Hafshah, istri Rasulullah pernah menambah lipatan alas tidurnya, kemudian Rasulullah bersabda, "Kembalikan alas itu seperti biasanya saja. Sungguh, karena terlalu nyaman, ia telah menghalangi dari shalat malam."
UMUMNYA, tempat tidur itu terbuat dari bahan yang halus, lembut, empuk, dan nyaman. Agar enak saat dipakai merebahkan badan.

Namun tidak dengan Rasulullah ﷺ. Aisyah pernah ditanya, “Bagaimana alas tidur yang biasa dipakai Rasulullah ﷺ di rumahmu?” Aisyah menjawab, “Alas tidur itu terbuat dari kulit hewan yang diisi dengan sabut  pelepah daun kurma.”

Hafshah, istri Rasulullah ﷺ yang lain juga pernah ditanya, “Bagaimana alas tidur yang dipakai Rasulullah ﷺ di rumahmu?” Ia menjawab, “Alas tidurnya berupa selembar kain dari bulu hewan yang kami lipat jadi dua. Kemudian beliau tidur di atasnya. Hingga pada suatu malam aku berfikir untuk menambah lipatannya menjadi empat lipatan agar lebih nyaman bagi beliau. Kemudian aku tambahkan kain hingga menjadi empat lipatan.”

Keesokan harinya beliau bertanya, “Alas tidur apa yang disediakan tadi malam?”. Aku menjawab, “Alas tidur yang biasa engkau pakai ya Rasulullah. Hanya saja kami tambahkan hingga menjadi empat lipatan. Kami pikir yang demikian itu lebih nyaman bagimu.” Beliau bersabda, “Kembalikan alas itu seperti biasanya saja. Sungguh, karena terlalu nyaman, ia telah menghalangi dari shalat malam.”

Cerita di atas ada di dalam kitab Imam Tirmidzi yang disyarah  oleh Syaikh  Abdurazaq bin Abdul Muchsin Al-Badr. Kitab ini berjudul Syarah Syamail.

Menurut Abdurazak, dalam  sanad hadis di atas terdapat Abdullah bin Maimun. Selain itu, hadis ini matruk, berderajat  sangat dhaif. Kecuali jawaban

Aisyah. Ia shahih karena ada hadits lain yang mendukungnya. Hadis itu diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmidzi yang artinya, “Aisyah berkata: “Alas tidur Rasulullah hanya terbuat dari kulit binatang yang diisi dengan serabut yang terbuat dari pelepah daun kurma.”*

No comments: