Benarkah Syekh Siti Jenar anak dari Sunan Ampel?
Penyebaran agama Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari peran besar Walisongo. Namun selain Walisongo, juga terkenal sosok Syekh Siti Jenar.
Dialah sosok tokoh Islam yang sangat fenomenal dan kontroversial di Nusantara yang dikenal memiliki ajaran dan kepercayaan 'Manunggaling Kawulo Gusti'. Bahkan kisah Syekh Siti Jenar juga pernah di filmkan. Namun film yang pernah mengulas tentang ajaran hingga matinya Syekh Siti Jenar tidak pernah dijelaskan asal-usulnya.
Dalam kegiatan Borobudur Writer & Cultural Festival 2012 yang digelar di Hotel Manohara, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur Magelang, Jateng Selasa(30/10) terungkap bahwa tokoh Syekh Siti Jenar diduga adalah anak dari salah satu tokoh Walisongo itu sendiri, yaitu Sunan Ampel.
KH Muhammad Sholikhin yang merupakan penulis buku salah satu di antaranya buku 'Trilogi Syekh Siti Djenar' dengan tegas berani menyatakan bahwa Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang adalah anak dari Sunan Ampel. Hal ini berdasarkan kitab Maktab Da'imi. Kitab tersebut berisi dan menjelaskan silsilah habib dan sayidh dan mengungkap fakta bahwa Syekh Siti Jenar masih sedarah dengan seorang wali.
"Salah satu versi Maktab Da'imi keturunan habib dan sayidh salah satu mengatakan Siti Jenar anak Sunan Ampel Raden Abdul Jalil di Jepara. Abdul Jalil adalah anak dari Abdul Soleh. Beliau punya ajaran berbeda disuruh berjalan ke barat dengan pake nama samaran di Jepara pake nama Abdul Jalil bin Datuk Soleh," ungkapnya.
Secara silsilah atau kekerabatan, Datuk dari para Walisongo Syekh Siti Jenar merupakan keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW.
"Kekerabatan antar Walisongo Datuk Walisongo Syeh Jumadil Kubro yang merupakan keturunan ke-20 rosulullah Muhammad. Siti Jenar, Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrohim keturunan yang ke 23 rosulullah. Selain Maulana Malik ada Raden Sahid alias Sunan Kalijaga ada Raden Paku yang kondang disapa Raden Pakuningrat," ungkapnya.
Versi lain di Jawa, Siti Jenar tinggal di Cirebon menyebarkan ajaran di Jawa. Maka dia sering dikenal sebagai Ulama Jawani. Beliau yang bisa lakukan Islam Jawani. Islam itu baginya adalah suatu ajaran hakekat digunakan sebagai cara pendekatan kepada rakyat. Prinsipnya, saiki neng kene aku gelem (sekarang di sini aku mau).
Fakta keberadaan sosok Syekh Siti Jenar juga ditemukan dalam beberapa kitab-kitab lain yaitu kitab Kropak Ferarra yang diterbitkan Yayasan Al Fikr di Surabaya kemudian dokumen lain seperti Serat Syeh Siti Jenar, Suluk Syeh Lemah Abang oleh Van Rokl. Kitab serat Syeh Siti Jenar karangan Mangunwijoyo. Serat Syeh Siti Jenar Anonim di Museum Budoyo Sono Surakarta. Kitab wali sepuluh Kraton Karjono, Serat Derajat, di Cirebon.
Namun, bukti-bukti yang ditemukan secara arkeologi sampai saat ini asal-usul keberadaan Syekh Siti Jenar sama sekali belum bisa dibuktikan. Persoalan kontroversi harus bisa pahami sebagai pengalaman sejarah atau sajaroh seperti tumbuhan yang baik.
Kontroversi asal usul Siti Jenar adalah bagian kecil dari Walisongo. Lalu kenapa Syekh Siti Jenar dipandang kontroversi besar? Karena seolah dia seperti dipinggirkan. Yang jelas, keberadaan Walisongo pun juga kontroversi. Syekh Maulana Maghribi sama seperti Siti Jenar diakui ada makamnya di banyak tempat. Di Klaten, Tuban, Kedung Ombo, Jepara.
Sama seperti Syekh Maulana Maghribi ada di Pantaran, Parangtritis, ada juga di Jatinom. Syekh Jumadil Kubro juga begitu, di Semarang Kaligawe ada, di Surabaya juga ada. Nama-nama beda tapi aliasnya Maghribi. Sebab Ghoib belum dijadikan pembenar dari sejarah. Perbedaan pendapat sejarah sangat memungkinkan.
"Soal Siti Jenar dalam perspektif arkeologipun juga sangat miskin data.
Sejarah narasi Walisongo dalam Arkeologi sangat sedikit. Yang sering disebut tokoh wali hanya 9 wali di Jawa. Padahal di Kalimantan, Sumatera banyak ulama-ulama yang jadi misteri sejarah dari sekian banyak sunan dan wali," tuturnya.
Keanggotaan Walisongo, sembilan wali dipastikan tidak hidup sejaman. Tidak seperti yang ada di film-film. Film-film itu saat ini menurut Muhammad Sholikhin dianggap hanya sebagai ketoprak. Mereka (Walisongo) berlima hidup di tahun dan di jaman yang lain. Wali istilah dari tiga bahasa kemukaan auliya dalam Alquran kekasih Allah.
"Wali di Jawa diartikan sebagai pemimpin upacara. Wali juga ada dalam kontek politik atau nagari sebagai pemimpin. Sekian banyak sebut nama orang sangat dini jika kita menyebut sosok Siti Jenar itu tidak ada. Di Serat Gatoloco dan Serat Rebu Kenongo pernah ada orang kemukakan ajaran. Ada juga dugaan Siti Jenar adalah sosok perempuan. Siti di Jawa ada dua versi yang pertama bermakna tanah. Makna Siti yang kedua berasal dari kata arab Syaidati yang berarti tuan puteri," ungkapnya.
Kontroversi asal usul sosok Syekh Siti Jenar terjadi sampai sekarang karena tiga sebab. Pertama, kontroversi terjadi karena catatan sejarah terkait Siti Jenar sangat minim. Kedua, kontroversi terjadi karena berapa peneliti takut untuk masuk dan mendalami karena dibilang sesat. Dan yang ketiga, pengkaburan sosok Siti Jenar dalam cerita berasal dari cacing. Itu hal yang salah dalam film Walisongo itu.
"Dia manusia yang bertempat tinggal di Lemah Abang. Sesuai yang ada dalam Serat Abang. Persoalan kontroversi harus bisa pahami sebagai pengalaman sejarah atau sajaroh seperti tumbuhan yang dibiarkan berkembang dengan baik," pungkas Sholikhin.
Sementara, Kyai Ngabei Agus Sunyoto penulis buku 'Perjuangan dan Ajaran Syekh Siti Jenar (LKiS 2004) menyatakan bahwa kontroversi Siti Jenar dalam sejarah Walisongo muncul berbagai perspektif pemahaman dan keyakinan di masyarakat.
Kontroversi Syekh Siti Jenar dalam Walisongo sering dipertentangkan dan diperselisihkan. Ada yang menganggap Siti Jenar bagian dari walisongo secara utuh. Sebagian menyebutkan nama bahwa Siti Jenar bukan bagian Walisongo tetapi musuh.
"Ada yg menyebutkan bahwa Siti Jenar pernah jadi Walisongo lalu dipecat dan diganti Sunan Tembayat. Namun di sisi lain ada beberapa model hubungan Walisongo," ucap Agus Sunyoto pendek.
Dialah sosok tokoh Islam yang sangat fenomenal dan kontroversial di Nusantara yang dikenal memiliki ajaran dan kepercayaan 'Manunggaling Kawulo Gusti'. Bahkan kisah Syekh Siti Jenar juga pernah di filmkan. Namun film yang pernah mengulas tentang ajaran hingga matinya Syekh Siti Jenar tidak pernah dijelaskan asal-usulnya.
Dalam kegiatan Borobudur Writer & Cultural Festival 2012 yang digelar di Hotel Manohara, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur Magelang, Jateng Selasa(30/10) terungkap bahwa tokoh Syekh Siti Jenar diduga adalah anak dari salah satu tokoh Walisongo itu sendiri, yaitu Sunan Ampel.
KH Muhammad Sholikhin yang merupakan penulis buku salah satu di antaranya buku 'Trilogi Syekh Siti Djenar' dengan tegas berani menyatakan bahwa Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang adalah anak dari Sunan Ampel. Hal ini berdasarkan kitab Maktab Da'imi. Kitab tersebut berisi dan menjelaskan silsilah habib dan sayidh dan mengungkap fakta bahwa Syekh Siti Jenar masih sedarah dengan seorang wali.
"Salah satu versi Maktab Da'imi keturunan habib dan sayidh salah satu mengatakan Siti Jenar anak Sunan Ampel Raden Abdul Jalil di Jepara. Abdul Jalil adalah anak dari Abdul Soleh. Beliau punya ajaran berbeda disuruh berjalan ke barat dengan pake nama samaran di Jepara pake nama Abdul Jalil bin Datuk Soleh," ungkapnya.
Secara silsilah atau kekerabatan, Datuk dari para Walisongo Syekh Siti Jenar merupakan keturunan ke 23 dari Nabi Muhammad SAW.
"Kekerabatan antar Walisongo Datuk Walisongo Syeh Jumadil Kubro yang merupakan keturunan ke-20 rosulullah Muhammad. Siti Jenar, Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrohim keturunan yang ke 23 rosulullah. Selain Maulana Malik ada Raden Sahid alias Sunan Kalijaga ada Raden Paku yang kondang disapa Raden Pakuningrat," ungkapnya.
Versi lain di Jawa, Siti Jenar tinggal di Cirebon menyebarkan ajaran di Jawa. Maka dia sering dikenal sebagai Ulama Jawani. Beliau yang bisa lakukan Islam Jawani. Islam itu baginya adalah suatu ajaran hakekat digunakan sebagai cara pendekatan kepada rakyat. Prinsipnya, saiki neng kene aku gelem (sekarang di sini aku mau).
Fakta keberadaan sosok Syekh Siti Jenar juga ditemukan dalam beberapa kitab-kitab lain yaitu kitab Kropak Ferarra yang diterbitkan Yayasan Al Fikr di Surabaya kemudian dokumen lain seperti Serat Syeh Siti Jenar, Suluk Syeh Lemah Abang oleh Van Rokl. Kitab serat Syeh Siti Jenar karangan Mangunwijoyo. Serat Syeh Siti Jenar Anonim di Museum Budoyo Sono Surakarta. Kitab wali sepuluh Kraton Karjono, Serat Derajat, di Cirebon.
Namun, bukti-bukti yang ditemukan secara arkeologi sampai saat ini asal-usul keberadaan Syekh Siti Jenar sama sekali belum bisa dibuktikan. Persoalan kontroversi harus bisa pahami sebagai pengalaman sejarah atau sajaroh seperti tumbuhan yang baik.
Kontroversi asal usul Siti Jenar adalah bagian kecil dari Walisongo. Lalu kenapa Syekh Siti Jenar dipandang kontroversi besar? Karena seolah dia seperti dipinggirkan. Yang jelas, keberadaan Walisongo pun juga kontroversi. Syekh Maulana Maghribi sama seperti Siti Jenar diakui ada makamnya di banyak tempat. Di Klaten, Tuban, Kedung Ombo, Jepara.
Sama seperti Syekh Maulana Maghribi ada di Pantaran, Parangtritis, ada juga di Jatinom. Syekh Jumadil Kubro juga begitu, di Semarang Kaligawe ada, di Surabaya juga ada. Nama-nama beda tapi aliasnya Maghribi. Sebab Ghoib belum dijadikan pembenar dari sejarah. Perbedaan pendapat sejarah sangat memungkinkan.
"Soal Siti Jenar dalam perspektif arkeologipun juga sangat miskin data.
Sejarah narasi Walisongo dalam Arkeologi sangat sedikit. Yang sering disebut tokoh wali hanya 9 wali di Jawa. Padahal di Kalimantan, Sumatera banyak ulama-ulama yang jadi misteri sejarah dari sekian banyak sunan dan wali," tuturnya.
Keanggotaan Walisongo, sembilan wali dipastikan tidak hidup sejaman. Tidak seperti yang ada di film-film. Film-film itu saat ini menurut Muhammad Sholikhin dianggap hanya sebagai ketoprak. Mereka (Walisongo) berlima hidup di tahun dan di jaman yang lain. Wali istilah dari tiga bahasa kemukaan auliya dalam Alquran kekasih Allah.
"Wali di Jawa diartikan sebagai pemimpin upacara. Wali juga ada dalam kontek politik atau nagari sebagai pemimpin. Sekian banyak sebut nama orang sangat dini jika kita menyebut sosok Siti Jenar itu tidak ada. Di Serat Gatoloco dan Serat Rebu Kenongo pernah ada orang kemukakan ajaran. Ada juga dugaan Siti Jenar adalah sosok perempuan. Siti di Jawa ada dua versi yang pertama bermakna tanah. Makna Siti yang kedua berasal dari kata arab Syaidati yang berarti tuan puteri," ungkapnya.
Kontroversi asal usul sosok Syekh Siti Jenar terjadi sampai sekarang karena tiga sebab. Pertama, kontroversi terjadi karena catatan sejarah terkait Siti Jenar sangat minim. Kedua, kontroversi terjadi karena berapa peneliti takut untuk masuk dan mendalami karena dibilang sesat. Dan yang ketiga, pengkaburan sosok Siti Jenar dalam cerita berasal dari cacing. Itu hal yang salah dalam film Walisongo itu.
"Dia manusia yang bertempat tinggal di Lemah Abang. Sesuai yang ada dalam Serat Abang. Persoalan kontroversi harus bisa pahami sebagai pengalaman sejarah atau sajaroh seperti tumbuhan yang dibiarkan berkembang dengan baik," pungkas Sholikhin.
Sementara, Kyai Ngabei Agus Sunyoto penulis buku 'Perjuangan dan Ajaran Syekh Siti Jenar (LKiS 2004) menyatakan bahwa kontroversi Siti Jenar dalam sejarah Walisongo muncul berbagai perspektif pemahaman dan keyakinan di masyarakat.
Kontroversi Syekh Siti Jenar dalam Walisongo sering dipertentangkan dan diperselisihkan. Ada yang menganggap Siti Jenar bagian dari walisongo secara utuh. Sebagian menyebutkan nama bahwa Siti Jenar bukan bagian Walisongo tetapi musuh.
"Ada yg menyebutkan bahwa Siti Jenar pernah jadi Walisongo lalu dipecat dan diganti Sunan Tembayat. Namun di sisi lain ada beberapa model hubungan Walisongo," ucap Agus Sunyoto pendek.
[hhw]
No comments:
Post a Comment