Gerakan Satu Oktober, Catatan Hitam Bangsa Indonesia

14121232741452817327
http://www.google.co.id/imgres
Gerakan 30 September atau sering disebut dengan Gestok oleh Bung Karno adalah catatan hitam bagi bangsa ini. Bung Karno pernah berkata bahwa dengan adanya gerakan ini bangsa Indonesia mengalami kemunduran 20 tahun kebelakang. Kenapa demikian? Karena jelas tujuan dari gerakan ini adalah hanya untuk memenuhi nafsu suatu kelompok tertentu saja. Sejak meletusnya Gerakan Satu Oktober, stabiltas negara sudah mulai goyah. Terjadi pembantaian dimana-mana, semua golongan saling membakar sentimen yang memicu terjadinya konflik horizontal. Bahkan, di sungai brantas dekat Surabaya. Sungai tersebut mendet karena banyaknya mayat-mayat yang dibuang ke sungai tersebut.
Hampir di setiap daerah dampak dari Gestok ini menjadi pemicu konflik antar golongan. Partai ataupun golongan-golongan yang berbasis agama pun tidak kalah beringasnya untuk melakukan pembantaian-pembantaian khususnya pada Partai Komunis Indonesia (PKI). Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi Indonesia tentu merasa kecewa dan serasa teriris hatinya saat melihat bangsanya yang sedang gencar-gencarnya melakukan revolusi mengalami setback seperti itu.
Hal yang dilakukan Bung Karno hampir setiap hari melakukan pidato-pidato di setiap tempat dan memberikan arahan pada rakyatnya agar tidak ikut terbakar sentimen yang sengaja dibuat oleh golongan tertentu. Bung Karno sadar bahwa gerakan ini mempunyai tujuan akhir pada dirinya, yaitu untuk merebut tampuk kekuasaan.
Perkiraan korban akibat dari tragedi terkelam sepanjang sejarah ini memakan korban kurang lebih 500.000 orang. Dan akibat dari tragedi ini Partai Komunis Indonesia pun menjadi partai terlarang di Indonesia dan klimaks dari Gestok adalah pelengseran Bung Karno oleh orde baru dari pucuk pimpinan dan juga dijadikannya Bung Karno sebagai tahanan politik sampai ajal menjemputnya.
Namun, sampai sekarang dalang dari Gestok ini belum terungkap karena sejak zaman orba sangat banyak sejarah yang telah didistorsi sehingga para generasi muda dibutakan akan sejarah. Walaupun demikian sejarah terus menunjukan ke arah kebenaran dan sebagai generasi muda sejatinya kita harus terus menggali sejarah akan bangsa kita sendiri agar kita tidak dibutakan oleh sejarah yang absurd dan telah didistorsi. (Yudi Firmansyah)

No comments: