Jejak Peninggalan Islam di Budapest

Pasukan Ottoman dalam peperangan Varna, Bulgaria.
Pasukan Ottoman dalam peperangan Varna, Bulgaria.
Era keemasan Islam di wilayah ini pun telah berakhir seiring bubarnya Utsmaniyah.

Menilik dari sejarahnya, sebenarnya ada jejak Islam di sana, ketika Hungaria masuk dalam wilayah kekuasaan kekaisaran Ottoman yang berkuasa pada sekitar 1522. Sekitar 150 tahun setelah itu, wilayah ini berhasil direbut oleh kerajaan Austria. Era keemasan Islam di wilayah ini pun telah berakhir.


Jejak peninggalan Islam di Budapest pun tinggal segelintir. Salah satunya adalah Makam Gul Baba, panglima perang dari Turki pada abad pertengahan yang gugur dalam pertempuran di Budim, bagian Budapest di sebelah barat.


Dulu, Budim yang awalnya hanya sebuah kota kecil berubah menjadi pusat kota yang sangat penting. Paling tidak, ada enam puluh masjid di sana yang dilengkapi dengan perpustakaan dan pemandian ala Turki. Beberapa di antaranya bertahan hingga sekarang dan dijadikan monumen.


Setelah peristiwa pengepungan Turki di Wina yang berlangsung pada 1683, butuh tiga tahun bagi tentara Austria untuk merebut kembali Budim. Penduduk Muslim yang mendiami tempat itu diusir atau disuruh berganti agama menjadi Katolik.


Hingga pada abad ke-19, Hungaria kembali banyak didatangi kaum Muslim, khususnya umat Muslim dari Bosnia yang menjalankan tugas kemiliterannya. Kaum Muslim ini akhirnya membuat sebuah komunitas di sana.


Umat Muslim yang masih punya hubungan dengan umat Muslim Bosnia ini tergabung dalam The Hungarian Islamic Community. Mereka juga punya masjid sebagai pusat ibadah, tapi tidak menggunakan kata "gereja" dalam nama masjid tersebut.


Ketua komunitas tersebut, Zoltan Bolek, memperlihatkan masjid tersebut. Berbeda dengan masjid gereja Islam, masjid di sini telihat sangat sederhana dan tua.


Sepanjang lorong menuju ke ruang utama dipenuhi dengan foto-foto. Ketika tiba di ruang utama, disediakan ruangan khusus bagi imam pertama yang memimpin masjid ini, seorang perwira militer Bosnia.


Bolek merasa nyaman tinggal sebagai Muslim di Budapest. "Warga Hungaria adalah masyarakat yang toleran," ujarnya. n ed: anjar fahmiarto

No comments: