Dahulu, Yaman menjadi bagian dari kerajaan Persia yang memusuhi Nabi SAW.
Red: Hasanul Rizqa
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Negeri Yaman.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, Yaman masuk ke dalam wilayah kekuasaan Imperium Persia. Namun pada akhirnya, negeri di Jazirah Arab sisi selatan itu menjadi bagian dari daulah Islam.
Ceritanya bermula sejak Rasulullah SAW dan pihak Quraisy Makkah menyepakati Perjanjian Hudaibiyah. Dalam masa kesepakatan itu berlaku, dakwah Islam dapat relatif lebih bebas menjangkau luar Madinah, bahkan termasuk negeri-negeri di luar Jazirah Arab.
Untuk para penguasa di negeri-negeri jiran itu, Rasulullah SAW mengirimkan surat. Masing-masing berisi seruan agar tiap raja yang menerima surat ini beriman dan berislam.
Salah satu pihak penerima surat Nabi SAW ialah raja Imperium Persia, yakni Kisra Abrawiz. Sang raja tidak hanya menolak
Kisra juga merobek surat yang dikirim Rasulullah SAW. Begitu mengetahui informasi ini, Nabi SAW pun memanjatkan doa, "Ya Allah, pecah belahlah oleh Engkau kerajaannya Kisra."
Masih dalam keadaan murka, Kisra menyuruh menterinya untuk menulis surat instruksi kepada gubernur Yaman saat itu, Badzan bin Sasan. Isinya memerintahkan sang gubernur agar menangkap dan membawa Nabi Muhammad SAW kepadanya.
Selang beberapa waktu kemudian, Badzan menerima surat yang dimaksud. Perintah yang ada siap dilaksanakan. Diutuslah beberapa orang ke Madinah. Perjalanan yang cukup panjang ditempuh. Setelah bertanya-tanya kepada penduduk setempat, sampailah mereka ke hadapan Nabi SAW.
Alih-alih bersikap konfrontatif, Rasulullah SAW menawarkan kepadanya, "Maukah kalian mengenal apa itu Islam?" Mereka bersedia menyimak penjelasan yang ada, tetapi masih bersikeras bahwa Kisra adalah tuhan semesta alam.
Nabi SAW kemudian bersabda, "Bagaimana pendapatmu bila ternyata Tuhanku telah membunuh tuhanmu tadi malam?" Mereka tentu saja heran. "Dari mana Anda tahu?"
Tuhanku yang mewahyukannya kepadaku," jawab Nabi SAW dengan tenang.
Rasul SAW lalu menyuruh para utusan itu agar kembali ke Yaman untuk mengabarkan wahyu tersebut. Beliau juga mengatakan, bila informasi kematian Kisra salah, mereka dapat datang lagi ke Madinah untuk menangkapnya
Dan kalau benar Kisra tewas malam itu, sebaiknya mereka dan seluruh pemuka Yaman memikirkan ulang, betapa meruginya menyembah pada zat selain Allah.
Maka kembalilah mereka ke negerinya. Begitu tiba di Yaman, para bawahan Badzan ini menceritakan pertemuan merekadengan Rasulullah SAW, termasuk apa itu Islam dan wahyu mengenai kematian Kisra.
Badzan sedikit tertarik pada ajaran Tauhid, tetapi masih ragu-ragu meninggalkan agama Majusi. Karena itu, dia berpesan kepada mereka, bila betul wahyu yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, dia akan memeluk Islam.
Untuk diketahui, waktu tempuh antara ibu kota Yaman Sana'a dan Madinah pada zaman itu sekitar dua pekan. Adapun perjalanan normal antara Sana'a dan ibu kota Persia ditempuh rata-rata satu bulan.
Satu setengah bulan kemudian, datanglah utusan dari istana Persia ke Sana'a yang mengabarkan kematian Kisra tepat pada waktu yang telah diramalkan sebelumnya oleh Rasulullah SAW. Penguasa kafir itu beserta saudara-saudaranya tewas ditikam anaknya sendiri yang bernama Syiraweh.
Setelah menerima kabar tersebut, Badzan bin Sasan mengumumkan beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW. Seluruh rakyatnya kemudian mengikutinya, mengucapkan dua kalimat syahadat. Sejak saat itu, Yaman berada dalam naungan kedaulatan Islam.
Adapun Kerajaan Sassania terus-menerus dilanda pergolakan politik yang dahsyat, diperparah pu la dengan ketidakpuasan penduduk setempat yang memang telah mengendap begitu lama. Akhirnya, pada 651 pasukan yang dikirim amirul mukminin Umar bin Khattab dapat menaklukkan Sassania. Tamatlah riwayat kerajaan yang pernah menjadi adidaya dunia itu.rol
No comments:
Post a Comment