Dinasti Tang, Kekaisaran Muslim China (618-907), dalam catatan Abu Dulaf Al-Muhalhil di tahun 940 Masehi ?

Pada tahun 940 M, Abu Dulaf Al-Muhalhil dari Bukhara, sempat singgah di negeri Kedah dan membari catatan hasil pengamatannya :
 

Terjemahan :
“Ketika saya tiba di Kedah, saya menemukan tempat yang indah, dikelilingi oleh tembok bentengnya, taman bunga dan aliran mata air dari bumi. Saya melihat tambang timah, yang tidak ada bandingannya dengan yang lain di dunia ini.
Di kota saya melihat para pembuat pedang “Qala’i”, yaitu sejenis pedang asli India … seperti di China, ada orang-orang yang makan daging tanpa pembantaian (disembelih).
Orang-orang memiliki sistem hukum, termasuk penggunaan penjara dan sistem denda sebagai bentuk hukuman.
Mereka makan gandum, kurma, sayuran yang ditimbang sebelum dijual dan roti yang dijual dalam tumpukan. Mereka tidak memiliki pemandian Turki (hamam), tapi mandi di sungai yang mengalir cepat.
Mata uang mereka adalah dirham perak … disebut ‘fahri’. Mereka memakai kain sutra yang sangat mahal seperti orang-orang di China ..
Raja Kedah membayar upeti ke China, dan menyebutkan nama Maharaja China dalam Khotbah Jumat mereka dan Raja Kedah mengikuti Maharaja dalam (mazhab) ibadah-nya… ” ( Paul Wheatley, 1961: 217).

Kesimpulan :
1. Di tahun 940 M, Kedah adalah negeri Muslim yang merupakan bagian dari Kekaisaran China. Kehadiran penduduk China Muslim di Kedah terkait dengan peristiwa tahun 877 M, dimana pedagang Arab dan Iran diserang dan dibunuh oleh pemberontak yang berperang melawan pemerintah Dinasti Tang China.
Keberadaan mereka yang telah tinggal selama 200 tahun di Kanton dibantai, diperkirakan jumlah yang terbunuh adalah antara 120.000 sampai 200.000 orang (Naguib Al-Attas, 1969: 11). Sejumlah besar pedagang Muslim dan keluarga mereka kemudian mencari perlindungan di Kedah (sumber : Sri wijaya negeri Islam, Islam in Kedah).
2. Di masa Dinasti Tang (618-907), Kedah telah menjadi Kesultanan Islam, yang diawali pada masa Sultan Alirah Shah (Sultan Perlak Kedah, 804-840), kemudian dilanjutkan oleh anak-anaknya, yaitu Sultan Alaidin Maulana Abdul Aziz Shah (Sultan Perlak, 840-864) dan Sultan Hussain Shah Alirah (Sultan Kedah Islam, 840-881)
3. Abu Dulaf Al-Muhalhil dalam catatan perjalanannya menginformasikan bahwa telah ada Maharaja China yang memeluk Islam.
Sosok Maharaja China yang telah menjadi mualaf, terkait dengan Legenda Merong Mahawangsa, yakni bernama Li Shimin (Kaisar Dinasti Tang, 626-649) yang menjadi Muslim atas upaya dakwah sahabat Rasulullah, Saad bin Abi Waqqas (sumber : wikipedia.org).
4. Kehadiran Islam pada periode Dinasti Tang di China, bisa terlihat dari perintah Li Zhi (Kaisar Dinasti Tang, 649-683), untuk membangun Masjid Huaisheng di Kanton, yang merupakan masjid pertama di daratan Cina


WaLlahu a’lamu bishshawab

No comments: