3 Kondisi di Kiamat Orang Terkasih Kita Tak Saling Mengenal

 

Terdapat 3 kondisi umat Islam kelak tak saling mengenal pada hari kiamat.  Hari Kiamat (ilustrasi)

Terdapat 3 kondisi umat Islam kelak tak saling mengenal pada hari kiamat. Hari Kiamat (ilustrasi)

Foto: pulsk.com
Terdapat 3 kondisi umat Islam kelak tak saling mengenal pada hari kiamat.
Banyak hadits yang menerangkan kondisi umat manusia kelak pada hari kiamat, antara lain bahwa umat manusia kelak tidak akan mengenal satu sama lain. 

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا ذَكَرَتِ النَّارَ فَبَكَتْ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا يُبْكِيكِ؟» قَالَتْ: «ذَكَرْتُ النَّارَ فَبَكَيْتُ، فَهَلْ تَذْكُرُونَ أَهْلِيكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟» فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمَّا فِي ثَلَاثَةِ مَوَاطِنَ فَلَا يَذْكُرُ أَحَدٌ أَحَدًا: عِنْدَ الْمِيزَانِ حَتَّى يَعْلَمَ أَيَخِفُّ مِيزَانُهُ أَوْ يَثْقُلُ، وَعِنْدَ الْكِتَابِ حِينَ يُقَالُ: ﴿هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ﴾ [الحاقَّة: ١٩] حَتَّى يَعْلَمَ أَيْنَ يَقَعُ كِتَابُهُ أَفِي يَمِينِهِ أَمْ فِي شِمَالِهِ أَمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِهِ، وَعِنْدَ الصِّرَاطِ إِذَا وُضِعَ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ

Diriwayatkan dari Aisyah RA, dia pernah mengingat neraka lalu menangis. Rasul pun bertanya, ”Apa yang membuatmu menangis? Aisyah menjawab, “Aku teringat neraka lalu menangis, apakah enkau kelak akan mengingat keluarga engkau pada Hari Kiamat?”   

Rasul menjawab, "Ada tiga keadaan yang membuat mereka tidak saling kenal satu sama lain, yaitu (pertama) saat mizan hingga mereka mengetahui apakah timbangan amalnya ringan atau berat, dan (kedua) ketika penyerahan catatan saat diserahkan:   “Maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". (QS Al-Haqqah: 19), hingga dia mengetahui di mana catatannya terletak apaka di sebelah kanan, kiri, atau di belakang punggungnya, dan (ketiga) jembatan ketika diletakkan di antara dua sisi neraka jahanam.  (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).  

Habib Abdul Rahman Al Habsy menjelaskan, saat hari penimbangan (yaumul mizan) orang yang berat timbangannya tidak akan menyisihkan amalnya kepada orang lain, bahkan anak atau keluarganya sendiri. Begitu juga saat pembagian shuhuf, dimana setiap manusia akan menerima lembaran amal mereka dalam keadaan yang berbeda-beda. 

"Ada yang lembarannya tebal, ada pula yang tipis. Demikian pula saat melewati jembatan (shirath). Ada melintas di atas jembatan dengan sangat cepat, ada pula yang lambat sekali,” jelasnya. 

Dalam surat Az-Zukhruf ayat 67, Allah SWT berfirman:  

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”

Berdasarkan Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah yang dipublikasikan Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syekh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah, maksud yang terkandung dari 'Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain', yakni para teman dekat di dunia yang saling mencintai karena urusan dunia akan saling bermusuhan pada hari kiamat, dan mereka mandapati urusan yang menjadikan mereka saling mencintai adalah sebab azab bagi mereka, oleh sebab itu mereka menjadi musuh satu sama lain.  

Sedangkan penggalan kata 'kecuali orang-orang yang bertakwa', dimaksudkan bagi mereka yang termasuk teman-teman dekat di dunia begitu juga di akhirat. 

Sementara itu, Syekh Muhammad bin Shalih asy-Syawi dalam An-Nafahat Al-Makkiyah mengartikannya dengan ungkapan, "Yang bersahabat di atas kekafiran, mendustakan dan maksiat kepada Allah sewaktu di dunia. Hal itu, karena persahabatan mereka bukan karena Allah sehingga pada hari Kiamat berubah menjadi permusuhan. Yakni mereka yang menjauhi diri dari syrik dan maksiat, maka persahabatan mereka akan kekal dan terus-menerus." 

Oleh karenanya, Rasulullah selalu mengingatkan untuk pandai memilih pertemanan dan sahabat. Rasulullah bersabda: 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ)

 “Seseorang itu mengikuti diin (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat.” (HR  Abu Dawud, dari Abu Hurairah)  

Referensi:  https://tafsirweb.com/9263-quran-surat-az-zukhruf-ayat-67.html

No comments: