Cara Negara-Negara Besar Jinakkan Negeri Muslim

 
Dalam mematahkan kekuatan dan kebangkitan Islam, negara-negara blok Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris, ternyata seringkai memanfaatkan Program Studi Ketimuran (Orientaisme) yang tersebar di berbagai perguruan tinggi terkenal, untuk menyusun strategi lumpuhkan kekuatan-kekuatan Islam yang kuat dan mengakar di negara yang jadi sasaran penjajahan mereka.
Wartawan Senior dan Budayawan M Djoko Yuwono, dengan mengolah dari berbagai literatur, antara lain buku karya Ru’yah Islamiyyah Lil Istisyraq, ditulis oleh Dr. Ahmad Abdul Hamid Ghurab, diterjemahin oleh A. M. Basalamah.
Melalui buku tersebut terungkap sebuah rekomendasi yang diajukan oleh Richard Michael, pakar inteijen AS, yang ditujukan kepada pemerintah AS maupun negara-negara sekutunya:
  1. Tinggalkan cara-cara yang frontal. Cukup usik saja para pemimpinnya.
  2. Ikuti langkah-langkah Sebagai Berikut:
a. Beri jabatan tinggi kepada seseorang di antara mereka yang memungkinkan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan aman, selain beri imbalan materi yang menggiurkan dan beri kemudahan kepadanya, keluarganya, bawahannya, dan pengikutnya;
b. Lakukan semaksimal mungkin kerja sama yang menguntungkan dengan seluruh wilayah/negara Arab penghasil minyak agar mereka dapat menjauhkan diri dari segala aktivitas yang berkaitan dengan kebangkitan Islam.
3. Dalam menangani para pemudanya, fokuskan kepada hal sebagai berikut:
a. Kuras kekuatan mereka yang masih membara dalam aktivitas ibadah, diatur oleh pemuka agama yang telah dirancang untuk kepentingan penguasa.
b. Perdalam dan peruncing khilafiyah dan furukiyah, besar-besarkan masalah ini dalam benak mereka.
c. Dorong kegiatan yang menyerang sunah nabawiyah dan taburkan benih keraguan terhadap sumber-sumber dasar ajaran Islam lainnya.
d. Simpang siurkan organisasi Islam, sebarkan benih permusuhan dan adu domba di antara mereka:
e. Arahkan minat pemuda-pemudi Islam untuk mendalami ajaran Islam. Khusus muslimatnya tetap beri kelonggaran menggunakan pakaian muslimah, tetapi secara bersamaan mereka diaktifkan dalam kegiatan jurnalistik dan budaya sejalan.
f. Sinambungkan lembaga pendidikan dengan berbagai jenjangnya hanya terbatas di dalam jemaah Islam; sempitkan dan batasi jumlahnya.(kl)
Penulis: Hendrajit, Redaktur Senior Aktual.

No comments: