Orang Pertama yang Menutup Ka'bah dengan Kain Kiswah

Orang Pertama yang Menutup Kabah dengan Kain Kiswah
Beginilah proses penggantian Kiswah penutup Kabah setiap musim haji tiba. Dok/therahnumadaily
Dalam Sirah Nawabiyah Ibnu Hisyam diceritakan sejarah kain penutup Ka'bah dan orang pertama yang melakukannya. Kiswah adalah kain berwarna hitam yang menutupi Ka'bah. Setiap musim Haji, kain Kiswah ini diganti oleh otoritas Haromain.

Siapa sebenarnya orang pertama yang menutup Ka'bah? Ada banyak pendapat, mulai dari Nabi Ismail 'alaihissalam hingga Adnan bin Udd (buyutnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam).

Literatur yang kuat disebutkan dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam. Beliau adalah orang yang menghimpun Sirah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Kitab Al-Maghazi dan Kitab As-Siyar karya Ibnu Ishaq. Ka'bah telah ditutupi Kiswah sebelum kedatangan Islam. Hanya saja kainnya berbeda dengan Kiswah yang sekarang.

Disebutkan, orang pertama yang menutupi Ka'bah dengan Kiswah adalah Tubba' yang bernama Abu Karb As'ad, Raja Dinasti Himyariah dari Yaman. Ibnu Ishaq berkata: "Raja Tubba' dan kaumnya adalah para penyembah berhala. Ia mampir ke Makkah dalam perjalanan pulang ke Yaman. Ketika ia berada di antara Usfan dan Amaja, ia didatangi sekelompok orang dari Hudzail bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudzar bin Nizar bin Ma'ad."

Mereka berkata kepadanya, "Paduka raja, maukah paduka raja kami beritahu tentang rumah penyimpanan harta melimpah yang disembunyikan raja-raja sebelum paduka raja? Di dalamnya terdapat mutiara, zabarjad, intan berlian, emas, dan perak?" Tubba' berkata: "Ya, saya mau".

Mereka berkata: "Yaitu rumah di Makkah yang disembah penduduknya dan mereka shalat di sampingnya." Orang-orang Hudzail ingin mencelakakan Raja Tubba' dengan cara seperti itu, karena mereka tahu betul bahwa siapa saja yang ingin merusak Baitullah, pasti ia celaka. Ketika Tubba' telah bersiap diri untuk mengikuti arahan orang-orang Hudzail, ia mengutus seseorang untuk menemui dua rahib Yahudi guna menanyakan arahan orangorang Hudzail tersebut.

Kedua rahib Yahudi berkata kepada Tubba': "Orang-orang Hudzail hanya ingin mencelakakan dirimu dan pasukanmu, karena kita tidak tahu ada rumah selain Baitullah di muka bumi ini yang khusus dijadikan Allah sebagai rumah-Nya. Jika engkau menuruti arahan mereka, engkau pasti mati dan orang-orang yang bersamamu."

Raja Tubba' berkata kepada kedua rahib Yahudi, "Kalau begitu, apa yang kalian berdua perintahkan kepadaku, jika aku datang ke Makkah?" Kedua rahib Yahudi berkata, "Engkau harus berbuat seperti yang dikerjakan penduduknya. Engkau thawaf di samping Ka'bah, mengagungkannya, memuliakannya, mencukur rambut di sampingnya, dan merendahkan diri di sampingnya hingga engkau keluar daripadanya."

Tubba' berkata: "Apa yang membuat kalian berdua melarangku mengikuti arahan orang-orang Hudzail?' Kedua Rahib Yahudi berkata, "Sesungguhnya Ka'bah adalah rumah ayah kita Ibrahim, dan ia seperti yang telah kami jelaskan kepadamu. Namun penduduknya memisahkan kami darinya dengan cara mereka memasang berhala-berhala di dalamnya, dan dengan darah yang mereka tumpahkan di sampingnya. Mereka orang-orang kotor dan orang-orang syirik." Atau seperti dikatakan keduanya.

Tubba' memahami nasihat kedua rahib tersebut dan kejujuran nasihat keduanya. Kemudian ia mendekat kepada sekelompok orang dari orang-orang Hudzail lalu ia memotong tangan dan kaki mereka. Setelah itu, ia meneruskan perjalanannya hingga tiba di Makkah.

Tiba di Makkah, ia thawaf di sekeliling Ka'bah, menyembelih hewan qurban di sebelahnya, mencukur rambutnya, dan berada di sana selama enam hari. Menurut banyak orang, Raja Tubba' menyembelih hewan qurban kemudian membagi-bagikannya kepada orang-orang, ia memberi makan penduduk Makkah, dan memberi mereka minum madu.

Suatu hari, Raja Tubba' bermimpi dalam tidurnya mendapat perintah untuk menutup Ka'bah. Kemudian ia menutupinya dengan kain kasar. la bermimpi lagi agar ia menutupi Ka'bah dengan kain yang lebih bagus, kemudian ia menutupinya dengan kain ma'afir (jenis kain Yaman). Ia bermimpi lagi agar ia menutupinya dengan kain yang lebih bagus, kemudian ia menutupinya dengan kain mahal ketika itu yaitu kain Al-Mala'a dan Al-Washail.

Menurut orang-orang ketika itu, Tubba' adalah orang yang pertama kali menutup Ka'bah dan mewasiatkannya kepada para gubernurnya dari orang-orang Jurhum. Ia perintahkan mereka membersihkan Ka'bah; darah, bangkai, dan darah haid tidak boleh didekatkan kepadanya. Ia membuat pintu dan kunci untuk Ka'bah.

Subai'ah binti Al-Ajabb bin Zabnah bin Jadzimah bin Auf bin Nashr bin Muawiyah bin Bakr bin Hawazin bin Mansur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qais bin Ailan, istri Abdu Manaf bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah berkata kepada anaknya Khalid agar Khalid mengagungkan kesucian Makkah, melarangnya mengganggunya, dan mengingatkannya kerendahan diri Tubba' kepada Makkah, dan apa yang ia kerjakan selama berada di Makkah.

Setelah itu, Tubba' pulang ke Yaman bersama pasukannya dan dua rahib Yahudi. Tiba di Yaman, ia mengajak penduduk Yaman masuk kepada agamanya, namun mereka menolak ajakan Tubba'. Mereka menyerahkan persoalan Tubba' kepada api di Yaman.

Demikian sejarah singkat penutup Ka'bah dan orang pertama yang melakukannya. Kini, Kiswah penutup Ka'bah terbuat dari kain sutera berwarna hitam pekat dengan hiasan kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an dari benang emas dan perak.

Di masa Sayyidina Abu Bakr, 'Umar dan 'Utsman, Ka'bah pernah ditutup dengan kain berwarna putih. Di masa Daulah 'Abbasiyah, Ka'bah pernah dikiswahi dengan kain berwarna putih, pernah pula dengan warna merah.
(rhs) Rusman H Siregar

No comments: