Kisah Hidayah untuk Ibunda Sahabat Nabi
Sebelumnya, ibunda Abu Hurairah sering mencaci-maki Rasulullah SAW.
Red: Hasanul Rizqa

Misalnya, Abu Hurairah melakukan shalat sunnah tersebut pada sepertiga malam awal. Maka, istrinya menunaikan hal yang sama pada pertengahan malam, lalu anaknya pada sepertiga akhir malam.
Abu Hurairah selalu mengiringi Rasulullah SAW di manapun majelis-majelis ilmu. Karena itu, tidak mengherankan bila dirinya termasuk yang meriwayatkan banyak hadits.
Namun, ada satu kecemasan masih menggantung pada hatinya. Ibu kandungnya masih menyembah berhala. Betapa sedih Abu Hurairah setiap kali mengunjungi rumah ibunya.
Sebab, perempuan yang telah mengandungnya itu tidak hanya enggan memeluk Islam. Dia juga sering mencaci-maki Nabi Muhammad SAW di depan putranya itu.
Suatu hari, ibunda Abu Hurairah begitu kalap, sehingga melontarkan kata-kata yang sangat tidak pantas tentang Rasulullah SAW. Mendengarnya, Abu Hurairah menitikkan air mata, kemudian pergi ke Masjid Nabawi. Sepanjang perjalanan, dia berupaya meredam kesedihan yang berkecamuk di dalam dada.
Di dalam masjid, Abu Hurairah menjumpai Nabi SAW sedang duduk. Dia pun menghampiri beliau, "Wahai Rasulullah, aku telah berulang kali membujuk ibuku supaya masuk Islam, tetapi dia menolaknya. Aku hari ini juga mendekatinya untuk mengajaknya memeluk Islam. Namun, ibuku justru mengucapkan kata-kata yang sangat keterlaluan tentangmu. Karena itu, aku mohon berdoalah kepada Allah agar memberikan hidayah kepada ibuku supaya masuk Islam."
Rasulullah SAW lalu berdoa, "Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada ibu Abu Hurairah."
Setelah mendengar munajat Nabi SAW, Abu Hurairah pamit kepada beliau. Dia pun langsung bergegas menuju rumah ibunya, untuk mengabarkan tentang doa tersebut.
Begitu sampai di sana, ternyata pintu rumah ibunya sedang terkunci. Abu Hurairah mengetuk pintu, serta mendengar suara gemercik air dari luar.
"Wahai anakku, tunggulah di tempatmu," sayup-sayup terdengar suara ibundanya.




No comments:
Post a Comment