Kaum “Radikal” dan “Muslim Fanatik” Itu Musuh Kaum Penjajah

Para pejuang kemerdekaan Indonesia oleh penjajah mereka dicap dengan sebutan “RADIKAL”. Karena mereka berani melawan penjajahan. Tak seperti golongan lain yang “santun”, manut, dan nrimo bahkan mau bekerjasama dengan kolonial.
Tapi kaum “RADIKAL” inilah adalah PAHLAWAN bangsa Indonesia yang mengusir penjajah dari tanah air tercinta.
Begitu juga saat mempertahankan Kemerdekaan Indonesia yang hendak dijajah kembali oleh Belanda. Mereka yang MELAWAN dengan kekuatan seadanya namun YAKIN dengan PERTOLONGAN ALLAH, oleh kaum Penjajah kelompok ini dicap “MUSLIM FANATIK”.

Perlawanan dan pertempuran heroik di Surabaya 10 November 1945 melawan tentara sekutu yang dilakukan rakyat Indonesia yang digerakkan parai Kyai, Santri dengan semangat Jihad Fii Sabilillah dan pekikan TAKBIR mengusir penjajah, namun pihak barat mencap sebagai “Muslim Fanatics”. Demikianlah judul headline yang ditulis koran Amerika, The New York Times, edisi 20 November 1945: “MOSLEM FANATICS FIGHT IN SURABAYA”.
Ternyata kebiasaan mencap “RADIKAL”, “FANATIK”, merupakan kebiasaan kaum penjajah.
Jadi kalau era sekarang ini ada yang suka mencap “RADIKAL” / “FANATIK”, dia bermental penjajah. Atau bisa jadi dia antek penjajah, yang ingin negeri ini kembali dikuasai asing aseng. (kl/pi)

No comments: