Cerita batu merah di Masjid Kudus, Jawa Tengah

Menguak cerita batu merah di Masjid Kudus, Jawa Tengah
Masjid Kudus. ©wikipedia.comDibalik kokoh berdirinya masjid Kudus, Jawa Tengah, sebagai napak tilas penyebaran Islam di Tanah Jawa. Ternyata pembangunan masjid ini bahan batunya berasal dari Baitul Maqdis, Palestina.

Beragam versi menyebutkan mengenai cerita ini, salah satunya adanya batu itu bermula saat Sunan Kudus berhaji di Mekah, Arab Saudi. Kala itu, Sunan Kudus mendengar wilayah Palestina terserang wabah penyakit.
Penguasa Palestina saat itu pun mengadakan sayembara, di mana siapa pun yang dapat menyembuhkan penyakit akibat wabah itu langsung dijanjikan hadiah apapun.

Karena banyak tabib tak mampu mengobati warga yang terjangkit sakit itu, datanglah Sunan Kudus ke wilayah tersebut. Meski awal kedatangan kemampuannya diragukan, namun Sunan Kudus berhasil mengobati penyakit itu dengan berdoa kepada Allah SWT.

Sang penguasa pun menepati janjinya. Di tawarkanlah berbagai hadiah kepada Sunan bernama asli Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan itu. Namun Sunan Kudus menolak dan malah memilih meminta batu dari Baitul Maqdis.

Sementara itu, masjid kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus pada 1549 Masehi, menyebutkan batu itu diperoleh oleh Sunan Kudus saat berkunjung ke Masjidil Aqsa, Palestina. Batu dari Baitul Maqdis itu dibawa sebagai kenang-kenangan dan diletakkan di masjid Menara Kudus ini.

Sunan Kudus memang merupakan keturunan Sultan Palestina. Ayahnya, Sunan Ngudung, merupakan putra Sultan di Palestina, Sayyid Fadhal Ali Murtazha. Keluarga ini kemudian hijrah ke Jawa pada zaman Kerajaan Majapahit.

Entah versi mana yang benar, yang jelas masyarakat yakin batu itu benar-benar berasal dari Baitul Maqdis. Sehingga nama Al-Aqsa disematkan karena adanya batu di atas mihrab atau tempat imam, yang konon berasal dari Baitul Maqdis, Palestina.

Batu itu berukuran 41 sentimeter kali 23,5 sentimeter. Ornamen huruf Arab tertera di atas batu tersebut. Dari kata Baitul Maqdis itu pula asal-muasal nama Kota Kudus, yang berarti suci, diduga berasal.

Lihatlah menara masjid itu. Bangunan yang terbuat dari batu bata merah itu disusun dan diukir mirip dengan candi yang banyak ditemukan dalam kebudayaan Hindu maupun Buddha. Pada bagian puncak, beratap susun. Mirip bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.

Hingga kini, menara itu masih gagah, menjulang setinggi 18 meter dan kokoh pada pondasi berukuran sepuluh kali sepuluh meter. Selain itu, di masjid yang menjadi kompleks makam Sunan Kudus ini juga terdapat pula sejumlah gerbang yang juga mirip candi-candi zaman Kerajaan Majapahit. (Dream)
Nelly Hassani Rachmi

No comments: