12 Manfaat Beriman pada Hari Akhir
Manfaat beriman pada hari akhir sangat banyak. Salah satunya, dengan meyakini bahwa hari akhir akan tiba, setiap muslim akan semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia tidaklah selamanya. Jika aktivitas usahanya hanya ditujukan mencari keuntungan dunia, akan kurang berarti.
Sebelum mengurai manfaat tersebut mari kita telaah dulu apa sejatinya imam kepada hari akhir tersebut. Dalam buku berjudul "The Power of Islamic Entrepreneurship Energi Kewirausahaan Islami" karya Ir Agus Siswanto, MEL disebutkan bahwa iman kepada hari akhir berarti yakin dan percaya bahwa dunia ini akan berakhir dan binasa. Seluruh alam raya akan mengalami kehancuran sebagai awal dari perhitungan bagi seluruh umat manusia.
Beriman kepada hari akhir berarti meyakini bahwa dunia ini akan berakhir. Kiamat akan terjadi dan seluruh makhluk di dunia ini akan binasa. Selain itu, juga yakin bahwasanya tanda-tanda kiamat, baik yang besar maupun kecil, akan terjadi menjelang hari akhir tersebut.
Nah, dengan meyakini bahwa hari akhir akan tiba, setiap muslim akan semakin menyadari bahwa kehidupan di dunia tidaklah selamanya. Jika aktivitas usahanya hanya ditujukan mencari keuntungan dunia, akan kurang berarti.
"Keyakinan terhadap hari akhir bagi seorang wirausaha juga akan memunculkan sikap yang tidak tamak, lebih mementingkan urusan akhirat daripada dunia, dan menjadikan hidupnya lebih terarah," tulis Agus Siswanto.
Secara khusus, kata dia, manfaat dari iman kepada hari akhir bagi wirausaha muslim, antara lain berusaha dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa taat kepada Allah, mengharapkan pahala di akhirat, dan senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan maksiat kepada-Nya karena takut akan azab pada hari akhir.
Jadi, mengingatkan pada setiap muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia. Dan kenikmatan yang telah Allah berikan kepada orang-orang kafir di dunia.
Allah SWT berfirman:
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ * مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kāfir dinegeri-negeri.Kesenangan yang sedikit kemudian tempat kembali mereka adalah jahannam, dan jahannam adalah sejelek-jelek alas”. ( QS Āl Imrān :196-197)
Kedua, manfaat beriman kepada hari akhir juga mengingatkan kepada tiap muslim bahwa dunia hanyalah sebentar, dan bahwasanya hari kiamat dan hisab mereka sudah dekat.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ
“Telah dekat bagi manusia hisāb mereka sedang mereka dalam kelalaian berpaling” ( QS Al Anbiyā : 1)
Ketiga, mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan di akhirat.
Allah SWT berfirman:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukan kedalam surga maka sungguh dia telah beruntung dan tidaklah kehidupan dunia kecuali kesenangan yang menipu” ( QS Al Imran :185)
Keempat, mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya adalah apabila seseorang masuk ke dalam neraka.
Allah berfirman:
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Wahai Rabb kami Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukan kedalam neraka,maka sungguh Engkau telah menghinakannya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhālim” ( QS Al Imran :192)
Kelima, menguatkan kesabaran seorang muslim di dalam menghadapi musibah-musibah dunia yang menimpanya.
Dia menyadari bahwasanya dirinya dan apa yang dia miliki adalah milik Allāh,dan akan kembali kepada Allah.
Keenam, beriman kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlās dalam beramal karena dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlās lah yang dapat bermanfaat dihari kiamat.
Ketujuh, mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya bersegera dalam bertaubat dan beristighfar dari dosa. Karena dosa adalah sebab bencana di akhirat.
Kedelapan, mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar di atas ketaatan kepada Allah dan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Dan semua itu jauh lebih ringan daripada azab di akhirat.
Kesembilan, mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat islam dan iman yang Allāh berikan kepadanya
Karena dengan sebab itulah Allah SWT akan memberikan kebahagiaan kepadanya didunia dan di akhirat.
Kesepuluh, mengingatkan seorang muslim akan bahaya kekafiran, kesyirikan, dan kemunafiqkan. Ketiganya adalah penyebab kekekalan di dalam neraka.
Kesebelas, mendorong seorang muslim untuk semanggat berdakwah di jalan Allah, mengajak saudara seislam untuk berpegang teguh dengan agamanya dan mengajak orang kafir untuk masuk Islam, supaya terhindar dari azab yang kekal.
Keduabelas, menginggatkan kita tentang pentingnya berdo’a kepada Allah, meminta kebahagiaan akhirat. Di antara doa didalam Al Qur'an adalah:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Rabb kami,berikanlah kepada kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari adzab neraka” ( QS Al Baqarah : 201)
Mewakili Rukun Imam Lainnya
Prof Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan Al-Quran , Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" menyebut ada dua hal pokok berkaitan dengan keimanan yang mengambil tempat tidak sedikit dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Pertama adalah uraian serta pembuktian tentang keesaan Allah SWT; dan kedua adalah uraian dan pembuktian tentang hari akhir .
Al-Qur'an dan hadis Nabi SAW tidak jarang menyebut kedua hal itu saja untuk "mewakili" rukun-rukun iman lainnya. Quraish Shihab menjelaskan bahwa keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari kemudian. Memang keimanan kepada Allah tidak sempurna kecuali dengan keimanan kepada hari akhir.
"Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan keyakinan tentang adanya hari kemudian. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di hari kemudian nanti," tuturnya.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment