[Misteri Segitiga Matematis] Masjid Muara Ogan – Bukit Siguntang – Masjid Agung Palembang ?

Dengan menggunakan Google Maps, akan ditemukan jarak antara Masjid Muara Ogan (1 Ulu Palembang) ke Masjid Agung Palembang, akan sama dengan jarak antara Masjid Muara Ogan ke Bukit Siguntang.
Dan apabila diambil titik tengah antara Masjid Agung dengan Bukit Siguntang, berdasarkan kepada segitiga sama kaki yang terbentuk, akan ditemukan lokasi Masjid Al-Maghfiroh 30 ilir Palembang.

Kiai Marogan ahli dalam perhitungan rumit
Pendiri Masjid Muara Ogan adalah salah seorang ulama terkemukan Kota Palembang, yakni Kiai Marogan (Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud). Di namai Muara Ogan dikarenakan posisi masjid ini berada di muara sungai ogan, salah satu percabangan Sungai Musi.
Masjid Muara Ogan yang posisinya memiliki jarak yang sama, saat diukur dari Masjid Agung dan Bukit Siguntang, disinyalir bukan satu kebetulan. Kiai Marogan selain dikenal ahli di bidang ilmu Fiqih, ia juga sangat mengerti perhitungan-perhitungan rumit matematis dalam ilmu Falaq (ilmu peredaran benda alam). Dan dimasa hidupnya, beliau sempat membuat jadwal waktu shalat berdasarkan ilmu falaq yang dikuasainya (sumber : kyaimarogan).
Dalam buku karya Martin van Bruinessen, yang berjudul “Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat”, Kiai Marogan dikategorikan sebagai salah seorang guru tarekat Sammaniyah. Ajaran tarekat ini dibawa Syekh Abdul ash-Shomad al-Palimbani murid pendiri tarekat Sammaniyah, yaitu Syekh Muhammad Abdul Karim Samman (sumber : sumeks.co.id).
Kiai Muara Ogan dilahirkan pada tahun 1811 M, ia mempelajari tarekat Sammaniyah dari Syekh Kiagus Muhammad Zain, yang merupakan murid dari Syekh Abdul ash-Shomad Palimbani (sumber : ).
Di kota Palembang Kiai Marogan meninggalkan wakaf 2 bangunan masjid yakni Masjid jami’ Muara Ogan dan Masjid Lawang Kidul, untuk sarana ibadah bagi kaum muslimin (sumber : palembang-tourism.com).
Selain itu, Kiai Marogan juga tercatat meninggalkan wakaf produktif, berupa 3 buah bangunan untuk pemondokan jamaah haji di kota suci Mekkah (Saudi Arabia). Pada setiap tahunnya, hasil sewa pemondokan tersebut oleh nadzir (pengelola) dibagikan kepada mauquf ‘alaih (penerima wakaf) yang telah ditetapkan oleh Kiai Marogan.

WaLlahu a’lamu bishshawab

Catatan Penambahan :
1. Kiai Marogan, terhitung sebagai zuriat Sunan Giri, salah seorang walisongo di Indonesia, berikut silsilahnya :
Masagus Haji Abdul Hamid (Kiyai Marogan) bin
Mgs. Haji Mahmud Kanang bin
Masagus Taruddin bin
Masagus Komaruddin bin
Pangeran Wiro Kesumo Sukarjo bin
Pangeran Suryo Wikramo Kerik bin
Pangeran Suryo Wikramo Subakti bin
Sultan Abdurrahman bin
Pangeran Sedo Ing Pasarean bin
Tumenggung Manco Negaro bin
Pangeran Adipati Sumedang bin
Pangeran Wiro Kesumo bin
Sayyid Muhammad ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri)

Sumber : tauhidsamaniah

No comments: