Kisah Adzan Terakhir Bilal Bin Rabah
Seluruh kaum Muslimin amat berduka cita. Bahkan, Umar bin Khattab sempat mengingkari kepergian Rasulullah SAW untuk selamanya. Hingga Abu Bakar tiiba menenangkannya dan menjelaskan, Rasul-Nya pun akan merasakan maut--sebagaimana diisyaratkan di dalam Alquran.
Saat jasad Rasulullah SAW menjelang dimakamkan, Bilal bin Rabah berdiri untuk mengumandangkan adzan. Tiba di lafazh asyhadu anna Muhammad rasuulullah ('Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah'), suaranya terbata-bata.
Kesedihan menguasai dirinya. Segenap kaum Muslim pun menangis. Mereka menyadari, sosok mulia yang teramat dicintai itu telah meninggal dunia.
Sebuah riwayat menyebutkan, Bilal bin Rabah semenjak wafatnya Rasulullah SAW hanya dapat melakukan adzan tiga hari. Sebab, setiap sampai pada lafazh “Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah," ia selalu tersungkur dan menangis.
Siapapun Muslim yang mendengarkannya, juga akan turut terbawa suasana duka. Terkenang lagi bagaimana ketika Rasulullah SAW masih hidup di tengah kaum Muslimin.
Sedemikian sedihnya Bilal akan kehilangan Rasulullah, sampai-sampai dia sempat meminta izin kepada khalifah agar boleh pergi dari Madinah. Sebab, kenangan-kenangan akan tetap menghantuinya.
Sampailah hari ketika Rasulullah SAW mendatangi Bilal bin Rabah melalui mimpi. Nabi SAW berkata kepadanya, “Wahai Bilal, mengapa engkau tidak pernah menjengukku lagi?” Seketika sang sahabat ini terhenyak.
Begitu terbangun, Bilal begitu terkejut lantaran kata-kata Rasulullah SAW itu membuatnya ingin beranjak. Dia pun segera pulang ke Madinah.
Kedatangan Bilal bin Rabah diterima dua cucu Rasulullah SAW, Hasan dan Husain. Sebelumnya, Bilal telah berziarah ke makam Nabi SAW. Kedua cucu sosok paling mulia dalam sejarah itu lantas meminta Bilal supaya mengumandangkan adzan begitu waktu shalat tiba.
Pada saat bersamaan, Umar bin Khattab yang telah menjadi khalifah ikut memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan. Bilal pun memenuhi permintaan itu.
Inilah saat-saat yang teramat dirindukan segenap warga Madinah. Kota itu seakan-akan diliputi kebisuan. Hanya suara adzan Bilal yang menggema ke segala penjuru.Rol
No comments:
Post a Comment