Pangeran Cerbon, Leluhur Kesultanan Palembang Darussalam ?
Dalam silsilah kekerabatan Kesultanan Palembang Darussalam, tercatat nama Pangeran Cerbon (Carbon/Caribon/Cirebon) sebagai leluhur dari Pendiri Kesultanan, Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam.
Sosok Pangeran Cerbon, masih diselimuti misteri. Pada umumnya, masyarakat Palembang percaya, bahwa beliau berasal dari Keluarga Giri Kedaton. Namun sebagian lagi berpendapat, beliau berasal dari Keluarga Bangsawan Kerajaan Cirebon dan Kesultanan Demak.
Versi Pangeran Cerbon, dari Giri Kedaton
Berdasarkan catatan Tuan Guru Jalaluddin bil Faqih (yang hidup dimasa Sultan Muhammad Mansur, 1706 – 1714 ), terdapat Nasab sebagai berikut :
Nama Pangeran Wiro Kusumo, juga terdapat didalam Tarsilah Kesultanan Brunei, beliau juga dinisbatkan sebagai putera Sunan Giri, dengan nama Sunan Dalam Ali Zainal Abidin Wirakusuma
Versi Pangeran Cerbon, dari Tanah Pasundan
Pangeran Arya Kusuma Cirebon, memiliki nama lain yakni Ki Gedeng Karang Panjang (Tengah), dikarenakan beliau meneruskan gelar mertuanya, yakni Ki Gedeh Karang Tengah Dipati Demak.
Ki Gedeng Karang Panjang (Tengah) diperkirakan lahir pada akhir abad ke-15, yakni dengan mengacu kepada tahun kedatangan Pangeran Manconegara di Palembang, yaitu saat terjadi “gonjang-ganjing” Kesultanan Demak-Pajang tahun 1546-1549.
Pada sekitar akhir abad-15, yang menyandang gelar Pangeran di daerah Cirebon, antara lain :
Dalam masyarakat Cirebon, Ki Gedeng Carbon Girang dikenal sebagai putera dari Pangeran Carbon dengan istrinya yang bernama Nyai Mas Kencana Sari binti Sunan Panjunan Cirebon
Sementara sosok Pangeran Pasarean dan Pangeran Pamelekaran, merupakan tokoh yang cukup dikenal oleh ahli sejarah, yang di dalam riwayat kehidupannya, tidak ditemukan catatan pernah menjabat Dipati di Karang Tengah Demak.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Sosok Pangeran Cerbon, masih diselimuti misteri. Pada umumnya, masyarakat Palembang percaya, bahwa beliau berasal dari Keluarga Giri Kedaton. Namun sebagian lagi berpendapat, beliau berasal dari Keluarga Bangsawan Kerajaan Cirebon dan Kesultanan Demak.
Versi Pangeran Cerbon, dari Giri Kedaton
Berdasarkan catatan Tuan Guru Jalaluddin bil Faqih (yang hidup dimasa Sultan Muhammad Mansur, 1706 – 1714 ), terdapat Nasab sebagai berikut :
Raden Ario Sultan Muhammad Mansur Jayo ing lago bin Sultan Abdul Rakhman Kyai Mas Hindi Sayidul iman Sunan Cinde Welang bin Jamaluddin Mangkurat Kyai Gede ing Pasarean bin Maulana Fadlallah Pangeran Manconegara bin Maulana Abdullah Pangeran Adipati Sumedang Negara bin Maulana Ali Mahmud Nuruddin Pangeran Wiro Kusumo bin Muhammad Ainul Yaqin Sunan GiriMaulana Ali Mahmud Nuruddin (Pangeran Wiro Kusumo) bin Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri, inilah yang dikenal sebagai Pangeran Cerbon, atau didalam Silsilah Palembang, bernama Pengeran Arya Kesumo Cerbon
Nama Pangeran Wiro Kusumo, juga terdapat didalam Tarsilah Kesultanan Brunei, beliau juga dinisbatkan sebagai putera Sunan Giri, dengan nama Sunan Dalam Ali Zainal Abidin Wirakusuma
Versi Pangeran Cerbon, dari Tanah Pasundan
Pangeran Arya Kusuma Cirebon, memiliki nama lain yakni Ki Gedeng Karang Panjang (Tengah), dikarenakan beliau meneruskan gelar mertuanya, yakni Ki Gedeh Karang Tengah Dipati Demak.
Ki Gedeng Karang Panjang (Tengah) diperkirakan lahir pada akhir abad ke-15, yakni dengan mengacu kepada tahun kedatangan Pangeran Manconegara di Palembang, yaitu saat terjadi “gonjang-ganjing” Kesultanan Demak-Pajang tahun 1546-1549.
Pada sekitar akhir abad-15, yang menyandang gelar Pangeran di daerah Cirebon, antara lain :
(1). Ki Gedeng Carbon Girang bin Pangeran Carbon bin Pangeran Walangsungsang CakrabuanaDari ke-3 tokoh di atas, yang memiliki kemungkinan terbesar sebagai sosok Pengeran Arya Kusumo (Pangeran Wiro Kusumo Cerbon) adalah Ki Gedeng Carbon Girang, yang keberadaannya masih misteri dikalangan ahli sejarah.
(2). Pangeran Pasarean bin Sunan Gunung Jati Cirebon
(3). Maulana Muhammad (Pangeran Pamelekaran) bin Sunan Panjunan Cirebon
Dalam masyarakat Cirebon, Ki Gedeng Carbon Girang dikenal sebagai putera dari Pangeran Carbon dengan istrinya yang bernama Nyai Mas Kencana Sari binti Sunan Panjunan Cirebon
Sementara sosok Pangeran Pasarean dan Pangeran Pamelekaran, merupakan tokoh yang cukup dikenal oleh ahli sejarah, yang di dalam riwayat kehidupannya, tidak ditemukan catatan pernah menjabat Dipati di Karang Tengah Demak.
WaLlahu a’lamu bishshawab
No comments:
Post a Comment