Tanjung Pura (Majapahit), bukan Kerajaan Tanjung Pura (Kalimantan) ?

Sebagai bukti Kebesaran Majapahit, Pemerhati Sejarah sering kali mencontohkan, pengaruh kekuasaan Majapahit atas wilayah Tanjung Pura di Kalimantan.
Namun anehnya, bersumber kepada sejarah lokal Tanjung Pura (Kalimantan), Majapahit baru mampu menguasai wilayah tersebut sekitar tahun 1385 M, dan berlangsung tidak lama seiring semakin bersinarnya Kerajaan Demak.

Tanjung Pura dalam Sejarah Melayu
Dalam Sejarah Melayu dikisahkan, ketika rombongan Sang Suparba mau menuju Tanjung Pura, selepas kuala Palembang mereka berbelok ke arah Selatan. Seandainya Tanjung Pura [asal daerah Cakradhara, suami Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi (memerintah Majapahit, 1328-1351)] berada di Kalimantan, tentu Sang Sapurba akan terus ke timur, bukan malah belok ke arah Selatan.
Dengan demikian, Tanjung Pura (Kalimantan) yang tertera dalam Sumpah Palapa Patih Gajah Mada, pada era Hayam Wuruk (memerintah Majapahit, 1350-1389), bukanlah Tanjung Pura, tempat Cakradhara dilahirkan. Dikarenakan sampai tahun 1350, wilayah Tanjung Pura (Kalimantan) masih merupakan kerajaan yang merdeka.
Apabila kita selusuri Sejarah Majaphit, selepas pemerintahan Raden Wijaya dan Prabu Jayanagara, kendali kekuasaan pemerintahan Majapahit dipegang oleh anak keturunan Cakradhara (Kertawardhana) yang berasal dari Tanjung Pura. Namun yang mengherankan sosok Cakradhara tidak ditemukan dalam hikayat lokal Tanjung Pura (Kalimantan).
Selain Cakradhara, sosok penting lainnya isteri Rajasawardhana yakni Bhre Tanjung Pura Manggalawardhani dyah Suragharini, tidak juga ada dalam cerita tutur masyarakat Tanjung Pura (Kalimantan).
Dari fakta sejarah di atas, bisa disimpulkan Tanjung Pura yang merupakan “kampung” Cakradhara, ayahanda Prabu Hayam Wuruk tidak berada di Kalimantan. Dengan berpedoman kepada rute perjalanan Sang Suparba di dalam Sejarah Melayu, lokasi Tanjung Pura kemungkinan berada di sekitar Selat Sunda
(Sambungan… [Teori] Asal Melayu Betawi dari Bukit Siguntang Palembang ?).
Referensi :
1. Pasak Negeri Kapuas
2. Sulalatus Salatin (wikipedia.org)
3. Sejarah Melayu, terbitan dari Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan penambahan :
1. Di dalam Sejarah Melayu, perjalanan Sang Suparba ke Tanjung Pura dikisahkan sebagai berikut :
“Setelah keluar dari kuala Palembang, lalu berlayar menuju Selatan enam hari enam malam, jatuh ke Tanjung Pura. Maka raja Tanjung Purapun keluar me-ngalu-alukan baginda dengan serba kebesaran dan kemuliaan.. ” (bait 2.18)
2. Berdasarkan silsilah Tabanan, Cakradhara adalah anak dari Adwaya Brahman Shri Tinuheng Pura, sedangkan ibunya bernama Dara Jingga putri Kerajaan Dharmasraya, yang juga kakak kandung Dara Petak istri Raden Wijaya.
Jalinan kekerabatan antara Adwaya Brahman, dengan Sang Suparba, bisa dilihat pada perkawinan dari anak-anak mereka :
a. Raden Cakradhara (putra Adwaya Brahman), menikah dengan putri Cendera Dewi anak Sang Suparba. Raden Cakradhara kelak akan diangkat menjadi Batara Majapahit, memerintah bersama istrinya yang lain, bernama Ratu Tribhuwana Tunggadewi, puteri Raden Wijaya.
b. Raden Adityawarman atau Pangeran Arya Damar atau Diwe Gumay (putra Adwaya Brahman), menikah dengan anak angkat Sang Suparba, yang bernama Putri Junjung Buih (Ciu Chen), dan menjadi Penguasa di Keratuan Bukit Siguntang Palembang.
c. Putri Tanjung Pura (putri Adwaya Brahman), menjadi istri Sang Maniaka (Sang Mutiara) anak Sang Suparba. Di kemudian hari, Sang Maniaka akan menggantikan kedudukan mertuanya sebagai Raja Tanjung Pura.
Anak Adwaya Brahman yang lainnya adalah : Arya Kenceng, Arya Kuta Wandira, Arya Sentong dan Arya Belog (Arya Tan Wikan)

3. Dalam Sejarah Melayu, Cakradhara diceritakan bukan kerabat Kerajaan Tanjung Pura. Kehadiran Cakradhara di Tanjung Pura adalah sebagai tamu negara, untuk bertemu dengan raja dari Bukit Siguntang.
Adapun Ratu Majapahit yang menikah dengan anak raja Tanjung Pura adalah Ratu Suhita (Tuan Putri Wi Kusuma), dan kelak dari perkawinan tersebut melahirkan Radin Galuh Chandra Kirana, yang dikemudian hari menjadi permaisuri Sultan Mansyur Syah (Malaka).

No comments: