Satu-satunya Perempuan yang Pernah Memarahi Baginda Rasulullah

Satu-satunya Perempuan yang Pernah Memarahi Baginda Rasulullah
Saat ibunda Nabi SAW Ummu Aminah binti Wahab wafat dalam perjalanan pulangnya dari ziarah ke makam Abdullah, Ummu Aimanlah yang menggendong dan membawa pulang Nabi kemudian merawatnya bersama istri Abu Thalib. Foto ilustrasi/istimewa
Siapa mengira jika Nabi MuhammadShallallahu alaihi wa sallam pernah dimarahi oleh seorang perempuan? Dan siapakah sosok perempuan itu? Dialah Ummu Aiman, ibu asuh Beliau, yang nama aslinya Barakah binti Tsa'labah bin Amru bin Hishan bin Malik bin Salman bin Amru bin Nu'man al-Habsyiyah. 


Sebelum mengasuh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Barakah menjadi budak milik ‘Abdullah bin Abdul Muthalib, tidak lain ayah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Setelah menikah dengan Ubaid bin Harits, ia dikaruniai seorang anak bernama Aiman. Kemudian, masyarakat pun memanggilnya dengan Ummu Aiman dan nama itulah yang banyak dikenal hingga kini. Setelah berbai'at kepada Nabi SAW, Ummu Aiman pun menjadi salah satu dari shahabiyah Rasulullah, dan pernah ikut dalam perang Uhud dan Khaibar.


Ummu Aiman selalu menyertai Nabi Muhammad sejak belia. Bahkan, saat ibunda Nabi SAW Ummu Aminah binti Wahab wafat dalam perjalanan pulangnya dari ziarah ke makam ‘Abdullah, Ummu Aimanlah yang menggendong dan membawa pulang Nabi kemudian merawatnya bersama istri Abu Thalib. 
Dalam buku 'Mereka adalah Para Shahabiyat, Kisah-kisah Wanita Menakjubkan yang Belum Tertandingi Hingga Hari ini', karya Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Musthafa Abu An Nashr Asy SYalabi, diceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memuliakan Ummu Aiman ini, Rasulullah sering mengunjunginya dan memanggilnya dengan kata ,"Wahai ibu...". 

Tentang Ummu Aiman, Rasulullah pun pernah bersabda : "Ummu Aiman adalah termasuk ahli baitku." Beliau juga bersabda : "Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibuku," (HR Al-Hakim)

Ketika Muhammad resmi diangkat menjadi Nabi, Ummu Aiman pun langsung menyatakan iman dan Islamnya. Sayangnya, sang suami enggan beriman. Demi keimanannya, Ummu Aiman pun bercerai. Lepas itu, Ummu Aiman menikah dengan Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah SAW. Maka, dari pernikahan ini lahirlah sosok Usamah bin Zaid yang gagah berani dan saleh.

Perjalanan hidup, kebersamaan, dan keimanan itulah yang membuat Ummu Aiman sangat mencintai Nabi. Pun, sebaliknya. Bahkan, saking cintanya, beliau pernah memarahi Nabi yang mulia. Hal ini kita ketahui sebagaimana riwayat yang disampaikan dari Anas bin Malik.

Hari itu, Nabi mengunjungi kediaman Ummu Aiman. Di rumah ibu asuhnya itu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam disuguhi minum. Tapi, beliau menolak. Tutur Anas, “Aku tidak tahu, apakah Nabi sedang puasa atau tidak menginginkan minuman itu?” Maka, pungkas Anas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini, “Ummu Aiman pun marah dan memaki Nabi.”

Di dalam syarh kitab Shahih Muslim, Imam an-Nawawi menjelaskan hadis ini dengan mengatakan, “Nabi menolak minuman itu karena puasa atau hal lainnya. Maka, Ummu Aiman pun marah-marah dan memaki beliau. Ia sangat menyayangi Nabi karena telah mengasuh dan merawatnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah bersabda, ‘Ummu Aiman adalah ibu keduaku.”

Saking sayangnya, Ummu Aiman pun menyukai segala sesuatu yang disenangi Rasulullah, dan bersedih terhadap sesuatu yang membuat Rasulullah bersedih. Bahkan, ketika Rasulullah wafat, beliau menyenandungkan syair yang memilukan.

Sampai-sampai sahabat Rasulullah Abu Bakar meminta Umar bin Khatthab pun menanyakan langsung ke Ummu Aiman tentang kesedihannya itu. "Apa yang membuat Anda menangis? Bukankah apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya?"

Ummu Aiman menjawab, "Bukanlah saya menangis karena tidak tahu apa yang di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya, hanya saja saya menangis karena telah terputusnya wahyu dari-Nya lagi". Jawaban Ummu Aiman membuat Abu Bakar dan Umar bin Khatthab menangis, sehingga mereka bertiga sama-sama menangis.

Sosok yang pernah memasang badan untuk membela Nabi Muhammad SAW dalam perang Uhud ini tergolong amat langka. Allah Ta'ala pun memuliakannya. Umurnya dipanjangkan dalam keberkahan dan wafat di zaman kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan. 

Ummu Aiman juga merupakan sosok perempuan muslimah yang rajin berpuasa, tahan lapar, berhijrah dengan berjalan yang diberi minum yang tidak diketahui asal-usulnya, minuman langsung dari langit sebagai penyembuh baginya.

Wallahu A'lam
(wid) Widaningsih

No comments: