Jago-Jago Ramal Dunia beserta Ramalannya!

Puncak Sebuah Ramalan


Michel D. Nostradamus yang dilahirkan di Boulougne, Perancis 14 Desember 1503 adalah seorang peramal yang sangat termasyhur. Dalam kumpulan ramalannya The Century, secara tepat meramalkan banyak peristiwa besar yang terjadi dan berbagai tokoh dalam beberapa abad di berbagai belahan dunia seperti Napoleon, Revolusi Perancis, perang dunia, melemahnya paham komunis serta serangan teroris 11 September 2001 di New York yang menggegerkan dunia yang terjadi belum lama ini dan lain-lain. Detail perincian ramalan beberapa peristiwa mencapai taraf yang mencengangkan, seperti misalnya ramalan mengenai nama tokoh Amerika yang saat itu belum muncul dan nama Napoleon.



Ramalan Nostradamus yang terkenal dan juga sudah tentu adalah sebuah sajak mengenai peristiwa penindasan terhadap Falun Gong pada bulan Juli 1999 yang terurai dalam bait-bait sebagai berikut:



Bulan Juli tahun 1999


Demi menghidupkan kembali Raja Agolmois

Raja teror besar akan turun dari langit

Pada saat tiba waktunya Marx akan menguasai dunia

Katanya adalah agar orang-orang mendapatkehidupan

yang bahagia



Bait ramalan sajak tersebut merupakan satu-satunya ramalan yang menyatakan waktu yang sangat jelas. Sama seperti ramalan yang lain, bait-bait ramalan ini tidak hanya menggunakan isyarat dan berbagai macam kutipan sastra yang sulit dimengerti orang, juga terlihat mengacaukan urutan waktu, namun pada bait-bait ramalan di atas, terlihat secara gamblang tanpa pengertian yang menyimpang, menyatakan waktu yang sangat jelas, tampaknya pada empat ratus tahun yang lalu, Nostradamus telah memperhatikan kejadian ini.


Sebenarnya, Nostradamus menggunakan kalimat “pada saat tiba waktunya” adalah mengartikan bahwa Juli 1999 bukanlah kiamat dunia. Mengingat waktu itu banyak yang mengabarkan akan datangnya “hari kiamat dunia” pada abad 20, itu adalah suatu pelepasan kepanikan dalam hati saja, lagi pula bukan merupakan penyimpangan ramalan Nostradamus. Hal ini lagi-lagi membuktikan dia “melihat lebih dahulu”.



Maka, julukan “Raja Teror” menyebabkan orang sibuk menerka, ditujukan pada siapa? Ada baiknya kita mengulas balik apa yang terjadi dalam sejarah Juli 1999. Menurut The World Almanac and Book of Facts 2000, pada Juli tahun itu terjadi beberapa peristiwa yang menyangkut bencana, bentrokan dan kematian sebagai berikut:

1. Musibah udara pasangan suami-istri dan saudara perempuan Kennedy.

2. Tanggal 19 Juli sampai 1 Agustus, wilayah Amerika Timur mengalami peningkatan suhu udara dan kekeringan, yang mengakibatkan kematian paling sedikit 200 orang, di antaranya 80 orang di Illinois, musibah ini mengakibatkan kerugian ekonomi mencapai US$ 1 miliar lebih.

3. Tanggal 29 Juli, seorang lelaki yang mengalami kekalahan dalam pasar bursa di Atlanta, menembak mati 9 orang, melukai 13 orang, kemudian bunuh diri.

4. Perang Kosovo berlanjut.

5. Bentrokan di wilayah Kashmir yang terus memakan korban, pada 26 Juli pihak militer India mengumumkan Pakistan berhasil diusir dari wilayah tersebut.


6. Simon Perez diangkat sebagai Perdana Menteri Israel.

7. Perang saudara di Sierra Leon, kedua belah pihak mencapai kesepakatan damai.

8. Di Iran terjadi bentrok antara polisi dan mahasiswa.

9. Berbagai negara menandatangani kesepakan damai.

10. Kelompok politisi pemerintahan China, Jiang Zemin memulai penindasan menyeluruh terhadap ratusan juta pengikut latihan Falun Dafa (Falun Gong).

11. Raja Maroko Hassan meninggal.



Musibah menggemparkan yang menimpa keluarga Kennedy meskipun mendominasi dan menjadi headline di sebagian besar media massa Amerika, namun tidak dapat menandingi si Raja Teror. Kesepakatan damai yang lainnya maupun masalah Kashmir juga tergeserkan. Wafatnya Raja Maroko Hassan, setelah menduduki takhta selama 38 tahun, masalah ini tidak menyangkut teror sama sekali. Pertempuran Kosovo terjadi pada Maret, bukanlah yang kita maksudkan sebagai peristiwa bulan Juli. Bencana alam yang terjadi di Amerika Timur meskipun mengakibatkan kerugian materi yang sangat dahsyat, tetapi dengan bantuan pemerintah federal yang memadai, maka unsur teror menjadi kecil. Saat Simon Perez menjabat perdana menteri terjadi bentrokan, namun hal ini sebagai akibat dari situasi sebelumnya.

Bentrokan di Iran dimulai pada tanggal 8 Juli, mengakibatkan sedikitnya 1 orang tewas, pada 17 Juli mahasiswa menghentikan aksi penentangannya. Lagi pula bentrokan ini skalanya sangat kecil, tidak bisa dikategorikan sebagai aksi teror. Insiden penembakan di Atlanta yang meskipun menciptakan suasana teror, dapat dikatakan adalah teror pribadi, sebagai dampak dari tekanan ekonomi masa kini, dan hal ini hanyalah merupakan lonceng peringatan bagi masyarakat. Maka dapat dikatakan bahwa peristiwa penembakan tersebut tidak termasuk kasus teror, lebih-lebih tidak dapat dikategorikan sebagai Raja Teror.


Yang tersisa tinggal satu peristiwa, penindasan Falun Gong yang dilakukan oleh kelompok politisi Jiang Zemin. Jumlah orang yang terlibat dalam peristiwa ini sangat banyak (mengenai jumlah pengikut Falun Gong, pihak kepolisian Tiongkok pernah mengatakan mencapai ratusan juta, kemudian ada tujuh puluh juta orang, terakhir dikatakan dua sampai tiga juta orang). Sejak dimulainya pada 20 Juli 1999, penindasan yang telah berlangsung tiga tahun lebih ini tidak berhenti, memenuhi unsur “turun dari langit”, media massa yang dikendalikan oleh pemerintah Tiongkok setiap harinya senantiasa menyajikan berita-berita yang mengecam Falun Gong, terhadap praktisi yang tidak mau melepaskan latihan ini dilakukan penganiayaan dan cuci otak, bahkan terhadap wartawan asing yang mewawancarai pun dilakukan ancaman. Terhadap penindasan ini, meskipun liputan yang dibuat oleh wartawan asing sedikit saja, tetapi dampak dan manfaat yang didapat cukup luas.

Bila dikatakan mengapa hanya melulu masalah ini saja sudah mendapat porsi yang demikian, keistimewaan apa yang dimiliki dibandingkan dengan peristiwa sejarah lainnya? Jumlah orang dan kadar penganiayaan yang dilakukan pada Falun Gong ini suatu hal yang sangat menonjol dalam sejarah. Departemen Pendidikan Internasional (IED) selama ini terus melakukan pengusutan terhadap masalah hak asasi manusia dan teror. Pada bulan Agustus 1999, organisasi ini melapor kepada Panitia Komite Perlindungan Hak Asasi Manusia PBB sebagai berikut: “.…pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh suatu pemerintahan yang melakukan teror penindasan kepada rakyatnya sendiri adalah jauh lebih serius dibanding dengan yang dilakukan oleh kelompok teroris lainnya. Ketika suatu pemerintahan menjalankan asas teror sebagai asas negara, maka kalangan organisasi masyarakat internasional akan berhadapan dengan kasus yang menakutkan, juga akan mengakibatkan meningkatnya jumlah peminta suaka dan menjadi suatu kerepotan yang amat sangat. Hal ini adalah kondisi yang diakibatkan oleh serangan ganas pemerintah Tiongkok terhadap pengikut Falun Gong.”

“.…dalam penyelidikan kami menemukan, seluruh kasus kematian adalah akibat perlakuan aparat Tiongkok, perpecahan keluarga disebabkan oleh terbunuhnya anggota keluarga oleh pemerintah: ambruknya mental dan fisik orang-orang bukanlah dikarenakan latihan Falun Gong, melainkan disebabkan oleh siksaan kejam yang luar biasa, penyekapan dan penyiksaan di rumah sakit jiwa, kerja paksa dalam kamp pendidikan, dan berbagai macam cara lainnya. Menurut laporan International Herald Tribune pada 6 Agustus 2001, pemerintah (Tiongkok) mengakui secara resmi mengizinkan penggunaan kekerasan untuk membasmi Falun Gong. Pemerintah tersebut dengan memakai peristiwa Tiananmen (pembakaran diri) yang disebut peristiwa bunuh diri sebagai bukti yang menunjukkan latihan kultivasi ini adalah ajaran sesat. Tetapi kami mendapat sebuah rekaman video peristiwa itu, dan mendapatkan kesimpulan bahwa itu semua adalah suatu peristiwa yang direkayasa oleh pemerintah sendiri.



Sebenarnya, pendiri Falun Gong Mr. Li Hongzhi mempunyai penjelasan khusus untuk syair ramalan tersebut, ada pun penjelasan Mr. Li terhadap kata “Marx” yang terdapat pada baris keempat adalah, “Apa yang terjadi di Tiongkok ini adalah yang sudah diatur dalam sejarah, dan juga telah banyak diramalkan sebelumnya. Dikarenakan mereka selalu menggunakan cara penafsiran yang tersirat, dan disesuaikan dengan misteri dunia, pada saat yang sama juga memperingatkan masyarakat dunia, maka setelah peristiwa itu terjadi, barulah orang-orang menyadarinya.”



Yang dikatakannya sebagai tahun 1999 demi untuk menghidupkan kembali sang Raja Teror akan turun dari langit, sebenarnya adalah segelintir pejabat komunis Tiongkok yang memanfaatkan kekuasaannya dengan maksud tertentu melakukan penindasan, menangkap, memukul, memasukkan ke dalam kamp pendidikan, mendakwa, memusnahkan buku, mengerahkan tentara, polisi, intel, hubungan luar negeri dan seluruh media massa yang ada, seperti radio, televisi, surat kabar, dengan cara-cara keji menyebarkan fitnah, begitu dahsyatnya seperti langit yang runtuh, sehingga iblis pun menyelubungi dunia, tujuan dari kekuatan lama mengatur semua ini dengan memperalat mereka yang telah bobrok pengertiannya adalah untuk memberi ujian yang bersifat merusak terhadap Dafa. Dalam proses pelurusan hukum alam semesta, Shifu melalui sudut pandang dewa melihatnya sebagai proses hidup kembali setelah kematian.



Mengenai bait “pada saat tiba waktunya Marx akan menguasai dunia”, diartikan sebagai Karl Marx akan kembali menguasai dunia sekitar 1999. Sebetulnya bukan hanya masyarakat komunis saja yang menganut paham Marxisme, paham kesejahteraan sosial yang dianut oleh negara-negara maju di dunia juga merupakan paham kapitalis yang mengadaptasi produk komunisme, pada permukaannya adalah seperti masyarakat demokrasi, kenyataannya seperti seluruh dunia menganut paham komunisme, orang-orang dari negara komunis yang datang ke negara maju di Barat mempunyai satu perasaan yang sama, di sini terasa seperti komunis saja, hanya tidak membicarakan hal revolusioner saja.




Kalimat terakhir, “katanya adalah agar orang-orang mendapat kehidupan yang bahagia”, adalah seperti yang dimaksudkan oleh komunis membebaskan umat manusia, dan masyarakat Barat mengartikannya sebagai fasilitas bebas pajak, meningkatkan kesejahteraan rakyat. Karena masalah ini masih dalam proses penyelesaian, maka sudah dapat menjelaskan beberapa bait syair tersebut. Sebetulnya di berbagai negara pun sudah tersebar berbagai penafsiran terhadap ramalan ini. Tetapi hanya beberapa patah kata saja, dan itu hanya sebagai referensi belaka.



Bila demikian, setelah ditegaskan bahwa bagian utama dari ramalan Nostradamus yang tepat adalah Falun Gong yang telah mendunia ini, asalkan kita lebih menaruh pehatian pada latihan kultivasi ini, maka penjelasan tentang bait-bait lain dalam ramalan itu akan terungkap. Sebenarnya, mengenai kemunculan raja iblis sudah diramalkan dalam ‘buku mengenai kebijaksanaan’ dari Mesir yang akan dibahas di belakang.

Dalam ramalan Nostradamus juga disinggung tentang 3 orang anti-Kristus (antichrist, anti-Kristen, diartikan juga sebagai raja lalim atau kekuatan ekstrem yang berlawanan dengan semangat Kristiani). Dua orang di antaranya dikenal luas adalah Napoleon dan Hitler. Orang ketiga akan muncul menjelang akhir abad 20. Dalam berbagai penelitian tentang ramalan Nostradamus yang disebut sebagai Raja Teror diartikan umum sebagai anti-Kristus ke-3. Bait-bait syair di bawah ini ada kaitannya dengan anti-Kristus ke-3 itu:



Seseorang akan dilahirkan di bawah naungan 3 karakter air

Setiap hari Kamis berpesta pora

Nama besar, puja-puji, kedudukan dan kekuasaannya akan membentang di darat dan lautan

Membawa kesengsaraan di daerah timur




Jika Raja Teror ditujukan pada penindasan dan

penganiayaan terhadap Falun Gong, maka Jiang Zemin penggerak penindasan ini adalah penafsiran utama dari bait-bait ramalan itu. Jiang Zemin dilahirkan di Jiangsu, menapak karier di Shanghai, bertempat tinggal di Zhongnanhai, memenuhi penafsiran 3 karakter air. Huruf Mandarin jiang (Jiangsu), hai (Shanghai), hai (Zhongnanhai) membawa karakter air. Jiang yang memegang kendali pemerintahan komunis dan militer Tiongkok, memenuhi penafsiran bait ketiga. Hasil yang diperoleh dari penindasan terhadap Falun Gong, memenuhi penafsiran keempat. Usaha Jiang menyebarluaskan atheisme, menentang segala bentuk menganut kepercayaan, termasuk agama Kristen di dalamnya, yang dimaksud dengan kebebasan menganut kepercayaan adalah mematuhi pandangan palsu yang diajukan oleh pemimpin “atheis” tersebut. Semua ini sesuai dengan penafsiran dasar ramalan Nostradamus. Bait keempat ramalan Nostradamus, “membawa kesengsaraan di daerah timur”, menunjukkan panggung utama kesengsaraan ini adalah Tiongkok.



“Hari Kamis” pada bait kedua masih saja menjadi tanda tanya. Kalau kita mengaitkan dengan penindasan terhadap Falun Gong, maka dapat dilihat, aparat keamanan mulai menangkapi orang pada 20 Juli malam, tetapi media massa baru menyiarkan peristiwa penyerangan ini pada tanggal 22 Juli 1999. Jam 3 sore hari itu, stasiun televisi pusat Tiongkok menyiarkan berita mengenai Falun Gong, tanpa berdasarkan hukum undang-undang dasar, menyatakan Falun Gong sebagai organisasi ilegal, memulai siaran-siaran serangan yang pada akhirnya dibuktikan oleh berbagai saluran informasi luar negeri sebagai berita bohong yang dibuat-buat. Hari-hari itu kebetulan adalah hari Kamis. Mari kita lihat lagi bait-bait berikut:



Antichrist dengan cepat membasmi yang tiga itu

Pertempuran ini akan berlangsung selama 27 tahun

Yang tidak mempercayai dia akan dibunuh, ditangkap, dan terusir

Darah, mayat, air bah dan hujan salju merah akan


menyelubungi tanah



“Antichrist dengan cepat membasmi yang tiga itu” adalah menunjuk pembasmian Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar), yang merupakan karakter alam semesta yang dipegang teguh pengikut Falun Gong. Bahkan sekarang di Tiongkok orang-orang tidak boleh menyebut ketiga huruf ini. Dengan cara mencuci otak memaksa pengikut Dafa untuk mempercayai kebohongannya, banyak yang berpendirian teguh “dibunuh, ditangkap, terusir (menggelandang tanpa tempat tinggal)”. “Darah, mayat, air bah” menunjuk pada penindasan terhadap pengikut, juga menunjuk bencana alam maupun bencana manusia (dulu orang-orang mengira sebagai kemarahan alam) yang menimpa rakyat. “Hujan salju merah” adalah menunjuk kekuasaan komunis yang merajalela. “27 tahun” waktu yang telah berubah.

Mengenai “hari Kamis”, dalam The Century masih terdapat satu bagian:



Dataran tanah, lingkup udara, air bah, semuanya dingin membeku

Hari Kamis yang menakutkan datang pun tidak bisa dicegah

Langit tidak lagi cerah

Semua ini akan menyebar ke empat penjuru, hari ini pasti tidak akan terlupakan




Bait-bait ini mempunyai persamaan yang langsung terhadap syair ramalan sebelumnya, dapat dikatakan malahan mempertegas segi pentingnya. “Hari Kamis yang menakutkan datang pun tidak bisa dicegah.” Raja iblis akan berpesta pora pada hari tersebut, tentu saja menakutkan masyarakat, tetapi ini adalah merupakan pengaturan sejarah. Pada suatu masa ketika itu, kebohongan menyebar ke seluruh dunia, orang-orang yang mempercayai penghinaan terhadap Dafa ini semuanya berada dalam bahaya. Inilah yang dimaksudkan dengan “langit tidak lagi cerah, semua ini akan menyebar ke empat penjuru, hari ini pasti tidak akan terlupakan”.

Disebabkan fakta sebenarnya telah disiarkan di dunia selama beberapa tahun belakangan ini, menjadikan rakyat di berbagai daerah di luar Tiongkok pelan-pelan dapat menilai benar tidaknya. Kenyataannya setelah Juli 1999, negara-negara Barat tidak mendapatkan pengaruh apa pun, bahkan sambutan dan dukungan terhadap Falun Gong tidak putus-putusnya mengalir. Namun disebabkan kelompok Jiang Zemin tidak henti-hentinya mempergunakan propaganda “satu bahasa” yang menciptakan kebohongan, memblokir fakta, sehingga mengakibatkan rakyat dalam negeri Tiongkok tetap berada di tengah pengelabuan. Inilah relevansi ramalan Nostradamus dengan peristiwa yang sekarang masih berlangsung di China, sekaligus menjadi peringatan bagi orang-orang yang masih terpengaruh kebohongan “Si Raja Teror”.










Jago-Jago Ramal Dunia beserta Ramalannya!



“Buku Kebijaksanaan” yang Mendebarkan



Dalam bangunan Sphinx, patung manusia berbadan singa dari Mesir yang termasyhur, juga mencatat ramalan yang mengejutkan. Seseorang menemukan sebuah gua di kaki Sphinx, di dalamnya terdapat sebuah buku catatan peninggalan abad ke-8 yang ditulis tangan di atas selembar kulit kambing, tanda tangan pengarang menerangkan bernama “Danise”. Yang mengejutkan adalah buku tulisan tangan yang disebut sebagai “Buku Kebijaksanaan” itu tidak hanya mencatat kandungan misteri patung manusia berbadan singa Sphinx itu, juga meramalkan akan munculnya “Si Raja Iblis”. Disebutkan:



“Saya tidak tahu kapankah kala itu, di tengah manusia akan muncul seorang raja iblis, dia mempunyai kekuasaan yang besar, demi memenuhi keinginannya, rakyatnya membunuh, menjajah dan menjarah. Anak-anakku yang tercinta, janganlah mempercayai omongannya. Setiap katanya, akan membawa kalian ke dalam dosa yang tak terhapuskan dan jurang kesengsaraan.”



Ini menjadikan orang-orang teringat pada bait ramalan Nostradamus pada The Century yang mendeskripsikan “Raja Teror”, dan pada buku kulit kambing Denise, masih ada deskripsi terhadap “raja teror” ini.



“Dia (raja teror) turun dari langit dengan membawa obor, cahaya yang redup berkedip-kedip di ujung cakrawala. Masih ada seberkas cahaya besar, yang menarik orang-orang ke dalam balutan jubah dewa kematian. Dewaku yang kupuja, tolong selamatkan anak cucu kami.”



Deskripsi yang menggetarkan ini menimbulkan banyak terkaan dan pemikiran orang-orang, tak seorang pun dapat memberikan suatu penafsiran yang jelas. Mengenai “Raja Teror” dalam ramalan Nostradamus sudah kami bahas di depan, maka deskripsi dalam bait-bait ini tidaklah sulit dimengerti. “Di tengah manusia akan muncul seorang raja iblis, dia mempunyai kekuasaan yang besar” adalah menunjuk pimpinan tertinggi pemerintah komunis Tiongkok, yaitu Jiang Zemin, memanfaatkan kondisi sosial yang bobrok untuk melaksanakan kekuasaannya yang besar. Negara, tentara, dan seluruh alat komunikasi berada di bawah kendalinya. (Dia) juga menggunakan kekerasan dan kebohongan, agar rakyat mengira bahwa mematuhinya adalah perbuatan yang benar. “Demi memenuhi keinginannya, rakyat membunuh, menjajah dan menjarah” adalah menunjuk hasrat pribadi “Raja Iblis”, melancarkan penindasan dan penganiayaan kejam terhadap praktisi Falun Gong yang memegang teguh prinsip “Zhen-Shan-Ren (Sejati, Baik, Sabar)”.




Melalui alat komunikasi yang dikendalikan, melancarkan fitnah dan penghinaan, juga melalui tekanan pemerintah menjadikan orang-orang mematuhi, menyatakan sikap mendukung pemerintah. Banyak pengikut Dafa kehilangan hak atas prinsip dasar menjadi manusia, diciduk dari rumah, disekap, sampai kepada penganiayaan yang mengakibatkan kematian, seluruh negeri masuk dalam perangkap teror. Yang tidak berlatih dikarenakan ketidaktahuan akan fakta sehingga menapaki jalan buntu menentang hukum murni alam semesta. Kemungkinan juga banyak dari orang-orang ini karena tidak mengerti pentingnya masalah tersebut maka tidak memperhatikan. Para peramal yang sudah mengetahui akan adanya kejadian ini, meninggalkan catatan ramalan untuk memberitahu anak cucunya: “Anak-anakku yang tercinta, janganlah mempercayai omongannya. Setiap katanya, akan membawa kalian ke dalam dosa yang tak terhapuskan dan jurang kesengsaraan.”



Falun Dafa adalah sebutan yang diberikan dengan menggunakan bahasa manusia, pada kenyataannya dia adalah mahahukum alam semesta “Zhen, Shan, Ren (Sejati, Baik, Sabar).” Tentu saja akibat apa yang dihadapi oleh penindas Fa (hukum) ini sudah dapat diketahui. “Masih ada seberkas cahaya besar, yang menarik orang-orang ke dalam balutan jubah dewa kematian.” Adalah demikian artinya.



“Dewaku yang kupuja, tolong selamatkan anak cucu kami.” Peramal melihat bahwa anak cucunya akan terbasmikan oleh dosa dendam dan kebencian, khawatir namun tak berdaya, maka memohon pertolongan dewa. Sejak Juli 1999, kebohongan itu sudah menyelimuti seluruh dunia. Melalui upaya pengikut Dafa terus-menerus mengklarifikasi fakta selama 3 tahun ini, sekarang ini berbagai negara dan wilayah di dunia sudah menyadari fakta penganiayaan itu. Pemerintah, media massa dan rakyat dari berbagai negara semakin memperlihatkan pengertian dan dukungan terhadap Dafa, ini adalah keberuntungan mereka. Sebaliknya banyak rakyat Tiongkok hingga kini masih terbelenggu dalam dekapan kebohongan, sang “Raja Iblis” itu masih saja tidak berhenti berbuat jahat, hanya dengan membuat masyarakat menyadari fakta, barulah mereka mempunyai kesempatan untuk diselamatkan.



Peristiwa yang terjadi saat ini telah diketahui lebih dulu oleh peramal dari bangsa lain, ramalan terhadap apa yang dialami oleh Dafa merupakan saripati ramalan yang terdapat dalam sejarah. Dewa dan nenek moyang bangsa lain mengkhawatirkan bahwa kalau sampai anak cucunya mempercayai segala fitnah dan bohong, akan menyeret mereka dalam kemusnahan, maka mereka menyerukan permohonan, “Dewaku yang kupuja, tolong selamatkan anak cucu kami”. Biar pun dalam sejarah banyak terdapat berbagai ramalan, yang sangat akurat, tujuannya adalah agar supaya orang-orang memberi perhatian pada peristiwa ini.
















Jago-Jago Ramal Dunia beserta Ramalannya!
















Jago-Jago Ramal Dunia beserta Ramalannya!


Bangsa Maya Menyingkap Peristiwa Besar


Dalam kalender bangsa Maya, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan dimurnikan, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.



Dalam sejarah peradaban kuno dunia, bangsa Maya bagaikan turun dari langit, mengalami zaman yang cemerlang, kemudian lenyap secara misterius. Mereka menguasai pengetahuan tentang ilmu falak yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, penghitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi. Kesempurnaan dan akurasi daripada penanggalannya membuat orang takjup!



Sekelompok masyarakat yang misterius ini tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Banyak sekali piramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh bangsa Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka. Para arkeolog percaya bahwa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-bukunya, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik. Tetapi sayang sekali buku-buku mereka di perpustakaan Mayan semuanya sudah dibakar oleh tentara Spanyol ketika menyerang sesudah tahun 1517. Hanya beberapa tulisan pada meja-meja dan beberapa sistem kalender yang membingungkan tersisa sampai sekarang.



Seorang sejarawan Amerika, Dr. Jose Arguelles mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban bangsa ini. Ia mendalami ramalan Maya yang dibangun di atas fondasi kalender yang dibuat bangsa itu, di mana prediksi semacam ini persis seperti cara penghitungan Tiongkok, ala Zhou Yi. Kalendernya, secara garis besar menggambarkan siklus hukum benda langit dan hubungannya dengan perubahan manusia. Dalam karya Arguelles, The Mayan Factor: Path Beyong Technology yang diterbitkan oleh Bear & Company pada 1973, disebutkan dalam penanggalan Maya tercatat bahwa sistem galaksi tata surya kita sedang mengalami ‘The Great Cycle’ (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih. Waktunya dari 3113 SM sampai 2012 M. Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (galatic beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.




Orang Maya percaya bahwa semua benda angkasa pada galaksi setelah selesai mengalami reaksi dari sinar galaksi dalam siklus besar ini, akan terjadi perubahan secara total, orang Maya menyebutnya, penyelarasan galaksi (Galatic Synchronization). Siklus besar ini dibagi menjadi 13 tahap, setiap tahap evolusi pun mempunyai catatan yang sangat mendetail. Arguelles dalam bukunya itu menggunakan banyak sekali diagram-diagram untuk menceritakan kondisi evolusi pada setiap tahap. Kemudian setiap tahap itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya.



Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini adalah periode penting sebelum masa pra-Galatic Synchronization, mereka menamakannya: The Earth Generetion Priod (Periode Regenerasi Bumi). Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi kita akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: penyelarasan galaksi.



Pada 31 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia kali ini, dalam perhitungan kalender Maya. Sesudah itu, umat manusia akan memasuki peradaban baru total yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang. Pada hari itu, tepatnya musim dingin tiba, matahari akan bergabung lagi dengan titik silang yang terbentuk akibat ekliptika (jalan matahari) dengan ekuator secara total. Saat itulah, matahari tepat berada di tengah-tengah sela sistem galaksi, atau dengan kata lain galaksi terletak di atas bumi, bagaikan membuka sebuah “Pintu Langit” saja bagi umat manusia.



Dalam perhitungannya, bangsa Maya tidak menyinggung tentang apa penyebab peradaban kali ini berakhir. Ada sedikit yang kelihatannya jelas, bahwa berakhirnya ‘hari itu’ sama sekali bukan berarti malapetaka apa yang datang menghampiri, melainkan mengisyaratkan kepada seluruh umat manusia akan adanya transisi dalam kesadaran dan spiritual kosmis, selanjutnya masuk ke peradaban baru. Tahun 755 M, seorang rahib Maya pernah meramal, setelah tahun 1991 kemudian, akan ada dua peristiwa penting terjadi pada manusia yaitu kebangkitan kesadaran, dan pemurnian bumi serta regenerasinya.



Mulai 1992, bumi memasuki apa yang oleh bangsa Maya disebut “Periode Regenerasi Bumi”. Pada periode ini, bumi dimurnikan, termasuk juga hati manusia (ini hampir mirip ramalan orang Indian Amerika Utara terhadap orang sekarang ini), substansi yang tidak baik akan disingkirkan, dan substansi yang baik dan benar akan dipertahankan, akhirnya selaras dengan galaksi (alam semesta), ini adalah singkapan misteri dari gerakan sistem galaksi kita yang diperlihatkan oleh bangsa Maya.



Dari titik pandang ilmu pengetahuan umat manusia sekarang, hal itu benar-benar tidak dapat dipercaya. Mungkin saja bangsa Maya sedang membicarakan tentang galaksi Bima Sakti (Milky Way), yang mana ilmu pengetahuan dan teknologi kita belum juga sampai ke solar sistem, seperti pepatah orang Tionghoa mengatakan “serangga di musim panas tidak dapat menjelaskan es di musim dingin”. Fenomena kosmik yang diperlihatkan oleh kalender Maya adalah benar-benar berharga dari suatu penyelidikan yang serius oleh umat manusia sekarang ini.




Sejak tahun 1992 sampai 2012 nanti, bagaimana terjadi “pemurnian” dan bagaimana pula terjadi “regenerasi” pada bumi kita ini, tidak disebutkan secara detail oleh bangsa Maya. Dalam ramalan mereka pun tidak menyinggung tentang hal konkret apa yang memberikan semangat manusia untuk bangkit dari kesadaran dan bagaimana bumi mengalami permurnian, yang ditinggalkan oleh mereka kepada anak cucunya (barang kali tidak tercatat). Lantas, fenomena baru apa yang sudah bisa kita lihat sejak tahun 1992 sampai sekarang yang bisa kita kaitkan dengan ramalan bangsa Maya yang beradab itu?



Mengamati peristiwa besar 10 tahun belakangan ini (1992-2002), kelihatannya karakter alam semesta, “Zhen, Shan, Ren,” (Sejati, Baik, Sabar) yang diajarkan oleh Master Li Hongzhi, sebagai efek yang sedang ‘memurnikan’ hati manusia dan bumi ini. Kami menemukan dua bilangan yang bermakna, pada 1992 adalah persis tahun pertama kalinya Li Hongzhi mengenalkan ajarannya secara terbuka kepada masyarakat, di tengah-tengah kemerosotan moral umat manusia yang parah. Dari tahun 1992-1999, dalam waktu yang singkat ini, pengikut latihan kultivasi jiwa dan raga ini sudah mencapai hampir 100 juta orang di daratan China. Kini, latihan tersebut bahkan sudah menyebar ke lebih 60 negara. Melalui kultivasi yang terus-menerus, latihan ini dapat mencapai tujuan mengganti sel-sel manusia dengan materi energi tinggi dan meningkatkan moral manusia sesuai karakter alam semesta serta kembali ke jati diri yang asli.



Mungkin sudah diatur, bahwa kalender Maya tidak hilang dalam sejarah manusia, dan harus diuraikan dengan kode oleh manusia sekarang. Namun ia tetap saja harus dilihat, apakah umat manusia yang terpesona oleh konsepsinya yang terbentuk sesudah kelahiran dapat menembus batas-batas untuk mengingatkan dan memahami kebenaran yang melampaui sistem pengetahuan kita.
































Jago-Jago Ramal Dunia beserta Ramalannya!



Ramalan Bangsa Hopi







Suku Hopi bangsa Indian pernah meninggalkan konsep tentang asal-usul manusia, siklus kehidupan dan kehancuran peradabannya. Dalam batu nujum, mereka juga meramalkan beberapa peristiwa besar.



7.1 Bangsa Hopi di Daratan Amerika Utara



Suku Indian di daratan besar Amerika Utara bukanlah sebuah suku tunggal, tapi merupakan gabungan beberapa suku yang berbeda, bahasa dan sejarah kultur mempunyai kemiripan satu sama lainnya namun tidak sama. Banyak yang berpendapat nenek moyang suku Indian dan orang kulit kuning di Asia sangat erat kaitannya. Banyak ramalan dan legenda beredar di kalangan rakyatnya, terutama suku Hopi, diibaratkan sebagai pencatat sejarah. Lewat cerita lisan yang turun-temurun dan cara lainnya seolah mereka buat notulensi tentang legenda-legenda kuno, salah satu adalah ramalan Hopi yang terkenal itu.




Suku Hopi adalah salah satu bangsa Indian kuno. Nenek moyang mereka berimigrasi dari Meksiko ke negara-bagian Arizona kira-kira lima hingga sepuluh ribu tahun lalu. Mereka terutama hidup di negara bagian Arizona Utara di atas tanah lindung (Hopi Reservation). Arti sebenarnya dari “Hopi” adalah “rakyat yang damai” (people of peace). Terdapat dua belas desa di daerah tanah lindung Hopi, sepuluh di antaranya terbuka secara umum untuk orang yang bukan suku Indian.



Suku Hopi mempunyai tradisi dan kepercayaan lama, dalam setahun mereka mengadakan upacara keagamaan yang berbeda. Banyak cerita tentang asal-usul manusia, sejarah dan ramalan masa akan datang, mereka dapatkan dari nenek moyangnya secara turun-temurun. Di era tahun 1950-an ada yang menyebarluaskannya ke masyarakat umum dalam bahasa Inggris, banyak ramalannya tentang sejarah yang sangat akurat, misalnya tentang Perang Dunia I dan II.



Menurut suku Hopi, umat manusia telah berganti kebudayaan (peradaban) sebanyak 4 kali, di antaranya mengenai dongeng asal-usul manusia yang mempunyai kemiripan dengan firman Tuhan dalam Alkitab. Garis besarnya begini: Dunia ini sebenarnya hanyalah sebuah ruang tak terbatas, tak mempunyai ujung dan pangkal, tidak ada waktu dan tidak ada kehidupan. Mulanya Taiowo the Creator (Sang Mahapencipta) menciptakan Sotuknang (Sang Dewa yang juga disebut kemenakan Taiowo), atas bimbingan Sang Mahapencipta ia menciptakan berbagai macam zat padat, tujuh alam semesta, air dan udara. Setelah itu diciptakan pula spider woman (wanita laba-laba), dan empat macam orang yang berbeda warna kulitnya (kuning, merah, putih, hitam) dari tanah liat. Dianugerahinya akal budi kepada empat macam orang yang berbeda warna kulitnya, juga kemampuan beregenerasi (beranak-pinak) serta berbahasa yang berbeda-beda, membiarkan mereka hijrah ke arah yang berbeda-beda untuk hidup. Kata Sotuknang memberitahu pada mereka: “Semua ini saya berikan agar kalian dapat hidup bahagia, tetapi ada satu permintaanku adalah: Sampai kapan pun kalian harus menghormati Sang Mahapencipta, menghormati belas kasih Sang Mahapencipta, selama hayat masih dikandung badan, kalian jangan lupakan titahku ini.” Mereka ini disebut “manusia kelompok pertama” (The First People), dunia tempat mereka tinggal disebut Dunia Pertama (The First World).



Belakangan, banyak orang dari manusia kelompok pertama itu melupakan titah dari Sotuknang dan tidak lagi menghormati Sang Mahapencipta. Dengan demikian, Dunia Pertama akhirnya musnah dilalap api besar. Sebagian orang yang bermoral tinggi beruntung masuk dalam Dunia Kedua (The Second World). Sekalipun Dunia Kedua tak sebagus yang pertama, namun Dunia Kedua tetap indah. Di masa ini umat manusia berkembang dengan pesat dan berpencar ke empat penjuru, orang-orang sering memuja dan menyanjung Sang Pencipta.



Perlahan-lahan, rasa egoisme manusia semakin besar, mereka lalu lupa memuja Sang Mahapencipta lagi. Tak lama kemudian, Dunia Kedua dihancurleburkan oleh Sang Mahapencipta dengan cara membekukannya. Maka diciptakanlah Dunia Ketiga oleh-Nya. Sisa dari manusia Dunia Kedua masuk ke Dunia Ketiga dan berkembang biak.



Akhirnya akhlak manusia itu merosot lagi. Mereka manfaatkan kreativitasnya untuk melakukan hal-hal yang jahat. Sehingga menyebabkan Dunia Ketiga dihancurleburkan oleh air bah. Maka orang bernasib baik pun masuk ke Dunia Keempat (The Fourth World). Orang-orang yang bernasib baik inilah yang disebut peradaban manusia sekarang ini.




Penyebab utama tersisihnya peradaban manusia di masa lalu karena kebejatan umat manusia, bertambah egoistis serta tidak percaya petuah dari Mahadewa. Suku Hopi beranggapan bahwa air bah waktu itu hampir menghanyutkan seluruh umat manusia yang ada. Hanya beberapa minoritas yang percaya akan keberadaan-Nya itu bisa hidup selamat. Mahadewa menasihati mereka supaya berkeyakinan teguh terhadap petuah-Nya itu. Suku Hopi pernah membuat sebuah ikrar suci dengan Mahadewa mereka: “Kami bertindak sesuai dengan bimbingan-Mu untuk selama-lamanya. Khusus bagi suku Hopi, hukum langit itu adalah kekal abadi.”
























Jago-Jago Ramal Dunia beserta Ramalannya!


Buku Ramalan dari Korea








Sebuah buku kuno tentang ramalan yang terkenal di Korea telah menyebutkan dengan gamblang tentang penyebaran Falun Dafa dan masa depan umat manusia.



8.1 Catatan Peninggalan Gen An

"Catatan peninggalan Gen An" berisi rahasia-rahasia yang ditemukan oleh Nan Shigu, seorang ilmuwan dan astronom besar di Korea (1509-1571), ketika ia pada masa mudanya bertemu dengan seorang bijak di Gunung Kum Kang San di Korea dan memperoleh rumus bersajak rahasia ini. Nan Shigu kemudian mengganti namanya menjadi Gen An, oleh sebab itu buku ini diberi judul "Catatan Peninggalan Gen An".



Sebenarnya, Nan Shigu hanya mencatat sesuai dengan instruksi dari ‘orang suci’ tersebut. Walaupun Nan Shigu sendiri mempunyai banyak pengetahuan tentang astronomi dan geografi juga tidak dapat memahami seluruh arti dari “Catatan Peninggalan Ge An” yang diperolehnya.



"Catatan Peninggalan Gen An" telah disembunyikan dari dunia selama 450 tahun. Tahun 1986, seorang ilmuwan Korea, yang namanya berakhiran Xin, mulai memecah arti sebenarnya dari buku itu untuk pertama kalinya. Pada akhir 1980, buku ini menjadi topik perbincangan publik yang hangat di Korea Selatan.



“Catatan Peninggalan Gen An” ini adalah sebuah buku ramalan yang hebat, tidak tertandingi di dunia. Di dalamnya tertera banyak sekali detail yang menjelaskan “Raja Besar” Falun turun ke dunia untuk mengajarkan Fa (hukum) Besar dan Tao Besar, serta menyelamatkan semua makhluk hidup. Di dalamnya jelas menyatakan, Falun Gong dan lambang Falun, dan juga tentang penindasan terhadap Falun Gong yang sekarang terjadi di Tiongkok. Di dalamnya jelas menunjukkan, bahwa Guru Besar bermarga Li, memulai mengajar Fa dan latihan Gong di Kota Changchun (Provinsi Jilin, timur laut Tiongkok). Fa (hukum) yang diajarkannya adalah Mahahukum dari puluhan ribu hukum kembali menyatu pada masa itu.






















Jago-Jago Ramal Dunia beserta Ramalannya!


Orang suci dari Persia, Zarathustra dan Dewa Hermes dari Yunani meramalkan akan datangnya masa penentuan bagi umat manusia. Sebelumnya akan terjadi malapetaka, pertarungan kebaikan dan kejahatan.



9.1 Isyarat dari Zarathustra



Nabi dari Persia kuno Zarathustra (orang Yunani menyebutnya Zoroaster) adalah seorang ahli nujum zaman kuno dari 3000 tahun SM (versi lain mengatakan 500 tahun SM). Ia berhasil meramalkan sebuah pertentangan kekuatan antara kebaikan dan kejahatan. Dikatakannya: Dia telah menerima takdir kearifan dan cahaya dari dewa penguasa dan akan menyebarluaskan keadilan ke dunia. Dan karena alam semesta ini ada sebuah kekuatan jahat yang sedang berkonfrontasi dengan terang, maka jagat raya ini terperangkap dalam perang antara yang jahat dan baik, dan dunia pun tumbuh berkembang di dalamnya, untuk itu semua orang berhak untuk memilih jalan baik dan jahat. Akan tetapi, pada akhirnya pasukan iblis akan kalah tercerai berai, dan kekuatan terang akan datang ke dunia.




Mereka mengategorikan proses perkembangan dunia dalam hitungan 3 000 tahun sebagai satuan dan dibagi menjadi empat tahap. Pada tiga ribu tahun pertama terciptalah dunia materi ini; setelah tiga ribu tahun kedua berakhir, dewa jahat yang bernama Ahriman hendak memusnahkan dunia ini. Ahriman telah berhasil pada masa tiga ribu tahun ketiga, tetapi ia melangkah masuk ke jalan binasa yang didalanginya sendiri. Di awal tiga ribu tahun keempat, akan hidup kembali Zarathustra dan akan ada sebuah kepercayaan baru yang datang ke dunia ini. Dalam pada itu, manusia harus mengalami suatu ujian akhir, membuang karakter amoralnya, dan mengemban tugas sebagai perintis serta pemandu pada suatu dunia yang baru.



Dalam ramalan Zarathustra, sifat manusia adalah terang dan bermoral, namun sang dewa jahat Ahriman justru hendak membinasakannya, karena itulah timbul dunia baik dan jahat yang memberi alternatif kepada manusia untuk memilih antara yang terang dan gelap. Sebab setelah tubuhnya mati, rohnya akan pergi mengarungi sebuah jembatan dan naik ke surga bagi yang terang namun turun ke neraka untuk yang gelap. Jadi dalam pertarungan itu, roh yang telah disucikan itu dapat berbaur menjadi satu di dalam dunia yang baru.



Golongan agama Zarathustra ini berdiri berdasarkan apa yang diajarkan sebelumnya, sekaligus merupakan agama yang menduduki posisi kekuasaan dinasti Persia itu sendiri (tahun 559-651 SM). Kitab utamanya ialah “Avesta.” namun masih ada yang lain. Zandi Vohuman Yasht terjemahan E.W. West misalnya, yang diterbitkan oleh badan penerbit Oxford University jilid 5 tahun 1897. Dari isinya kita dapat menemukan sedikit gambaran tentang saat ini (tahun 2000), yang diperuntukkan bagi kita semua.



“Semua orang menjunjung tinggi ketamakan dan yakin pada kepercayaan yang keliru. Tubuh mereka berubah menjadi tambun namun jiwanya kelaparan.”


“Awan mendung dan katak membuat angkasa menjadi hitam.”

“Tiupan angin panas dan dingin silih berganti,

merontokkan semua buah-buahan dan pepadian.”

“Bahkan hujan tidak turun pada waktunya.”



Arti pada kalimat pertama lebih jelas, dikatakan hasrat materi masyarakat tumpang tindih, kehidupan materi berkembang pesat, namun batinnya mengalami kekosongan, manusia kurang mendapat arahan positif pada umumnya. Beberapa kalimat berikutnya menggunakan perumpamaan, “awan mendung” artinya kekuasaan jahat, “katak” adalah binatang yang hidup di lingkungan air, dari satu kalimat pun dapat dibeberkan nama pelaku kejahatan itu (Jiang Zemin). “Menggelapkan seluruh langit”, ditujukan pada kekuasaan jahat yang mengelabui dunia. Dan itu juga berarti polusi lingkungan dan udara; seumpamanya badai pasir di beberapa daerah yang semakin hari kian sering terjadi di China; dan masih ada “angin panas dan dingin” serta “hujan tidak turun pada tempatnya” dan lain-lain, itu semua adalah gambaran terhadap bencana alam.




Apa yang akan terjadi bila kondisi sudah jadi begini? “Hukum positif itu begitu berharga, mulia dan langka. Suatu saat, Zarathustra bertanya pada Ahuramazda (Tuhan, pemilik kearifan): “Masih berapa lamakah saat reproduksi frashegird (keadaan di masa depan) akan tiba?” Ahuramazda menjawab: “3.000 tahun.” “(Pahlavi Rivayat, Bab 25 terjemahan A.V. William pada tahun 1990)”. Kata frashegird (terjemahan langsung adalah “ciptaan yang cemerlang”) adalah menunjukkan pembaharuan alam semesta atau pengadilan terakhir. Menurut perhitungan “3.000 tahun”, maka saatnya adalah sekarang ini. Berdasarkan doktrin mereka, pertarungan antara yang jahat dan baik di jagat raya ini akan berakhir dengan binasanya kejahatan.



Dalam buku Avesta, ada satu paragraf dari Bab 48 Pahlavi Rivayat, terjemahan A.V. William tahun 1990, yang menggambarkan secara garis besar bahwa, kebenaran akan menyudahi semua kejahatan. Berikut ini ialah sedikit kutipan dari terjemahan itu:



“85. Orang-orang yang beragama akan angkat bicara tentang semacam “ritus/ritual,” dan lewat ritual inilah maka iblis jahat itu tidak akan bisa bertahan.”

“87. Iblis jahat itu akan jatuh ke neraka, sama seperti jatuhnya batu”.

“88. Ketika jatuh atau terpukul jatuh ke air, maka dengan cepat sekali akan tenggelam ke dasarnya”.

“89. Ketika hukuman jatuh di atas kepala para penjahat, orang yang beragama akan melakukan satu kali “pemujaan”, maka seperlima iblis lainnya akan dibinasakan; pada pemujaan yang kedua kali, seperlima iblis lagi akan dibinasakan; demikian dengan ketiga dan keempat kalinya akan mengalami hal yang sama, tapi pada giliran pemujaan kelima kalinya, semua iblis yang ada akan terbinasakan.”


“95. Pemilik kearifan bakal mengusir iblis jahat serta mereka yang baru saja menyerbu masuk dan membawa serta kejahatan dan awan hitam yang penuh kebencian itu dari langit. Ia akan memberantas habis mereka dari lubang tempat iblis itu masuk.”

“96. Ada seorang berkata: ‘Pemilik kekal abadi itu akan menghancurkan bentuk luarnya dan membuatnya tak berdaya. Iblis jahat itu tak akan ada dan tak akan diciptakan lagi’.”

“98. Saat itu, kejahatan akan dihukum dan kebajikan akan terbalas.”



Karena mengisahkan peristiwa yang sedang dan akan terjadi dengan cara setengah fakta dan setengah perumpamaan, bagi orang awam mungkin tidak gampang untuk mencerna apa yang dimaksud secara konkret, namun “iblis” yang akan diberantas adalah fakta. Perhatikan kalimat “bagi mereka yang beragama akan melakukan semacam ‘ritual”’, dan orang yang beragama akan melakukan satu-kali ‘pemujaan’. ‘Ritual’ dan ‘pemujaan’ itu bermaksud sama, yaitu semacam ’ritual’ yang mirip sekali dengan ‘pemujaan’, dan ‘ritual’ ini akan membuat “kejahatan-kejahatan tidak dapat bertahan”. Selain itu harus melalui “lima kali ritual” yang demikian rupa, “maka semua iblis (baru bisa) akan termusnahkan.” “Lima kali” berarti beberapa kali, jelaslah bahwa betapa sulitnya pertarungan kebajikan melawan kejahatan.





9.2 Hermes dan Alam Semesta Baru




Teori Hermes dalam kebudayaan Barat pada tahap-tahap awal menduduki sebuah posisi penting. Hermes adalah sebuah dewa yang berasal dari mitologi Yunani, disebut-sebut juga sebagai utusan Tuhan. Namun dalam catatan sejarah ia adalah seorang ahli nujum, yang bernama Hermes Trismegistus. Tulisan mengenai teori Hermes dalam bahasa Latin dan Yunani tercatat dalam Hermetica.



Flinders Petrice ahli ilmu purbakala sekaligus arkeolog dari Mesir berpendapat bahwa Hermetica itu berasal dari tahun 500-200 SM, terjemahan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Mesir kuno. Namun naskah aslinya sudah tidak bisa diketahui keberadaannya lagi, menurut dugaan, ada kemungkinan sudah dilalap api peperangan. Meskipun tidak dapat ditelusuri lagi jejak sejarahnya, mengapa orang menganggap bahwa Hermetica itu berasal dari Mesir? Sebab apa yang dikisahkan dan perumpamaan yang digunakan dalam buku tersebut terjadi di Mesir, bahkan lebih awal dari Mesir, banyak gambaran kehidupan yang diambil dari daerah aliran sungai Nil. Oleh karena itu, walau Hermetica dianggap sebagai naskah Yunani, namun teorinya berasal dari Mesir.



Scott Walter seorang ahli sejarah pada tahun 1924 menerjemah dan menerbitkan ke dalam bahasa Inggris, menghilangkan sebagian besar isi mengenai alkimia yang gaib, karena dianggap tidak berarti. Justru isi semua inilah yang dapat membantu kita untuk memahami secara global asal dan realisasi dari ideologi Hermes itu sendiri. Buku ini dicetak ulang pada tahun 1994 oleh badan pernerbit Shambhala. Banyak cendekiawan menganggap bahwa uraian Hermes itu jauh lebih awal dari teknokrat dan orang bijak dari Hiborai, termasuk Yesus dan Mossi. Ada juga beranggapan bahwa doktrinnya itu adalah sumber ideologi Braldo dan Pitagoras di kemudian hari. Namun walau apa yang akan terjadi bahwa uraian Hermes adalah salah satu sistem pemahaman jiwa dan ideologi dari peradaban umat manusia kali ini yang tercatat paling dini dan berhubungan dengan alam semesta.



Teori Hermes mempunyai konsep yang sangat dalam serta sempurna bagi pemahaman jagat raya, jiwa yang kekal abadi, waktu, dewa serta manusia. Berikut ini hanyalah beberapa konsep saja yang diangkat untuk dipelajari bersama:



“Tak ada yang bukan keinginan Tuhan, bersamaan dengan itu ia memiliki segala-galanya. Keinginan-Nya itu sangatlah indah dan mulia.”




“Apa yang diinginkan pun sudah dimiliki, dia pun hanya mendambakan apa yang telah dimilikinya.”



“Itulah Tuhan, alam semesta itu adalah gambaran-Nya, Tuhan itu baik hati, demikian juga dengan alam semesta.”



Dalam pada itu Hermes berpendapat bahwa Tuhan adalah pencipta segala hayati. Begitu timbul dan adanya kehidupan, maka harus sesuai dengan hukum alam semesta yang tidak berubah (Eternal Law atau disebut God Law). “Proses waktu pun ditetapkan oleh hukum Tuhan (God Law)”. “(Waktu) sesuai dengan prosedur yang sudah diatur, memperbaharui segala sesuatu yang ada di alam semesta”. “Baik di atas langit maupun di bumi, semuanya berada dalam proses yang sama.”



“Kekal itu tidak dibatasi oleh waktu, justru waktulah yang berada dalam macam-macam kungkungan, terus bersirkulasi ke belakang.”




Hermes menganggap ideologi manusia itu bebal, namun kearifan Tuhan itu suci dan lestari. Dari kutipan di bawah ini, kita dapat melihat sikap yang diambil sang peramal setelah segala sesuatu yang dilihatnya. Dia mengetahui dengan jelas kebesaran Tuhan dan alam semesta serta kemampuan dirinya sendiri yang terbatas. Dengan demikian rasa salut dan syukur terhadap Tuhan-lah yang akan memenuhi batinnya. “Panorama kayangan yang dapat kita lihat adalah seperti pandangan menembus kabut tebal dan gelap gulita, hanyalah kondisi yang sesuai dengan pemikiran manusia saja. Kemampuan kita dalam melihat banyak peristiwa selama ini terbatas dan sempit adanya, tapi untunglah karena kita masih dapat melihatnya.” “Alam manusia begitu rendah, dan apa yang kita hadapi adalah juga amat terbatas.”



Dari sini mudah diketahui bahwa Hermes bukanlah seorang filosof penyitir karya-karya klasik dan pemeras otak. Ditambah lagi banyak isi alkimia yang terkandung dalam naskah Hermetica versi Yunaninya, menerangkan bahwa uraiannya itu bersumber dari pengalaman nyata dan pengertian nalar yang berubah. Termasuk kutipan berikut ini terhadap uraiannya mengenai ramalan masa depan, juga berasal dari pandangan jauh (vision) mereka itu sendiri, di samping juga berasal dari hubungan sebab-musabab serta doktrin yang berasal dari satu aliran yang sama.



Dalam ramalannya disampaikan sebuah informasi yang jelas: yakni agar manusia mengalihkan perhatiannya kepada Tuhan, suatu waktu di masa mendatang alam semesta akan hilang keseimbangannya, kehidupan manusia akan tidak stabil, akibatnya umat manusia akan mengalami berbagai petaka, seperti kehancuran dunia, peperangan, wabah, penyakit mematikan, bencana alam, kekeringan serta berbagai macam bencana lainnya.



“…Kepercayaan beragama tidak akan tersisa, dan hanya sekadar cerita fiksi saja. Anak-anak pun tidak akan percaya terhadap agama, yang tersisa hanyalah ketakwaan yang terukir di atas batu. Kala itu manusia akan bosan terhadap kehidupan spiritual, mereka tidak akan percaya lagi hal dan benda atau orang yang patut dihormati atau dipuja di dunia ini. Manusia akan beranggapan bahwa agama itu adalah beban mereka, maka itu mereka akan menghina agama. Mereka tidak akan antusias lagi terhadap dunia dan karya besar Tuhan yang tak tertara itu, dan akan terlupakan eksistensi Tuhan Yang Mahaesa. Semua agama yang ada akan musnah setelah adanya air bah besar, kelaparan, wabah, penyakit baru, peperangan dan berbagai macam bencana. Saat itulah, hati manusia baru akan berpaling kepada Tuhan.”




Gelap berada di atas terang, lebih baik mati daripada hidup, tak seorang pun akan menengadah ke langit dan berpaling kepada Tuhan. Bagi yang takwa dianggap terganggu jiwanya, yang tidak menghormati Tuhan dianggap pintar, orang gila dipandang sebagai kesatria dan si jahat dianggapnya orang baik. Adapun pembicaraan bahwa roh itu tidak bisa mati dan seharusnya kekal abadi, maka mereka akan menertawakannya, dan menganggap palsu adanya. Tidak seorang pun percaya atau menghormati serta takwa pada Tuhan. Bumi pun tidak akan stabil; tidak ada kapal berlayar di samudera; langit pun tidak akan menopang bintang; planet pun tidak akan tertata oleh orbit yang ada; buah-buahan di bumi akan membusuk; tanah pun tandus dan kering; udara akan berhenti sirkulasi. Setelah bencana usai, dunia akan menjadi tua. Tak ada agama, segala sesuatu tak berperaturan, sesuatu yang baik akan lenyap. Jadilah masa yang kacau balau, nilai-nilai moral akan berangsur pudar, pikiran manusia akan penuh dengan dosa, untuk itu gelap akan menyelimuti roh kita, oleh karena itu manusia tidak akan menyadari kesalahannya.



Akan tumbuh suatu masyarakat yang bobrok, manusianya akan mengalami kekacauan jiwa. Alam pikiran mereka tidak lagi dilandasi dengan kasih sayang tapi dipenuhi dengan egoisme. Manusia akan mengejar kehidupan materialis secara membabi buta, cara pengejaran semacam ini akan membuat mereka keluar dari dunia nurani. Sebuah dinasti gelap akan muncul. Orang akan dikuasai oleh politikus jahat, egois dan korup, mereka pun hanya tertarik pada uang dan kekuasaan. Secara otomatis akan hilang keseimbangan. Malapetaka pun akan datang menghampiri, sebab manusia akan menanggung sendiri akibatnya itu.”



“Ketika semua ini datang menghampiri, seorang guru, ayah, Tuhan, pencipta yang mahatinggi akan datang untuk memperbaiki semua ini. Dia akan menarik kembali orang-orang dari jalan sesatnya. Banjir, kebakaran, peperangan dan wabah akan bermunculan, akhirnya memberantas habis kejahatan. Dengan demikian, seluruh bumi ini akan kembali ke bentuk asalnya, jagat raya ini akan menjadi sebuah tempat yang layak dihormati dan dipuja. Setiap saat manusia akan mencintai, memuji dan mengagung-agungkan Tuhan. Sebuah alam semesta baru telah lahir; segala sesuatu akan dibangun kembali, berubah menjadi indah dan suci. Inilah kehendak-Nya. Karena aspirasi-Nya tak berakhir sampai di situ, dan selamanya begini. Tuhan akan membangun kembali jalan spiritual yang positif pada era ini, karena kehendak-Nya sendiri.”



9.3 Sajak Nujum dari Eropa Utara

Voluspa, The Prophecy of the Seerss, sebuah sajak nujum yang beredar di Eropa Utara (termasuk Jerman dan semenanjung Skandinavia). Sajak ini mengisahkan terbentuk dan musnah serta terbentuk kembalinya sebuah jagat raya.




Catatan: Sama seperti dongeng lainnya, karena penulis dan tahunnya itu tidak dapat ditelusuri lagi, maka pendapat umum mengatakan bahwa asal mulanya adalah dari masa kekuasaan Viking sebelum beredarnya agama Nasrani di Eropa Utara atau bahkan lebih awal lagi.



Sajak itu pertama-tama berkisah tentang asal-usul alam semesta, mencerminkan persepsi dunia masa lalu dari bangsa Eropa Utara. Dimulai dari kacaunya bumi ini, di antaranya muncul raksasa dan dewa, setelah itu ada manusia beserta seluruh isinya. Gambaran ini sama dan serupa dengan mitos yang ada di Tiongkok kuno. Bagian klimaks dari sajak itu mengenai ramalan Ragnarok “hari kiamatnya dewa-dewi”: Semua dewa akan mengalami petaka yang telah ditakdirkan Tuhan. Mereka terlibat pertarungan hidup mati dengan kekuasaan jahat di jagat raya ini, maka seisi bumi pun musnah. Akhirnya muncul dewa Yang Maha-agung untuk mengadili semuanya itu. Dunia yang baru pun muncul, dewa-dewa termasuk yang sudah dibunuh akan hidup kembali, segala sesuatu menjadi damai dan indah. Tentu saja bagi manusia yang beruntung akan memasuki hari depannya.



“Pada saat itu tidak ada daratan, samudera dan ombak. Tidak berlangit maupun daratan besar, yang ada hanyalah pemandangan kosong sunyi di mana-mana, tidak ada pepohonan yang hijau dan tak ada kehidupan…. Anak Bur menopang daratan, menciptakan manusia serta daratan besar. Matahari terbit dari selatan, tumbuh-tumbuhan tersebar luas di seluruh bumi…. Matahari hilang cahayanya, daratan pun tenggelam ke dasar samudera, bintang yang terbakar menyala jatuh dari langit, api yang berkobar-kobar membakar seisi alam. Saat itulah hari kiamat para dewa (Ragnarok)… bumi pertiwi muncul dan bersemi lagi dari dasar lautan, penuh dengan warna hijau dan kehidupan. Sawah ladang yang tak usah ditabur, akan tumbuh sendiri. Luka akan sembuh sendiri. Dewa-dewi pun balik kembali, menemukan kembali keindahan yang dimiliki pada zaman yang silam…. Ada seorang dewa yang serba bisa, dialah penguasa segalanya. Dia akan turun, turun ke tanah pengadilan para dewa.”



Terjemahan asli dari sajak bahasa Inggris-nya, pada naskah yang dicetak berlainan, terdapat perbedaan spesifikasinya, serta sulit untuk dimengerti. Namun pada terjemahan yang mana pun, secara garis besar hampir sama. Perbedaan detail dalam terjemahan yang berbeda akan mencerminkan pengertian yang berbeda dari si penerjemah terhadap sajak aslinya itu, tapi walaupun bagaimana tidak menyimpang jauh dari arti yang dimaksud, dari sini kita pun dapat mengetahui kesulitan penulis aslinya. Sebagai suatu ramalan, hal ini dapat dimengerti dan sudah seharusnya demikian. Dan bukan berarti si pengarang aslinya bermaksud mempersulit generasi belakangan. Ada satu masalah lagi yaitu tingkat pengertian si penulis tentang fenomena yang terlihat olehnya. Karena jenis ramalan ini adalah bersifat mitologi, dan hanya bagi orang dalam kondisi-kondisi tertentu saja yang dapat berhubungan dengan ruang dimensi lain, maka roh mereka memperlihatkan pandangan di masa lampau dan masa sekarang serta peristiwa dalam pandangan ini yang mungkin terjadi di ruang dimensi lain. Sebelum suatu peristiwa terjadi, barang kali orang hanya dapat memahami secara simbolis saja.



Dalam ramalan itu dikisahkan tentang “kedatangan-Nya ke tempat pengadilan para dewa”, begitu menyinggung tentang pengadilan, banyak orang akan mengasosiasikannya dengan kisah dalam agama Kristen. Tapi sebenarnya legenda semacam ini banyak sekali, misalnya cerita di atas menyebutkan bahwa orang Maya dan Hopi menganggap saat ini adalah masa pensucian dan masa pembersihan, jadi apa yang dibersihkan dan disucikan adalah suatu hal yang tidak baik, jiwa atau hal yang jahat --sama seperti evolusi alam semesta yang mempunyai siklus dan metabolisme, setelah membersihkan kotoran dan gangguan, maka organisme baru akan menjadi sehat, segala sesuatu akan tertata dan beraturan. Dalam proses membedakan yang baik dan buruk atau kejahatan dan kebajikan, adalah juga mencerminkan suatu proses pengadilan.




Tidak sulit untuk mengetahui bahwa yang dikatakan dalam ramalan yang beredar di Eropa Utara dan ramalan Persia serta ramalan Hermes itu secara garis besar semuanya mempunyai persamaan yang sepadan. Pada prinsipnya menceritakan kemerosotan umat manusia yang menyebabkan bencana, namun kali ini dewa akan sekali lagi menolong manusia, dalam sebuah adu kekuatan antara yang benar melawan yang sesat untuk memberantas kejahatan, menunjukkan arah serta menciptakan masa depan sejati dan indah bagi seluruh makhluk hidup. Banyak cerita ramalan di kalangan rakyat kedengarannya sangat mirip dengan cerita dongeng, tapi apa sebenarnya yang dikatakan oleh kemiripan yang menakjubkan ini? Apalagi munculnya perkataan “dongeng/mitos” ini justru karena manusia punya alasan tersendiri terhadap hal-hal yang tidak dapat dimengerti. “Mitos” itu bukan berarti tidak mungkin tidak akan muncul secara nyata ke tengah-tengah dunia manusia, saat itulah “mitos” pun akan menjadi kenyataan.



Ada yang berpendapat, jika ramalan dari bangsa-bangsa yang berbeda itu digabung menjadi satu, bukankah terkesan dibuat-buat? Sebenarnya tidak, kalau memang ramalan-ramalan sejarah itu diarahkan terutama pada bangsanya sendiri, maka ramalan yang ditujukan dunia hari ini justru ditujukan kepada seluruh dunia, karena berbagai macam aspek kehidupan umat manusia saat ini telah membaur menjadi satu, komunikasi dan lalu lintas yang maju telah membuat dunia ini menjadi sangat kecil. Ibaratnya, ramalan Tiongkok kuno seharusnya bercerita tentang kisah orang-orang di Tiongkok, tapi peristiwa yang terjadi atas diri orang Tiongkok di zaman sekarang ini, belum tentu terjadi di sana. Uraian bagi ramalan kuno dari bangsa yang berbeda terhadap dunia saat ini mempunyai banyak persamaan, semua ini bukanlah suatu kebetulan belaka.

2 comments:

ipunk baik said...

wuff,,,akhirnya slese jg bcnyah.....panjang bgt.....
mw bagi pengetahuan ah dikit....

menurut buku yg pernah sy baca, hermes sang bijak yang sangat terkenal tersebut ialah seseorang yg kita knal dengan nama NABI IDRIS,,dia memang berasal dr mesir, tetapi di mesir sendiri dia itu di julluki 'osiris' hm mungkin sudah pada tau khan......

dan sebenarnya semua mitos yg ada di dunia ini perihal kiamat, surga dan neraka, dll. bersumber dari nabi kita ini...IDRIS AS...

ipunk baik said...

wuff,,,akhirnya slese jg bcnyah.....panjang bgt.....
mw bagi pengetahuan ah dikit....

menurut buku yg pernah sy baca, hermes sang bijak yang sangat terkenal tersebut ialah seseorang yg kita knal dengan nama NABI IDRIS,,dia memang berasal dr mesir, tetapi di mesir sendiri dia itu di julluki 'osiris' hm mungkin sudah pada tau khan......

dan sebenarnya semua mitos yg ada di dunia ini perihal kiamat, surga dan neraka, dll. bersumber dari nabi kita ini...IDRIS AS...