Kisah Nabi Ismail Ceraikan Istri yang tidak Bersyukur dan Suka Mengeluh

Nabi Ibrahim menitip pesan agar Nabi Ismail mengubah palang pintu rumahnya. Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan Kisah Nabi Ibrahim AS (ilustrasi). Dalam sebuah literatur
Foto: www.freepik.com
Kehidupan rumah tangga Nabi Ismail mengalami ujian manakala harus menetap di Makkah al-Mukaramah. Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam buku Sirah Nabawiyah mengisahkan, suatu ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam hendak menjenguk keluarga yang ditinggalkannya.

Nabi Ibrahim pun datang setelah pernikahan Nabi Ismail.  Ketika tiba di rumah Nabi Ismail di Makkah, ternyata Nabi Ibrahim tidak bertemu Nabi Ismail yang sedang tidak ada di rumah.

Maka Nabi Ibrahim bertanya kepada istri Nabi Ismail tentang bagaimana keadaan mereka berdua. Istri Nabi Ismail mengeluhkan kehidupan mereka yang miskin kepada Nabi Ibrahim. 

Maka Nabi Ibrahim menitip pesan, agar istrinya menyampaikan kepada Nabi Ismail untuk mengubah palang pintu rumahnya.  Setelah diberitahu oleh istrinya terkait pesan Nabi Ibrahim tersebut, Nabi Ismail mengerti maksud pesan Nabi Ibrahim. 

ag/nabi-ismail-menceraikan-istrinya"> Nabi Ismail menceraikan istrinya dan menikah lagi dengan wanita lain, yaitu putri Mudhadh bin Amru, pemimpin dan pemuka kabilah Jurhum.

Setelah pernikahan Nabi Ismail yang kedua ini, Nabi Ibrahim datang lagi ke Makkah untuk menemui Nabi Ismail. Namun, lagi-lagi Nabi Ibrahim tidak bisa bertemu dengan Nabi Ismail. 

Nabi Ibrahim bertanya kepada istri Nabi Ismail yang baru tentang keadaan mereka berdua. 

Jawaban istri Nabi Ismail adalah pujian kepada Allah SWT. Kemudian, Nabi Ibrahim kembali lagi ke Palestina setelah menitipkan pesan lewat istri Nabi Ismail agar Nabi Ismail memperkokoh palang pintu rumahnya.

Pada kedatangan yang ketiga kalinya, Nabi Ibrahim bisa bertemu dengan Nabi Ismail yang saat itu Nabi Ismail sedang meraut anak panahnya di bawah sebuah pohon dekat Zamzam. 

Ketika melihat kehadiran ayahnya yakni Nabi Ibrahim, Nabi Ismail berbuat sebagaimana layaknya seorang anak yang lama tidak bertemu ayahnya. Nabi Ibrahim juga berbuat layaknya seorang ayah yang lama tidak bertemu anaknya. 

Pertemuan itu terjadi setelah sekian lama. Sebagai seorang ayah yang penuh rasa kasih sayang dan lemah lembut, sulit rasanya Nabi Ibrahim bisa menahan kesabaran untuk bertemu anaknya. Begitu pula dengan Nabi Ismail, sebagai anak yang berbakti dan salih. 

Kemudian, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sepakat untuk membangun Kabah, meninggikan sendi-sendinya. Selanjutnya, Nabi Ibrahim memperkenankan manusia untuk berhaji sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT kepadanya.rol

No comments: