masjid Qinjing atau Ashab, menemukan teks tentang sahabat. Dari catatan, diperkirakan konstruksi sejarah bermula dari tekanan kaum Quraisy.

Hal itu diperkirakan memaksa Rasulullah SAW menginstruksikan eksodus dari Makkah, bagi orang Islam yang tidak kuat tekanan. Rasul dan sebagian besar pengikut pergi ke Yatsrib (Madinah). Ada pula yang ke Ethiopia seperti Ja'far bin Abi Thalib.

"Dan, dua sahabat Rasulullah yang makamnya ditemukan di Quanzhou tersebut tertulis wafatnya tahun 622 M, kira-kira 10 tahun sebelum Rasulullah wafat," kata Sulton.

Meski tidak banyak informasi, makam dua sahabat ini tampak terawat rapi, berada di dataran tinggi dengan pepohonan, rerumputan dan akses jalan serta bangunan yang tertata baik. Renovasi pun tampak dilakukan di berbagai lokasi.

Namun demikian, renovasi memang tidak semegah kompleks makam Laksamana Cheng Ho. Salah seorang teman, Li Ji Bin, sempat mengatakan kalau pembangunan situs bersejarah di makam dua sahabat ini sudah ditangani pemerintah Cina.

"Ditindaklanjuti pemerintah Cina dengan mendaftarkannya ke PBB sebagai peninggalan kebudayaan dunia," ujar Sulton.

No comments: