sejarah Kota Blambangan Umpu
Anda pasti belum tahu, dimana Kota Blambangan Umpu.
Kota Blambangan Umpu adalah ibukota kabupaten Way Kanan, Provinsi
Lampung. Setiap kota memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Selama ini
kita mengenal sejarah kota-kota besar, seperti
Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya, dari sisi perdagangan dan jasa,
imperialisme Belanda, kerajaan Majapahit dan kawan-kawaan, dan
sebagainya. Tapi jangan lupa, ada juga kota-kota lain di negeri ini,
yang memiliki sejarah pembentukannya yang sangat menarik untuk disimak.
Penelusuran saya terkait dengan sejarah pembentukan Kota Blambangan Umpu, tidak saya mulai dari literatur. Sebab, siapa yang peduli dengan kota ini kala itu? Siapa pula yang pernah datang dan menelusuri sejarah kota ini? Karena itu, saya memulainya dengan menemui para sesepuh yang memiliki ceritera tentang kampung tua nya yang kini sudah membentuk menjadi kota.
Blambangan Umpu, sebelumnya adalah sebuah desa yang dikuasai oleh suku (kebuaian) Subing. Rajanya saat itu adalah Ratu Balag Kerak. Ia diberi nama begitu karena ia memiliki suara sendawa (kerak) yang sangat kuat. Ia juga sakti. Sulit dibunuh.
Sebelum menceritakan perebutan wilayah ini, leluhurnya penduduk Blambangan Umpu adalah seorang raja yang bernama Pangeran Dewa Matarani (Pangeran Dewa Matahari). Sangat menarik. Sebab ia mengingatkan saya pada buku cerita wiro Sableng karya Bastian Tito. Musuh bebuyutannya Wiro Sableng adalah Pangeran Matahari. Ada kaitannya kah? Tentu tidak. Tapi dari situ sudah ada kemiriapn, sang Raja di Blambangan Umpu ini adalah raja yang sangat sakti.
Tertarik? Nanti kita sambung ke tulisan saya berikut. Akan saya ceritakan pembentukan kota kecil ini, dari sudut masa lalu. O ya. dalam penuturan yang ada, jika melihat daftar turun temurunnya Raja Pangeran Dewa Matarani ini, ia hadir 800 - 1000 tahun yang lalu di kampung ini. Lokasi kerajaan ini berada di Tiyuh Tuha Blambangan Umpu. Sekarang sudah menjadi kompleks pemakaman umum tua.
Penelusuran saya terkait dengan sejarah pembentukan Kota Blambangan Umpu, tidak saya mulai dari literatur. Sebab, siapa yang peduli dengan kota ini kala itu? Siapa pula yang pernah datang dan menelusuri sejarah kota ini? Karena itu, saya memulainya dengan menemui para sesepuh yang memiliki ceritera tentang kampung tua nya yang kini sudah membentuk menjadi kota.
Blambangan Umpu, sebelumnya adalah sebuah desa yang dikuasai oleh suku (kebuaian) Subing. Rajanya saat itu adalah Ratu Balag Kerak. Ia diberi nama begitu karena ia memiliki suara sendawa (kerak) yang sangat kuat. Ia juga sakti. Sulit dibunuh.
Sebelum menceritakan perebutan wilayah ini, leluhurnya penduduk Blambangan Umpu adalah seorang raja yang bernama Pangeran Dewa Matarani (Pangeran Dewa Matahari). Sangat menarik. Sebab ia mengingatkan saya pada buku cerita wiro Sableng karya Bastian Tito. Musuh bebuyutannya Wiro Sableng adalah Pangeran Matahari. Ada kaitannya kah? Tentu tidak. Tapi dari situ sudah ada kemiriapn, sang Raja di Blambangan Umpu ini adalah raja yang sangat sakti.
Tertarik? Nanti kita sambung ke tulisan saya berikut. Akan saya ceritakan pembentukan kota kecil ini, dari sudut masa lalu. O ya. dalam penuturan yang ada, jika melihat daftar turun temurunnya Raja Pangeran Dewa Matarani ini, ia hadir 800 - 1000 tahun yang lalu di kampung ini. Lokasi kerajaan ini berada di Tiyuh Tuha Blambangan Umpu. Sekarang sudah menjadi kompleks pemakaman umum tua.
No comments:
Post a Comment