Isyarat Alam Jelang Kiamat yang Dibilang Rasulullah SAW Kian Nyata

 > Isyarat Alam Jelang Kiamat yang Dibilang Rasulullah SAW Kian Nyata

Rasulullah SAW menyebut sejumlah tanda-tanda alam yang menjadi tanda bahwa kiamat segera datang. (Foto/Ilustrasi/Ist)
Alam sudah memberi tanda bahwa bumi sudah sangat uzur. Apa yang disabdakan Nabi Muhammad SAW tentang anda-tanda kiamat terkait fenomena alam semakin nyata saja.

Berita terbaru menyebut, wilayah sahara mulai disiram salju. Di beberapa lokasi bahkan sudah menghijau alias subur. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجاً وَأَنْهَاراً وَحَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ بَيْنَ الْعِرَاقِ وَمَكَّةَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ ضَلاَلَ الطَّرِيقِ وَحَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ


"Kiamat tidak akan terjadi hingga wilayah Arab kembali menjadi tanah yang subur banyak padang hijau dan sungai-sungai. Hingga orang yang melakukan safar antara Irak dan Mekkah, tidak ada yang ditakuti selain kegelapan di jalan. Dan tidak muncul kiamat sampai terjadi banyak pembunuhan." (HR Ahmad 8833 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Turunnya salju di sahara, termasuk Arab Saudi, diperkirakan bakal diikuti dengan suburnya lahan di wilayah tandus tersebut. Kini, pertanian di Arab sudah berkembang. Negeri itu memanfaatkan air tanah yang dipompa dari akuifer dan dialirkan ke irigasi.

Provinsi Al-Hasa atau al-Ahsa, Arab Saudi menghasilkan beras merah yang termahal di dunia. Di sini juga menghasilkan beberapa produk pertanian, seperti padi, jagung, sayuran, dan beberapa buah.

Sebelumnya, Arab sempat diguyur salju, setidaknya pada Kamis dini hari, 18 Ferbruari 2021. Lokasi yang diguyur salju adalah Kota Tabuk. Kota lainnya yang terdampak hujan lebat dan badai petir adalah Mekkah, Madinah, Provinsi Timur, Qassim, Tabuk, Salam, Provinsi Perbatasan Utara, Asir, al-Baha, Jazan, Najran dan Jawf.

Salju turun di Mekkah dan Madinah pernah terjadi pada 2016 lalu. Terakhir kali Kerajaan mengalami hujan salju sebanyak yang terjadi pada tahun 2018.

Berita terbaru, di dekat kota Ain Sefra di barat laut Aljazair, wilayah gurun Sahara yang terkenal panas ketika siang hari tiba-tiba juga diselimuti salju. Pakar lingkungan mengatakan fenomena langka ini membuktikan parahnya krisis iklim di Bumi. Hujan salju telah meninggalkan pola memesona di bukit pasir Gurun Sahara setelah suhu turun di bawah nol derajat Celsius.

Biasanya, suhu di gurun itu pada siang hari bisa mencapai 38 derajat Celsius atau 100 derajat Fahrnheit. Daerah ini hanya mengalami salju beberapa kali dalam 40 tahun terakhir. Ain Sefra terletak di Pegunungan Atlas, 1.000 meter di atas permukaan laut dan dikenal sebagai "pintu gerbang menuju gurun".

Selain di Arab Saudi dan Aljazair, salju juga pernah turun di wilayah Syam (Palestina, Suriah dan bagian negara lain di Timur Tengah) pada Desember 2016.

Api Penggiring
Yaman yang kini berdarah karena perang akan menjadi pintu bagi datangnya hari akhir. Ada 10 tanda bahwa kiamat akan segera tiba. Rasulullah SAW dalam haditsnya bersabda:

إِنَّ السَّاعَةَ لاَ تَكُوْنُ حَتَّـى تَكُوْنَ عَشْـرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ، وَالدُّخَانُ، وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ، وَيَأْجُوْجُ وَمَأْجُوْجُ، وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ.


“Sesungguhnya Kiamat tidak akan terjadi hingga ada sepuluh tanda (sebelumnya): khasf di timur, khasf di barat, khasf di Jazirah Arab, asap, Dajjal, binatang bumi, Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, dan api yang keluar dari Dasar ‘Adn yang menggiring manusia.”

Dalam riwayat lain dari Muslim: “api keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat mereka berkumpul.” (Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah XVIII/27-28, Syarh an-Nawawi).

Mari kita tengok tanda-tanda yang terakhir. "Api yang keluar dari Dasar ‘Adn yang menggiring manusia". Aden merupakan ibu kota Republik Demokratis Rakyat Yaman sampai penyatuan dengan Yaman Utara dan kemudian diumumkan sebagai zona perdagangan bebas.

Kota ini terletak 170 kilometer timur Bab-el-Mandeb. Aden merupakan sebuah pelabuhan alami, terbuat dari semenanjung gunung berapi dan pertama kali digunakan oleh Kerajaan Awsan kuno antara abad ke-5 SM dan ke-7 SM.

Dr Umar Sulaiman Al-Asygar dalam bukunya berjudul Ensiklopedia Kiamat menulis sebelum hari Kiamat datang api keluar dari kawah Aden, yang menggiring manusia ke tempat mereka dihimpun.

Gunung api Aden lebih dikenal dengan ‘api penggiring’ yang berada di bawah permukaan bumi. Ia akan keluar sebagaimana ia pernah keluar sebelumnya.

Prediksi kembalinya gunung merapi Aden aktif dan meletusnya sangat memungkinkan terjadi, sebab kota Aden sendiri sebagian besarnya berada di laut Meditrania.

Sejarah kota Aden terbentuk dari gunung api sangat besar dan pernah meletus di sisi lautnya. Jutaan tahun kemudian gunung api itu membeku dan mati. Setelah itu terbentuklah kawah sangat besar yang kemudian menjadi kota Aden.

Panorama kawah ini terlihat jelas dari foto luar angkasa. Dan pada tahun terakhir aktivitas gunung merapi terus menerus terjadi di sekitar kawasan tersebut, pada satu titik di dasar laut Merah bagian selatan sejak saat itu, pada 19 Desember 2011.

Gundukan lava basaltik yang telah membeku dan menjadi cikal bakal pulau vulkanis baru pun muncul di permukaan Laut Merah. Pada 30 Desember 2011, pulau baru itu telah selebar 500 meter dan terus tumbuh.

Letusan tersebut terjadi di tengah-tengah Laut Merah dalam jarak sekitar 200 km dari selat Bab el-Mandeb, selat sempit penghubung Laut Merah-Teluk Aden. Lebih tepatnya, letusan tersebut terjadi di dalam kepulauan az-Zubair, salah satu gugus kepulauan vulkanik di Laut Merah.

Pertama kali fenomena gunung merapi Aden diketahui saat kolonis Inggris memasuki Kota Aden. Di era pesawat terbang mereka berhasil memotret kota-kota dari udara. Ternyata mereka menemukan kota Aden berada di atas kawah besar.

Inggris kemudian menyebutnya Krayta yang dalam bahasa Inggris berarti kawah merapi. Delegasi kerajaan Inggris dengan pimpinan Prof. I.G. Gass tahun 1964 melakukan penelitian terhadap kota Aden.

Mengawali hasil penelitiannya, I.G. Gass menyatakan: “Gunung-gunung api yang ada sekarang hanya seperti sebuah petasan dibandingkan dengan gunung api Aden.”

Di majalah Reader Digest tahun 1979 dimuat artikel ilmiah yang menyatakan bahwa gunung api Krakatau (Krakatau Volcano) di selat Sunda Indonesia yang meletus tahun 1883 dianggap sebagai para ahli sebagai gunung api terbesar yang pernah dikenal oleh manusia.

Letusannya menewaskan 36.000 orang, suara letusannya terdengar hingga radius 5000 km, abu dan asap menutupi atmosfir bumi hingga satu minggu, dan sejumlah pulau lenyap.

Para ahli memperkirakan kekuatan letusannya ratusan kali lipat bom Hidrogen. “Gunung api Krakatau hanya seperti petasan jika dibanding dengan gunung api Aden,” penulis mengakhiri artikelnya.

Gambaran ilmiah tersebut sangat persis dengan ungkapan Rasulullah SAW dalam hadits di atas. Ketika teks hadis menggunakan kata “qa’ru adn” yang artinya, lubang, rongga, ruang atau kawah. Hal itu terbuktikan melalui foto satelit luar angkasa.

Rasulullah SAW juga menggambarkan bahwa kota Aden berada di atas gunung api yang sedang ‘istirahat’. Struktur tanah Aden terdiri dari gugusan besi dan nikel yang tercampur. Lahar dari gunung api ini keluar melalui teluk di dekatnya di laut Meditrania.

Dalam Kitab Shahih Muslim IV, h 2225, no, 2901 Rasulullah bersabda:

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ، قَالَ: اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ، فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُونَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ . قَالَ: " إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ – فَذَكَرَ... وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ ، تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ "


“Akhir dari semua tanda itu adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring manusia ke tempat mereka dihimpun.”

Sedangkan dalam Kitab Shahih Al-Bukhari bab Keutamaan Orang Anshar VII h 272 dari Anas RA disebutkan:

وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه فِي حَدِيثِ سُؤَالَاتِ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: "أَمَّا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: فَنَارٌ تَحْشُرُ النَّاسَ مِنَ المَشْرِقِ إِلَى المَغْرِبِ


Abdullah ibn Salam mengetahui kedatangan Rasulullah SAW ke Madinah (Hijrah). Ia pun menemui Nabi untuk menanyakan beberapa hal. Dia berkata, “Saya akan menanyakan tiga masalah: apa tanda pertama kiamat?”

Rasulullah SAW menjawab, “Tanda pertamanya adalah api yang menghimpunkan manusia dari timur ke barat.”

Kini gunung Aden masih tertidur dan sewaktu-waktu bangun menyongsong kiamat. Pada saat itulah Malaikat Israfil meniup sangkakala.

Sungai Efrat Mengering

Rasulullah SAW bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو


“Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Furat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat.” (HR Muslim).

Bulan-bulan terakhir tahun 2021 sampai membuka tahun 2022 kini, Sungai Efrat kian mengering. Debit airnya menurun drastis.

Sungai Efrat merupakan sungai terpanjang di Asia Barat. Sungai ada di tiga negara Asia, yaitu Turki, Suriah dan Irak. Dari sumbernya di kawasan timur Turki, Sungai Eufrat mengalir melintasi Suriah dan Irak. Sampai akhirnya bersatu dengan Sungai Tigris sebelum berakhir di Sungai Syattul Arab yang bermuara di Teluk Persia.

Pada 2013, NASA dan Universitas California sudah merilis sebuah hasil penelitian. Kedua lembaga itu melaporkan Sungai Efrat dan Tigris sudah mulai mengering. "Para ilmuwan menemukan selama tujuh tahun dari 2003, cekungan sungai Tigris dan Eufrat di bagian Turki , Suriah , Irak , dan Iran kehilangan 117 juta kaki acre (144 kilometer kubik) air tawar," tulis laporan itu seperti dikutip Press TV.

Danau Tiberias
Danau ini terletak di dekat Dataran Tinggi Golan. Namanya Danau Tiberias dengan beragam sebutan yakni Danau Galilea Danau Genesaret, Danau Kineret, dan Danau Kinerot. Ini adalah danau air tawar terbesar di Palestina.

Dilihat dari struktur geografisnya Danau Tiberias diapit oleh dua negara muslim yakni Palestina dan Suriah. Namun secara politis dikuasai oleh Israel.

Luas danau mencapai 166 Km2, dengan kedalaman 43 m pada saat air melimpah. Danau ini juga merupakan danau air tawar terendah di dunia dan danau terendah ke dua setelah Laut Mati yang merupakan danau air asin.

Keberadaan Danau Tiberias mempunyai kedudukan tersendiri dalam kepercayaan tiga agama samawi: Yahudi, Kristen, dan Islam. Menurut Islam, danau ini dikaitkan dengan salah satu tanda kiamat yaitu munculnya Dajjal dan kelak akan meminum air dari danau ini hingga habis.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan hadis sahih yang cukup panjang dari Nawwas bin Sam’an RA:

“Setelah itu Nabi Isa putera Maryam didatangi oleh sekumpulan orang yang dilindungi Allah SWT dari Dajjal, lalu ia mengusap wajah mereka dan memberitahukan kepada mereka mengenai derajat yang akan mereka peroleh di surga.

Di saat seperti itu, Allah mewahyukan kepada Nabi Isa yang isinya, “Sesungguhnya Aku akan mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak terkalahkan oleh seorang pun dari manusia. Oleh karena itu, selamatkanlah hamba-hamba-Ku ke sebuah bukit. Kemudian Allah mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka turun ke segala penjuru dari tempat yang tinggi (QS Al Anbiya: 96).

Rombongan pertama dari mereka melewati Danau Tiberias, lalu meminum semua airnya, kemudian rombongan yang terakhir mereka lewat dan berkata, “Di tempat ini dahulu ada air.”

Ketika itu, Nabi Allah Isa dan para sahabatnya terkepung hingga pada saat itu kepala sapi bagi mereka lebih berharga daripada uang seratus dinar sekarang ini.

Kemudian Nabi Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah agar Dia membinasakan Ya’juj dan Ma’juj, maka Allah mengirimkan kepada mereka penyakit hidung (mengandung ulat) –seperti yang melanda hewan ternak- yang mengenai leher-leher mereka, maka mereka semua mati seperti matinya seorang jiwa.” (HR Muslim).

Hadis ini menguatkan hadits lain yang diriwayatkan dari Fathimah binti Qais tentang kisah mengeringnya air Danau Tiberias.

Badan Meteorologi dan Geofisika mengungkapkan bahwa mulai tahun 2019 – 2022 musim kemarau akan berkepanjangan di seluruh dunia. Danau Tiberias diperkirakan bakal kena dampaknya.

Dalam hadis kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal ditandai dengan keringnya danau Tiberias, keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak lagi berbuah.

Jika dilihat secara fisik ketiga tanda tersebut sudah nyata terjadi. Asal tahu saja, pohon kurma di Baisan sudah lama tidak berbuah lagi, mata air Zughar juga sudah menyusut, dan yang paling menggegerkan tentu saja surutnya air Danau Tiberias.

Di dalam hadis lain juga dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya yang ditandai dengan terjadinya kemarau dan kekeringan dalam tempo 3 tahun.

Bulan Terbelah Dua
Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam Al Qur’an Al Karim bahwa kiamat sudahlah dekat dan di antara tanda kiamat pun sudah muncul. Di antaranya adalah terbelahnya bulan di zaman Nabi SAW.

Allah Ta’ala berfirman,

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ


Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan.” ( QS. Al Qamar : 1)

Terdapat hadis yang juga menyebutkan hal ini, sebagaimana yang disebutkan dalam sahih Bukhari. Dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata,

انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِرْقَتَيْنِ ، فِرْقَةً فَوْقَ الْجَبَلِ وَفِرْقَةً دُونَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « اشْهَدُوا »

“Bulan terbelah menjadi dua bagian pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu belahan terdapat di atas gunung dan belahan lainnya berada di bawah gunung. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Saksikanlah’.” (HR Bukhari no. 4864)

Berita ini juga dikeluarkan oleh At Tirmidzi dari sahabat Anas, beliau berkata,

سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- آيَةً فَانْشَقَّ الْقَمَرُ بِمَكَّةَ مَرَّتَيْنِ فَنَزَلَتِ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ) إِلَى قَوْلِهِ (سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ


“Penduduk Makkah meminta kepada Nabi SAWsuatu bukti. Akhirnya bulan terbelah di Makkah menjadi dua bagian, lalu turunlah ayat : ‘Telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. QS. Al Qamar: 1-2)

Hadis ini diriwayatkan Tirmidzi no. 3286. Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan shahih. Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan At Tirmidzi mengomentari bahwa hadits ini shahih. Riwayat ini juga dibawakan oleh Jalaluddin As Suyuthi dalam Asbabun Nuzul, hal. 184, Darul Ibnu Haitsam.

Hadis terbelahnya bulan telah diriwayatkan oleh sekelompok sahabat di antaranya: Abdullah bin ‘Umar, Hudzaifah, Jubair bin Muth’im, Ibnu ‘Abbas, Anas bin Malik, dan juga diriwayatkan oleh seluruh ahli tafsir. Namun, sebagian orang merasa ragu tentang hal ini dan menyatakan bahwa terbelahnya bulan itu terjadi pada hari kiamat nanti sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh ‘Utsman bin ‘Atho’ dari ayahnya, dll.

Namun, perkataan semacam ini adalah perkataan yang syadz (yang menyelisihi pendapat yang lebih kuat) dan pendapat ini tidak bisa menggantikan kesepakatan yang telah ada.

Alasannya adalah kata ‘terbelah’ (pada ayat di atas) adalah kata kerja bentuk lampau (dan berarti sudah terjadi). Sedangkan menyatakan bahwa kata kerja lampau ini berarti akan datang membutuhkan dalil, namun hal ini tidak diperoleh. –Inilah perkataan Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir- (Lihat tafsir surat Al Qomar ayat 1 di Zaadul Masiir, 5/449, Maktabah Syamilah).

Matahari Terbit dari Barat
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul " Dahsyatnya Hari Kiamat " memaparkan sejumlah hadits yang menjelaskan tentang 10 tanda-tanda menjelang kiamat . Menurutnya, tanda-tanda kiamat pertama adalah matahari terbit dari barat.

Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim membuat urutan bahwa kiamat tidak akan terjadi sebelum 10 tanda-tanda ini muncul. (1) terbitnya matahari dari barat, (2) asap, (3) binatang melata, (4) munculnya Ya'juj dan Ma'juj, (5) keluarnya Dajjal, (6) munculnya Isa bin Maryam, (7) tiga gerhana: gerhana di barat, (8) gerhana di timur, (9) gerhana di Jazirah Arab, (10) api yang keluar dari dasar Aden yang menggiring manusia atau mengumpulkan manusia dan bersama mereka di mana saja berada.

Jika matahari terbit dari Barat dan tenggelam di Timur dunia memang akan berubah. Menurut simulasi komputer yang dipresentasikan ini di Majelis Umum European Geosciences Union pada 2018 di Austria, jika arah terbit Matahari berubah, wilayah Amerika Utara akan berubah menjadi gurun.

Hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan berganti menjadi bukit pasir yang tandus. Sebaliknya, wilayah Afrika Tengah sampai Timur Tengah yang gersang menjadi lanskap hijau yang subur.

Dalam simulasi, gurun tidak hanya akan menghilang dari beberapa benua dan muncul di benua lain, tetapi musim dingin yang membekukan akan melanda Eropa barat.

Hanya saja, jika mengacu pada hadits tersebut, maka perubahan itu tak akan lama terjadi, karena dunia akan berakhir.

Pertanyaannya, sudah siapkah kita menghadapi hari kiamat? Ini seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW pada umatnya. Suatu hari, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi, “Kapan hari akhir akan datang?”

Nabi balik bertanya, “Apa yang sudah kau lakukan untuk menghadapinya?”

Sahabat menjawab, “Tidak ada kecuali aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Dan, Rasul menjawab, “Kalau begitu, kelak kau akan berkumpul bersama yang kau cintai.”
(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: