Pegang Teguhlah Islam dan Jangan Sampai Terlepas

Nikah berbeda agama sungguh tidak diridhoi oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Karena itu, cepat atau lambat pasti akan menemui masalah serius


Pegang Teguhlah Islam dan Jangan Sampai Terlepas
Ilustrasi
AKU tumbuh dari keluarga sederhana, tetapi masa kecilku penuh dengan kebahagiaan. Orangtuaku selalu mendidikku untuk taat beribadah.  Tetapi, kala tamat SMA aku harus meninggalkan keluarga. Saat itulah aku mulai jarang dapat nasehat dan mulai sering tidak shalat.

Karena ingin cepat lulus, aku mencari teman yang kuanggap bisa memotivasiku rajin belajar. Saat itulah aku mulai berkenalan dengan mahasiswa yang menurutku cerdas. Aku menyukainya, hingga aku menikah dengannya, meski ia beda agama denganku.

Banyak teman sudah menasehatiku, tapi aku tidak pernah mempedulikannya. Semua itu kulakukan karena obsesi hidupku sendiri. Tetapi, dari sinilah awal kehancuran hidupku dimulai.

Aku dan Anakku Diajak Pindah Agama

Di saat keadaan ekonomi rumah tangga sudah baik dan aku sangat mempercayai suami, di situ pula rumah tangga kami mulai diuji. Diam-diam suami mulai menarikku masuk agamanya.

Ia mengajakku mengikuti arisan sukunya, jalan-jalan ke Pura, mengajariku membuat sesajen setiap Bulan Mati dan Bulan Purnama.

Hati saya makin terkoyak tatkala anakku diajak sembangyang ke Pura. Bahkan bapaknya selalu memaksa anakku memakan daging haram, yakni daging Babi.

    Baca: Ahli Ibadah yang Murtad

Hari-hari selanjutnya ia lebih berani. Ia menyuruhku ikut agamanya atau pulang kampung bersama anak-anak. Sementara ia akan tetap tinggal bersama anak laki-lakiku. Kontan saja aku menolak.

Aku ibarat terkubur hidup-hidup.Suamiku hanya ingin aku meninggalkan Islam. Di sisi lain aku bingung. Keluarga sudah kutinggalkan dan shalat sering kulupakan. Apalagi baca al-Qur’an.

Betul-betul aku kehilangan kendali terutama ilmu agama.

Spirit imanku kian hari kian habis karena memang tidak pernah ditambah. Aku terbuai obsesi keduniaanku. Beruntung hati kecilku tak pernah berpaling dari Islam. Mungkin ini adalah hasil didikan orangtua dan doa mereka.

Aku selalu ingat satu pesan orangtua padaku, “Jaga agamamu, untuk apa punya harta jika agama dilepas.”

Nasehat itu seperti terpatri dalam sanubariku. Meskipun aku tergolong wanita yang penurut, tapi dalam memegang prinsip aku sangat keras. Mungkin itulah yang membuatku tidak terpengaruh oleh segala macam makar suami.

Rencana Allah

Di tengah-tengah menghadapi masalah rumit itu, Allah memberiku rezeki berupa kehamilan. Di sisi lain,  ada masalah baru, tiba-tiba teman dekatku cemburu. Ia menuduhku selingkuh dengan suaminya. Aku semakin kacau, galau dan bingung. Tapi mungkin itulah yang menggerakkan hatiku untuk mulai membuka al-Qur’an.

Akhirnya, muncullah niat untuk belajar tentang Islam dan aku mulai mencari orang-orang yang mengerti Islam. Sekarang betapa baru aku menyadari kalau ada niat yang tulus InsyaAllah akan diberi jalan oleh Allah.

Di saat kondisi saya labil dan sedang hamil, suamiku semakin berulah. Akhirnya aku mengambil keputusan untuk bercerai.Tapi itu bukan akhir dari segala masalah karena kami harus memperebutkan anak-anak yang tak bersalah terutama agamanya.

Tapi akhirnya Allah mengabulkan doaku.Anak laki-lakiku jadi muallaf dan pengadilan memutuskan semua anak di bawah pengasuhanku. Subhanallah Walhamdulillah Allahu Akbar!


Tapi masalahku juga belum selesai.  Datang lagi suamiku memasang strategi mengajak rujuk. Ia bahkan mengatakan mau masuk Islam. Tapi aku tidak mau percaya begitu saja dengan mengatakan aku akan menikah dengan laki-laki yang beragama Islam.

Karena ia tetap menolak dan tetap pada pendirian pada agamanya,  saya memutuskan hubungan dengannya dan mengakhiri kisah kelam dalam hidupku.

Kisah ini ingin kuceritakan pada kalian (khususnya yang belum menikah), jangan pernah memilih pasangan hidup yang tidak sekeyakinan!

Selain itu, nikah berbeda agama sungguh tidak diridhoi oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Karena itu, cepat atau lambat pasti akan menemui masalah serius, rumit dan berbelit-belit.

Yakinilah Islam ini sebagai satu-satunya jalan hidup dangan jangan pernah dilepas. Bacalah al-Qur’an dengan sepenuh hati, dirikan shalat dan jangan enggan menambah ilmu agama.

Terakhir, dukunglah gerakan dakwah Islamiyah di tanah air ini sebisa kita, karena boleh jadi, mereka yang tidak tersentuh dakwah ini akan mengalami nasib yang sama dengan sepenggal kisah kelam dalam hidupku.*/diceritakan Habzah, diambil dari Majalah MULIA

No comments: