Nasib Manusia Sudah Ditetapkan, Ada 4 Macam Penulisan Takdir

Nasib Manusia Sudah Ditetapkan, Ada 4 Macam Penulisan Takdir
Takdir seluruh makhluk telah tercatat di Lauh mahfuzh sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan bumi dan langit. Foto ilustrasi/dok Tarbawia
Nasib manusia sudah ditetapkan oleh Allah sebagai Zat pencipta alam semesta. Takdir Allah bukanlah pemaksaan, Allah lebih tahu urusan hamba-Nya yang layak mendapatkankebaikan dan yang tidak.

Ada 4 macam penulisan takdir yang perlu diketahui manusia sebagaimana diterangkan dalam ringkasan Hadis Arba'in An-Nawawi yang disyarah oleh Syekh Sholeh Alu Sayikh dan disusun Ustaz Abu Isa Abdulloh bin Salam.

Mari simak Hadis Nabi berikut:

Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: "Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (air mani), kemudian menjadi alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu Malaikat itu meniupkan ruh padanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada di antara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena takdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini merupakan pangkal dalam bab takdir, yaitu tatkala hadis tersebut menyebutkan bahwa takdir janin meliputi 4 hal: Rezekinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau celakanya.

Janin sebelum sempurna menjadi janin melalui 3 fase, yaitu: air mani, segumpal darah, kemudian segumpal daging. Masing-masing lamanya 40 hari. Janin sebelum berbentuk manusia sempurna juga mengalami 3 fase, yaitu:
1. Taswir, yaitu digambar dalam bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari.
2. Al-Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya.
3. Al-BarĂº, yaitu penyempurnaan. Allah berfirman dalam Surat Al-Hasyr: 24, mengisyaratkan ketiga proses tersebut.

Hubungan Ruh dengan Jasad
Ruh dengan jasad memiliki keterkaitan yang berbeda sesuai dengan keadaan dan waktunya dalam 4 bentuk hubungan:
1. Tatkala di rahim. Hubungan keduanya lemah. Kehidupan ketika itu dominasinya ada pada jasad.
2. Tatkala di alam dunia. Kehidupan ketika itu dominasinya ada pada jasad. Sementara hubungan keduanya sesuai dengan kebutuhan kehidupan jasad.
3. Tatkala di alam barzah. Kehidupan ketika itu dominasinya ada pada ruh.
4. Tatkala di alam akhirat. Kehidupan ketika itu sempurna pada keduanya. Pada masa inilah hubungan keduanya sangat kuat.

4 Macam Penulisan Takdir
Allah Ta'ala menuliskan takdir dalam 4 bentuk, yaitu:
1. Takdir Saabiq
Yaitu penulisan takdir bagi seluruh makhluk yang tercatat di Lauh mahfudz sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan bumi dan langit.
2. Takdir Umri
Yaitu penulisan takdir bagi janin ketika berusia 4 bulan.
3. Taqdir Sanawi
Yaitu penulisan takdir bagi seluruh makhluk setiap tahunnya pada malam Lailatul Qodr.
4. Takdir Yaumi
Yaitu penulisan terhadap setiap kejadian setiap harinya.

Keempat macam penulisan takdir tersebut memungkinkan terjadinya perubahan kecuali pada Takdir Sabiq. (Lihat firman Allah dalam Surat Ar-Ra'd Ayat 39).

Buah Iman kepada Takdir
Beriman kepada takdir Allah akan menghasilkan rasa takut yang mendalam akan nasib akhir hidupnya dan menumbuhkan semangat yang tinggi untuk beramal dan istiqomah dalam ketaatan demi mengharap husnul khatimah.

Beriman kepada takdir bukanlah alasan untuk bermaksiat dan bermalas-malasan. Hati orang-orang yang salih di antara 2 keadaan, yaitu khawatir tentang apa yang telah ditulis baginya atau khawatir tentang apa yang akan terjadi pada akhir hidupnya. Keadaan pertama hatinya para sabiqin dan keadaan kedua hatinya para Abrar.

Rahasia Husnul Khatimah dan Su'ul Khatimah
Termasuk di antara kesempurnaan Allah yaitu menciptakan hamba dengan berbagai macam keadaan. Di antara hamba-Nya ada yang husnul khatimah sebagai anugerah semata setelah mengisi lembaran hidupnya penuh dengan kejahatan. Dan di antara hamba-Nya ada yang Su'ul khatimah sebagai keadilan semata setelah mengisi lembaran hidupnya penuh dengan ketaatan.

Hamba pada jenis yang terakhir ini bisa jadi pada hakikatnya tersimpan dalam hatinya kejahatan yang kemudian muncul secara lahir pada akhir hayatnya. Karena dalam suatu riwayat Rasulullah menyatakan bahwa amalan baik tersebut sekadar yang tampak pada manusia.

Itu sebabnya umat muslim dianjurkan untuk istiqamah dalam beramal dan senantia berdoa agar dikaruniai Husnul Khatimah (akhir yang baik). Semoga kita termasuk orang-orang yang dirahmati Allah.

Wallahu A'lam
(rhs)
Rusman H Siregar

No comments: