Beberapa sahabat meminta untuk menguburkan benda-benda tersebut bersama jasadnya.
Red: A.Syalaby Ichsan
Foto: Republika/Thoudy Badai
Salah satu Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Sahih-nya bab al-Libaas, Asma' binti Abu Bakr pernah menunjukkan pada Abdulah (bekas budaknya) jubah Rasulullah yang terbuat dari kain Persia dengan kain leher dari kain brukat, dan lengannya juga dibordir dengan kain brukat.
Ia berkata ini adalah jubah Rasulullah yang disimpan 'Aisyah hingga wafatnya, lalu ia yang menyimpannya. Nabi dulu biasa memakainya, dan kami mencucinya untuk orang yang sakit hingga mereka dapat sembuh karenanya.
Benda-benda peninggalan Rasulullah ini berada di tangan para sahabat atau ada pula yang disimpan para keluarga Rasul (ahlul bait). Mantel suci (holy mantle) atau burda diberikan Nabi Muhammad kepada Ka'b ibn Zuhayr. Anaknya Ka'ab menjual mantel tersebut kepada Muawiyah I, pendiri Dinasti Umayyah.
Setelah jatuhnya Bani Umayyah, mantel berada di Baghdad di bawah Dinasti Abbasiyah dan dibawa ke Kairo di bawah Dinasti Mamluk. Akhirnya, mantel berada pada Selim I dan diletakkan di Museum Topkapi, Istanbul, Turki, pada 1595.
Dalam hadis riwayat Bukhari dijelaskan bahwa Nabi Muhammad menggunakan cincin perak di tangannya yang terdapat ukiran Muhammad Rasul-Allah. Setelah Nabi wafat, cincin tersebut digunakan oleh Abu Bakar, kemudian 'Umar, dan Utsman.
Sandal Nabi diketahui hilang di Damaskus pada 803 H. Terdapat beberapa alasan mengapa beberapa benda peninggalan Nabi hilang. Hal ini karena para sahabat meminta agar benda-benda peninggalan Nabi tersebut ikut dikuburkan bersama jasad mereka ketika wafat.
Mu'awiyah bin Abi Sufyan telah menyelamatkan beberapa rambut dan kuku Nabi. Saat menjelang kematiannya, ia meminta agar benda-benda tersebut diletakkan di dalam makamnya.
Seiring berjalannya waktu, informasi tentang benda peninggalan Nabi tersebar luas di kota-kota Muslim, seperti Damaskus, Yerusalem, Kairo, Haifa, Kabul, Kashmir, Lahore, dan Karachi. Pada 1327 AH, lebih dari 40 helai rambut Nabi diklaim oleh Konstantinopel. Mereka menampilkan peninggalan Nabi tersebut dalam beberapa perayaan.
Suasana Museum Madinah Al Munawwarah.Museum ini banyak menyimpan koleksi barang-barang bernilai sejarah seperti mata uang dinar di zaman Rasulullah, penguasa Romawi dan sebagainya. - (Republika/Agung Sasongko)
No comments:
Post a Comment