Sejarah Singkat Perekonomian Amerika Serikat
Pembentukan koloni di Amerika Serikat dimulai
dengan merapatnya kapal Mayflower dari Inggris. Pada masa itu terjadi
migrasi kaum Puritan dari Inggris ke Eropa dan Amerika. Pencetus ide
migrasi ke Amerika adalah William Laud. Kaum Puritan tersebut mendirikan
koloni di New England yang disebut dengan ‘the holy commonwealth’, dan koloni tersebut berkembang pesat. Pada tahun 1640 kaum Puritan di New England telah mendirikan 35 gereja.
The Cambridge Platform (1648) menandai dominasi
kaum Puritan dalam segi kehidupan di New England. Perkembangan
Puritanism diperlambat dengan ekspansi oleh New England (pembukaan
beberapa koloni baru di New England). Masyarakat koloni baru tersebut
makin beragam dan memiliki corak yang resourceful, secular
(sekuler), dan mampu bertahan dalam lingkungan yang sulit. Pada tahun
1692, sebuah piagam di Massachusetts menyatakan tentang perubahan dari theocratic menjadi political, secular state
dan hak pilih dikeluarkan dari kualifikasi keagamaan. Beberapa tokoh
Puritanism di New England antara lain Thomas Hooker, John Cotton, Roger
Williams, Increase Mather, dan Cotton Mather.
Pada abad ke-17, pengaruh politik Puritanism
mulai menghilang. Akan tetapi, karakteristik dan kemampuan masyarakat
Puritan tetap melekat dan berpengaruh dalam masyarakat Amerika. Beberapa
karaskteristik kaum Puritan yang mampu mendorong kesuksesan ekonomi
adalah, antara lain, kepercayaan diri (self reliance), hemat (frugality),
industri dan energi. Karakteristik tersebut nantinya akan berpengaruh
pada kehidupan sosial-ekonomi modern. Minat tinggi kaum Puritan terhadap
masalah pendidikan merupakan hal yang penting dalam perkembangan
Amerika Serikat, serta ide kaum Puritan tentang perkumpulan demokrasi
gereja menjadi cikal bakal perkembangan demokrasi modern.
Pemikiran Ekonomi Amerika
Latar Belakang
Pengaruh pemikiran ekonomi Inggris di Amerika yang
kental telah memberi corak kapitalis pada perekonomian Amerika. Selain
itu, berbagai peristiwa yang telah dilalui Amerika Serikat memberi warna
tersendiri dalam perkembangan perekonomiannya. Peristiwa itu antara
lain perekonomian yang terjadi saat Amerika Serikat masih berupa
daerah-daerah koloni (colonial economy), awal dari kapitalisme modern, perjuangan kemerdekaan, Civil War (Perang Sipil), pertumbuhan pesat pasar domestik, dan ekspansi ke wilayah-wilayah baru.
Pemikiran ekonomi awal di Amerika tidak
menunjukkan suatu kekhasan dari suatu pemikiran. Beberapa pemikiran
tersebut mengulas tentang masalah-masalah umum atau perdebatan ekonomi
yang ada di Inggris dan Perancis. Tetapi tidak seluruhnya demikian,
Roger Williams mengemukakan prinsip ‘corporate freedom’ yang memadukan antara keinginan pemilik (divine commands) dengan kepentingan perdagangan (needs of commerce). William Penn, salah satu relasi Sir William Petty, menganalisis hubungan antara ekonomi koloni dan kota (metropole). Pada masa ini, Penn dengan beberapa pemikir lainnya mencetuskan pemikiran yang disebut sebagai recurrent leitmotiv: reformasi moneter, kepercayaan pada kredit dan uang kertas.
Benjamin Franklin (1706-1790) merupakan salah
satu pemikir politik ekonomi meskipun tidak dapat disebut sebagai ekonom
murni. Franklin lebih terkenal dengan pandangan dan pemikirannya dalam
masalah politik. Buku pertamanya yang diterbitkan ketika dia berusia 23
tahun, A Modest Inquiry into the Nature and Nacessity of Paper Currency, memuat pernyataannnya tentang value (nilai) yang hampir mirip dengan pernyataan Petty dalam Treatise.
Buku lainnya, Observations Concerning the Increase of Mankind
(1751), Franklin bergabung dengan penulis-penulis lain yang mencoba
mengantisipasi pandangan atau teori Malthus tentang pertumbuhan.
Franklin menulis beberapa tulisan ekonomi dalam beragam topik.
Keseluruhan tulisannya menggambarkan bahwa Franklin adalah orang yang
cerdas dan pragmatis.
Pada masa Post-Revolutionary terjadi kesulitan fiskal dan moneter yang membuat Confederation
(Konfederasi) melakukan berbagi diskusi dan pencetakan sumber-sumber
bacaan tentang masalah ini. Alexander Hamilton dan Albert Gallatin
adalah dua penulis yang terkenal pada masa itu. Mereka berdua adalah
sekretaris keuangan Thomas Jefferson. Sedangkan Thomas Jefferson sebagai
ahli sosial-politik hanya sedikit mengulas tentang masalah ekonomi.
Diperlukan waktu tiga dekade untuk memunculkan
masalah ekonomi sebagai salah satu isu utama. Revolusi industri di
Inggris yang mengacu pada perekonomian Klasik Smith, Say dan Ricardo
pada awalnya tidak begitu diminati. Hingga pada tahun 1830 negara bagian
Atlantik mulai mengembangkan sektor industri dan pembukaan daerah
Barat, studi tentang politik ekonomi mulai diperkenalkan dan diajarkan
di tingkat menengah umum dan universitas.
Pemikir ekonomi Amerika antara lain: John Rae, melalui bukunya, Statesment of Some New Principles on the Subject of Political Economy, etc. (1834), dia menolak doktrin free trade ‘perdagangan bebas’ dalam Wealth of Nations ‘Negara-Negara Persemakmuran’ dan aspek sosiologi dari teori kapital.
Henry C. Carey (1793-1879) seorang penganut paham Klasik dan free trader pada akhirnya nanti seperti Fitche dan List, akan mengubah pandangannya tentang perekonomian. Dalam Principles of Political Economy dan beberapa tulisannya menyatakan tentang labor theory of value
dan kepercayaannya tentang kemungkinan terjadi penambahan posisi dalam
kelas pekerja. Carey dapat juga disebut sebagai salah satu penemu ‘nationalist school’ yang mengenalkan tentang proteksi, dengan proteksi akan menjadi bagian penting dalam perkembangan Amerika.
Akhir Civil War ‘Perang Sipil’ sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran ekonomi Amerika Serikat.
Minat untuk mempelajari ilmu ekonomi makin tinggi, berbagai bacaan
tentang ekonomi diterbitkan dan peningkatan ahli-ahli di bidang ekonomi
semakin ditingkatkan. Revolusi Amerika yang kedua yaitu makin meluasnya
industri manufaktur dan perkembangan kapitalisme modern.
Dua hal tersebut menciptakan kelas buruh, peningkatan pasar dalam negeri, dan percepatan pembangunan di wilayah Barat (West).
Masa yang pernah juga melanda Eropa pada beberapa periode. Seluruh
keadaan itu makin mendorong aktivitas perekonomian pemerintah dan
masalah pengambilan kebijakan ekonomi.
Marginalist School
Tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah John Bates Clark (1847-1938). Clark menjelaskan tentang prinsip marginal utility
‘utilitas marginal’ dan aplikasinya dalam masalah produksi dan
distribusi. Clark menghabiskan waktu dua tahun di Jerman dan menjadi
murid dari Roscher dan Knies, yang kemudian teologi dan etika mewarnai
tulisan-tulisan Clark selanjutnya.
Tahun 1877 dan 1882 Clark menulis artikel berseri untuk New Englander, tulisan tersebut kemudian direvisi dan diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul The Philosophy of Wealth.
Buku ini mencantumkan formulasi tentang prinsip marginal utility
‘utilitas marginal’ dan ketidaksetujuannya terhadap politik ekonomi
klasik. Hal yang ditentang Clark dalam politik ekonomi klasik yaitu
dengan mengenalkan tentang social value ‘nilai sosial’ dalam suatu prinsip ekonomi, jadi bukan hanya prinsip kemakmuran yang dicapai dalam ekonomi.
No comments:
Post a Comment