Cara Diplomat Muslim Iran Selamatkan Ribuan Yahudi dari Nazi
Ketika Nazi mulai menerapkan dekrit anti-Yahudi di Prancis yang berhasil diduduki, Sardari menjalankan misinya untuk melindungi sesama Iran di wilayah tersebut, terlepas dari agama mereka. Dia mencoba mengalahkan Jerman di permainan mereka sendiri.
Sardari sempat menulis di atas kop surat Konsulat Kekaisaran Iran. Dia mencoba meyakinkan pihak berwenang menurut "studi etnografi dan sejarah", anggota Yahudi di Persia dan Asia Tengah bukanlah orang Semit melainkan Arya, seperti orang Jerman sendiri. .
"Berdasarkan darah mereka, bahasa mereka, dan adat istiadat mereka, mereka berasimilasi dengan ras pribumi dan memiliki stok biologis yang sama dengan tetangganya, Persia dan Sartes (Uzbek)," tulis Sardari.
Nazi mengklasifikasikan non-Muslim Iran sebagai "nicht juedische Abstammung" (bukan keturunan Yahudi) atau "blutmassig nicht Juden" (bukan darah Yahudi). Orang Armenia, Kristen, dan Zoroastrian Iran termasuk dalam kategori pertama.
Adapun orang Iran lainnya yang agamanya didasarkan atau dipengaruhi ajaran Musa tetapi bukan "ras Yahudi" termasuk dalam kategori kedua. Hal itu disampaikan Fariborz Mokhtari dalam buku "In the Lion’s Shadow: The Iranian Schindler and his homeland in the Second World War."
"Ditambah dengan propaganda awal Nazi yang mengatakan bahwa Iran adalah ras Arya. Dia harus menemukan cara untuk mengalahkan mereka di permainan mereka sendiri," kata Mokhtari dilansir dari timesofisrael pada Sabtu (15/5).
"Sardari, dengan pendidikan hukumnya, pengalaman diplomatik dan kecerdasannya, dengan berani mengeksploitasi klasifikasi tersebut sejauh mungkin, sampai membuat marah orang-orang seperti Adolf Eichmann," kata Mokhtari.
Sumber: timesofisrael
No comments:
Post a Comment