Semua Imam Mazhab Sholat Tarawih 20 Rakaat, Bukan 8 Rakaat

Semua Imam Mazhab Sholat Tarawih 20 Rakaat, Bukan 8 Rakaat
Siapa yang menghidupkan Ramadhan dengan sholat tarawih karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka dosanya yang telah lalu diampuni. Foto/Ist

Sholat tarawih adalah sholat sunnah yang tidak terpisahkan dari bulan Ramadhan. Adapun waktunya, dikerjakan sesudah sholat fardhu Isya sampai terbitnya fajar. Berapa sebenarnya jumlah rokaat sholat Tarwih?

Mari kita simak penjelasan Pengasuh Yayasan Al-Hawthah Al-Jindaniyah, Habib Ahmad bin Novel Bin Salim Jindan berikut. Beliau menerangkan perihal sholat Tarawih dalam kajian daurah menyambut bulan Ramadhan beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, sholat Tarawih memiliki keutamaan sebagaimana diriwayatkan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari riwayat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Beliau berkata, "Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Barang siapa menghidupkan bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampunilah dosa‐dosanya yang telah lalu."

Imam An-Nawawi berkata yang dimaksud menghidupkan bulan Ramadhan adalah dengan sholat tarawih. Sehingga tak heran jika sholat sunnah ini selalu dikerjakan oleh para sahabat, tabi'in, salaf dan sampai pada masa kini.

Pencetus Sholat Tarawih
Pencetus pertama dari sholat tarawih tentu Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagaimana diriwayatkan dari Ummul Mu'minin Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha. Beliau berkata: "Pada suatu malam, Nabi صلى الله عليه وسلم mengerjakan sholat di masjid, maka datang sekelompok orang ikut mengerjakan sholat bersama Nabi sehingga
bertambah banyak orang yang ikut sholat bersamanya, begitu juga hari berikutnya."

Pada hari ketiga dan keempat banyak orang berkumpul menunggu Nabi, akan tetapi beliau tidak keluar ke masjid, sehingga di pagi harinya Nabi bersabda: Sungguh aku telah tahu apa yang kalian lakukan semalam dan tidak ada yang mencegah aku keluar kecuali aku takut apabila diwajibkan kepada kalian, dan kejadian itu di bulan Ramadhan."

Setelah Rasulullah صلى الله عليه وسلم wafat, sholat tarawih selalu dikerjakan di malam‐malam bulan Ramadhan dan dikerjakan sendiri‐sendiri. Ketika di zaman Sayyidina Umar radhiyallahu 'anhu, beliau memerintahkan untuk dikerjakan secara berjamaah (seperti dahulu di zaman Nabi صلى الله عليه وسلم)

Diriwayatkan Sayyidina Abdurrahman bin Abdul Qari, beliau berkata, "Ketika aku keluar bersama Sayyidina Umar bin khattab di malam bulan Ramadhan maka kami mendapati muslimin mengerjakan sholat tarawih dengan sendiri‐sendiri dan ada juga yang berjamaah dengan sekelompok orang. Berkata Sayyidina Umar, "Saya berpendapat, kalaulah dikerjakan berjamaah maka akan indah".

Lalu beliau mengumpulkan mereka dan dipilihlah Sayyidina Ubay bin Ka'ab menjadi Imam. Berkata Sayyidina Abdurrahman bin Abdul Qari, lalu keesokan harinya, aku keluar lagi bersama beliau, dan shalat tarawih dikerjakan berjamaah dengan imam Sayyidina Ubay bin Ka’ab, lalu Sayyidina Umar bin Khattab pun berkata, "Inilah sebaik‐baiknya bid'ah".

Jumlah Rakaat Sholat Tarawih
Sholat tarawih merupakan ibadah sunnah muakkad. Adapun jumlah rakaat Sholat Tarawih yang paling shahih adalah 20 rakaat (10 salam). Jika digabungkan dengan 3 rakaat sholat witir, menjadi 23 rakaat.

Tidak ada satupun yang menentang hal ini semenjak zaman Umar bin Khattab dan zaman para Imam 4 Mazhab sampai saat ini. Hanya saja memang Imam Malik di samping berpendapat 23 rakaat, juga memunculkan pendapat bahwa sholat tarawih 36 rakaat ditambah 3 rakaat witir, menjadi 39 rakaat. Pendapat beliau ini berdasarkan amalan penduduk Kota Madinah Al Munawwarah.

Para Imam Mazhab mengambil pendapat yang sama, tentang 20 rakaat, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, dari Sayyidina Saib bin Yazid radhiallahu 'anhu, beliau berkata, "Sesungguhnya dahulu para-sahabat mendirikan sholat tarawih di zaman Sayyidina Umar 20 rakaat". Begitu juga yang diriwayatkan dari Imam Malik bin Anas di dalam Kitabnya Al-Muwaththo’ dari sahabat Yazid bin Rumman radhiyallahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya dahulu para sahabat mendirikan sholat tarawih di zaman Sayyidina Umar 23 rakaat."

Imam Ibnu Qudamah dalam Kitabnya Al-Mughni, beliau menjelaskan bahwa para ulama sepakat jumlah rakaat sholat tarawih adalah 20 dan menolak atas pendapat Imam Malik radhiyallahu 'anhu dalam riwayatnya yang kedua yaitu 36 rakaat.

Imam Ahmad bin Hambal, Imam Abu Hanifah, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ats-Tsauri radhiyallahu 'anhum bersepakat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat. Adapun Imam Malik mengerjakan 36 rakaat karena mengikuti apa yang dikerjakan ahli Madinah.

Disebutkan di dalam Kitab Mukhtasor Almuzani bahwa Imam Asy- Syafi’i berkata: "Aku telah mendapati ahli Madinah mengerjakan tarawih 36 rakaat tetapi aku lebih suka 20 karena mengikuti apa yang diriwayatkan dari Sayyidina Umar bin Khattab. Begitu juga, telah menjadi amalan ahlu Makkah mengerjakan sholat Tarawih dengan 20 rakaat ditambah tiga rakaat witir."

Imam At-Turmudzi juga meriwayatkan dalam kitabnya, bahwa sholat tarawih adalah 20 rakaat. Begitu pula yang dikatakan Imam Ibn Rusyd dan Imam An-Nawawi. Ibnu Taymiyyah mengatakan dalam fatwanya: "Adalah benar bahwa Ubay bin Ka’ab dahulu menjadi imam dalam sholat tarawih 20 rakaat dan berwitir dengan 3 rakaat."

Berdasarkan inilah banyak ulama sepakat inilah yang tepat. Sebab dikerjakan di tengah‐tengah para Muhajirin dan Anshor, dan tidak terdapat seorang pun dari para sahabat yang menentang hal tersebut. Sebagaimana dilaksanakan sampai saat ini di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dan hampir semua kaum muslimin.

Bahkan Sayyidina Ali radhiallahu 'anhu berkata: "Semoga Allah Ta'ala menerangi kubur Umar radhiyallahu 'anhu sebagaimana beliau telah menerangi masjid‐masjid kita."

Bagaimana dengan Tarawih 8 Rakaat?
Al-Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan mengatakan, bagi yang berpendapat sholat tarawih 8 rakaat berpegang pada Hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha tentang sholat witir. " Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dari sebelas rakaat." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Menurut kelompok pendukung tarawih 8 rakaat, 11 rakaat yang dimaksud pada hadits ini adalah 8 rakaat tarawih dan tiga rakaat witir. Dari segi sanad, hadis ini tidak diragukan lagi keshahihannya. Karena diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan lain‐lain (muttafaq 'alaih). Hanya saja, penggunaan hadis ini sebagai dalil sholat tarawih perlu dikritisi dan dikoreksi ulang.

(Bersambung)!

(rhs)
Rusman H Siregar

No comments: