Semakin lama sinar Hajar Aswad semakin redup hingga menjadi hitam.
Red: A.Syalaby Ichsan
Foto: Saudi Ministry of Media via AP
Seorang petugas memberi wewangian untuk Hajar Aswad yang terletak di sudut timur Kabah di Makkah, Arab Saudi, Senin (27/7/2020).
Hajar Aswad merupakan batu yang diyakini umat Islam sebagai batu termulia di atas permukaan bumi ini. Batu tersebut memiliki aroma wangi yang unik. Keharumannya merupakan aroma alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Saat ini, batu tersebut ditaruh di sisi luar Ka'bah.
Ada riwayat menyatakan bahwa dahulu batu Hajar Aswad itu berwarna putih bersih serta memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka'bah, semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya menjadi hitam seperti sekarang ini. Perubahan warna ini konon karena dosa-dosa manusia yang begitu banyak menyentuhnya.
Batu berwarna hitam ini dipercaya berasal dari surga, yang dibawa Nabi Adam AS sewaktu turun ke bumi. Demikian diungkapkan Ibnu Katsir dalam bukunya Qishash al-Anbiyaa'.
Dalam tulisannya yang bertajuk Keutamaan Kota Makkah, 'Atiq bin Ghaits Al-Biladi memaparkan, ketika Ja'far bin Muhammad sedang bersama ayahnya, Muhammad bin Ali di Makkah, ada seorang bertanya kepadanya, '' Hai Abu Ja'far, bagaimanakah awal mula kejadian Hajar Aswad ini?''
Abu Ja'far menjawab, ''Sesungguhnya ketika Allah SWT menciptakan surga, Dia berfirman kepada anak-anak Adam, 'Bukankah Aku Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami)' (QS Al-A'raf: 172). Kemudian dia mengalirkan sebuah sungai yang lebih manis daripada madu dan lebih lembut daripada zubd (buih susu). Dia juga mengambil sebuah pena dan mengisi tintanya dari sungai itu. Lalu Dia mencatat pengakuan (ikrar) mereka, sehingga akan tetap ada sampai hari kiamat kelak. Selanjutnya, Dia mencurahkan catatan ini kepada batu itu. Jadi, dengan menyentuhnya, dia akan menjadi saksi atas pengakuan (ikrar) mereka.''
Ja'far melanjutkan, ketika ayahnya menyentuh Hajar Aswad, dia mengucapkan, ''Ya Allah, amanatku aku sampaikan, dan perjanjianku aku penuhi, agar dia menjadi saksi bagiku di sisi-Mu atas pemenuhan janjiku.''
ajar Aswad dibersihkan dan diberi minyak wangi. - (Al Arabiya)
Perihal asal-usul Hajar Aswad ini diriwayatkan dalam sejumlah hadis. Ibnu Abbas RA meriwayatkan, Rasul SAW bersabda, ''Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam.'' (Hadis riwayat Tirmidzi, An-Nasa'i, Ahmad, Ibnu Khuzaemah, dan Al-Baihaqi).
Dari Abdullah bin Amru berkata, ''Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini. Kamu tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada. Nikmatilah batu itu selama kamu masih mampu menikmatinya. Karena akan tiba saat di mana Jibril datang kembali untuk membawa batu tersebut ke tempat semula.'' (Hadis Riwayat Al-Azraqy).
Riwayat dari Ibnu Abbad RA, menyebutkan, Hajar Aswad merupakan batu yang diturunkan langsung oleh Allah SWT dari surga. Rasulullah SAW bersada, ''Demi Allah, Allah akan membangkit Hajar Aswad ini pada hari kiamat dengan memiliki dua mata yang dapat melihat dan lidah yang dapat berbicara. Dia akan memberikan kesaksian kepada siapa yang pernah mengusapnya dengan hak.'' (Hadis Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban, At-Tabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-Asbahani).
Asal-usul Hajar Aswad juga diungkapkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, ''Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum ia diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga, dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum tiba hari pembalasan (kiamat).''rol
No comments:
Post a Comment