Kuburan Busuk Abu Lahab: Begini Bengisnya Keluarga Si Gendut Ini kepada Nabi SAW

Kuburan Busuk Abu Lahab: Begini Bengisnya Keluarga Si Gendut Ini kepada Nabi SAW
Kuburan Abu Lahab/Foto/Ilustrasi/kanal Youtube Alman Mulyana
KUBURAN Abu Lahab sungguh tak terawat. Kendati demikian, tempat jasad musuh sekaligus paman Rasulullah SAW ini masih ada di puncak sebuah gunung. Kini, gunung itu bernama Jabal Abu Lahab . Di situ dulunya adalah kompleks perumahan milik keluarga besar Abu Lahab, tokoh Quraisy terpandang dan lumayan tajir.

Belum lama ini kanal YouTube Alman Mulyana menayangkan kuburan musuh Islam itu. Jabal Abu Lahab tidak jauh dari Masjidil Haram . Sekitar 3-4 km.

Alman Mulyana menceritakan, untuk mencapai kuburan Abu Lahab butuh tenaga ekstra karena mesti jalan kaki melalui gang-gang permukiman yang sunyi dengan jalan menanjak. Di situ banyak rumah tua tanpa penghuni alias kosong. "Serem," kata Alman Mulyana.

Permukiman ini dinamakan kampung Abu Lahab. Di sana tak tampak lalu lalang atau anak-anak yang sedang bermain laiknya sebuah permukiman.Di salah satu rumah bau bangkai menyeruak. "Serem banget di sini," tambah Alman. Dia pun batuk-batuk, seperti tersedak karena menahan bau yang menyengat. "Aura negatif ini," tuturnya. "Aduh, sampai berairan mata saya," tambahnya.

Di Jabal Abu Lahab ini juga dikubur istri Abu Lahab yang bernama Ummu Jamil binti Harb . Dialah sang pembawa kayu bakar di neraka ..

Sejarah mencatat pasangan Abu Lahab dan Ummu Jamil ini adalah pasangan yang serasi. Dua-duanya kompak dan sama-sama jahat. Inilah yang membuat Siti Khadijah kurang begitu setuju ketika dua putrinya dilamar Abu Lahab, untuk dinikahkan dengan dua putranya.

Besan Rasulullah SAW
Sekadar mengingatkan, dua putri Rasulullah SAW dan Khadijah Al-Kubra yakni Ummu Kultsum dan kakaknya Ruqayyah adalah menantu Abu Lahab.

Sebelum datang masa kenabian, Ruqayyah disunting Utbah, putra Abu Lahab bin Abdul Muththalib. Sementara Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah bin Abi Lahab, saudara Utbah.

Dr Bassam Muhammad Hamami dalam Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam, menceritakan kala itu, para tokoh pembesar keluarga Abdul Muththalib berdatangan ke rumah Rasulullah untuk dapat berbesan dengan putri paman mereka, Muhammad SAW.

Sesepuh mereka Abu Thalib pun datang mendekat kepada Rasulullah seraya berkata, "Wahai keponakanku, engkau telah menikahkan Zainab dengan Abu al-Ash ibn Rabi dan ia merupakan menantu terbaik, tetapi para sepupumu yang lain merasa engkau pun harus memberikan kepada mereka seperti yang telah engkau berikan terhadap lbnu Rabi'. Mereka juga tidak kalah mulia dan terhormat dari Ibnu Rabi'."

Rasulullah pun menjawab, "Engkau benar wahai pamanku."

Seperti kebiasaan Rasulullah dalam menikahkan para putrinya, beliau meminta izin kepada dua putrinya, Ruqayyah dan Ummu Kultsum, tentang pernikahan mereka dengan putra paman mereka Abdul 'Uzza, 'Utbah dan 'Utaibah putra Abu Lahab.

Kedua putri Rasulullah itu bukankah putri yang berani menentang perintah ayah mereka atau menimbulkan kesulitan bagi keluarga dan sanak familinya. Diam dan tenang adalah jawaban mereka.

Beberapa hari kemudian, pernikahan mereka pun berlangsung dengan tenang dan tentram. Ruqayyah dinikahi oleh Utbah ibn Abi Lahab sementara Ummu Kultsum dinikahi oleh saudaranya, Utaibah.

Pada awalnya, Sayyidah Khadijah, kurang berkenan dengan pernikahan itu. Soalnya, beliau membenci perilaku ibu Utbah, Ummu Jamil binti Harb. Istri Abu Lahab itu terkenal berperangai buruk dan jahat. Ia khawatir putrinya akan memperoleh sifat-sifat buruk dari ibu mertuanya itu.

Berbadam Gemuk
Abu Lahab yang oleh Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" digambarkan sebagai seorang laki-laki yang berbadan gemuk dan cepat naik darah itu menyala emosinya begitu mendengar dirinya dilaknat Allah melalui Al-Qur’an Surat Al-Lahab 1-5.

"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut."

Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil, berang. Mereka meminta kedua putranya agar menceraikan putri-putri Rasulullah SAW. “Haram jika kalian berdua tidak menceraikan kedua putri Muhammad!” Ummu Jamil mengancam. “Kepalaku haram terhadap kepala kalian jika kalian tidak menceraikan kedua putri Muhammad,” tegasnya.

Abu Lahab juga berkata kepada anaknya, "Hubungan kita terputus jika kau tidak menceraikan anak perempuan Muhammad!"

Mendapat instruksi demikian, keduanya langsung menceraikan Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Padahal pasangan ini belum sempat berbulan madu.

Utaibah ibn Abi Lahab tidak hanya menceraikan Ummu Kultsum, tetapi ia juga pergi menemui Rasulullah untuk merendahkan beliau di depan umum. Oleh karena itu, Rasulullah berdoa agar Allah menguasakan seekor anjing terhadap dirinya.

Beberapa waktu kemudian, Utaibah diterkam oleh seekor harimau di tengah beberapa orang kawannya yang sedang tidur di sekelilingnya.

Muhammad Husain Haekal dalam “Sejarah Hidup Muhammad” memaparkan tentang kebiadaban Umm Jamil. Ia, misalnya, melemparkan najis ke depan rumah Rasulullah. Tetapi dengan sabar Nabi Muhammad mengambil lalu membuangnya kotoran itu.

Dan pada waktu salat, Abu Jahal melemparinya dengan isi perut kambing yang sudah disembelih untuk sesajen kepada berhala-berhala. Ditanggungnya gangguan demikian itu dan ia pergi kepada Fatimah, puterinya, supaya mencucikan dan membersihkannya kembali.

Ditambah lagi, di samping semua itu, kaum Muslimin harus menerima kata-kata biadab dan keji ke mana saja mereka pergi.

Ibnu Ishaq mengatakan, "Aku mendengar bahwa Ummu Jamil, si wanita pembawa kayu bakar itu, saat mendengar ayat Al-Quran yang turun tentang dirinya dan suaminya, ia datangi Rasulullah yang sedang duduk di Masjidil Haram di dekat Ka’bah, bersama Abu Bakar ash-Shiddiq. Ummu Jamil datang dengan membawa segenggam batu. Ketika ia berdiri di dekat Rasulullah dan Abu Bakar, Allah membuatnya tidak bisa melihat Rasulullah hingga ia hanya melihat Abu Bakar.

Ia berkata: 'Wahai Abu Bakar, di manakah temanmu? Aku mendengar bahwa ia telah menghardikku. Demi Allah, jika menjumpainya, aku akan menyumpal mulutnya dengan batu ini. Demi Allah, aku adalah seorang penyair.' Lalu, ia pun melantunkan syair:

"Sejak kapan kami durhaka
Kami menolak perintahnya
Terhadap agamanya kami membenci."

Setelah itu, Ummu Jamil pergi dan Abu Bakar bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apakah ia tidak melihatmu?” Rasulullah menjawab: “Allah telah membuatnya sama sekali tidak bisa melihatku”.

Abu Lahab kerap menghasut orang-orang Makkah agar memusuhi Nabi dan para sahabat. Begitu pula istrinya, Ummu Jamil. Ia selalu berusaha mencelakai Rasulullah.

Kini sejarah mencatat pasangan ini menjadi contoh pasangan yang hina dina. Namanya diabadikan dalam Al-Quran sebagai penghuni neraka.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: