Kunci Keberhasilan Mongol Taklukkan Peradaban Islam
Sejak 1205, pemimpin yang lahir dengan nama Temujin ini dapat mempersatukan suku-suku nomaden yang menghuni dataran tinggi Mongol. Menjelang tahun 1216, ekspansi bala tentaranya mulai bergerak ke arah barat, sekitar Jalur Sutra yang menghubungkan per niagaan Cina dengan Eropa.
Pada masa itu, seluruh Iran dan sebagian besar Asia Tengah dikuasai beberapa wangsa Muslim. Sejak 1194, Dinasti Khwarazmi menguasai wilayah tersebut setelah berhasil mengalahkan Dinasti Seljuk.
Sebelum 1200, hubungan antara para pemimpin (shah) Khwarazmi dan penguasa Mongol dapat dikatakan cukup baik. Keada an damai ini berakhir setelah Khwarazmi memiliki shah baru, Muhammad II.
Pada 1218, Genghis Khan mengirim sejumlah utusan ke suatu kota di wilayah Khwarazmi untuk menjalin hubungan dagang. Namun, gubernur setempat, sepertinya atas perintah Shah Muhammad II, mencurigai mereka sebagai mata-mata.
Para delegasi tersebut lantas ditangkap dan dihukum mati. Meskipun murka, raja Mongol itu sempat mengirim utusan lainnya untuk mendesak Shah Muhammad II agar menyerahkan si gubernur kepadanya sehingga dapat dieksekusi. Duta ini juga dibunuh pemimpin Khwarazmi tersebut.
Tidak ada pilihan bagi Genghis Khan selain kekerasan. Dia mengepung wilayah Khwarazmi secara berangsur-angsur. Sejak 1219, sekitar 150 ribu balatentara Mongol mencaplok sejumlah kota penting, seperti Bukhara, Samarkand, dan Urgrench yang tidak lain adalah ibu kota Khwarazmi.
Di daerah-daerah taklukannya, mereka berlaku sangat kejam. Penduduk sipil yang tak bersenjata menjadi sasaran. Jutaan orang tewas. Shah Muhammad II meninggal dunia saat sedang kabur ke Khurasan (Iran) pada 1220.
View this post on Instagram
No comments:
Post a Comment