Nabi Musa Memohon Nyawanya Dicabut di Palestina

Jenazah sang nabi dimakamkan tak jauh dari wilayah Tanah Suci Baitul Makdis. Red: Hasanul Rizqa ILUSTRASI Masjid al-Aqsha di kawasan Baitul Makdis, Palestina.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
ILUSTRASI Masjid al-Aqsha di kawasan Baitul Makdis, Palestina.
Dalam sejarah para nabi, terdapat banyak kisah inspiratif yang penuh dengan hikmah dan pelajaran. Salah satunya adalah kisah Nabi Musa AS, yang dikenal sebagai salah satu nabi ulul azmi. Kisah ini menggambarkan betapa besar kecintaan Nabi Musa AS terhadap Tanah Suci Baitul Makdis di Palestina. Bahkan, saudara Harun AS itu memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan di dekat wilayah tersebut.

Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menceritakan peristiwa menarik tentang Nabi Musa AS dan malaikat maut. Dikisahkan, malaikat maut diutus oleh Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Musa AS. Namun, ketika malaikat itu datang, Nabi Musa AS tidak mengenalinya dan justru memukulnya hingga biji mata malaikat tersebut keluar. Malaikat itu pun kembali kepada Allah SWT dan mengadukan kejadian tersebut.

Allah SWT kemudian memulihkan mata malaikat maut itu dan memerintahkannya untuk kembali kepada Nabi Musa AS dengan pesan:

"Jika engkau masih ingin hidup, letakkanlah tanganmu ke punggung lembu. Sebanyak bulu yang tertutup oleh tanganmu, sebanyak itulah tahun umurmu yang akan ditambahkan."

Setelah mendengar penawaran itu, Nabi Musa AS bertanya, "Lalu apa setelah itu?"

Malaikat maut menjawab, "Kematian."

Mendengar jawaban tersebut, Nabi Musa AS memilih untuk tidak memperpanjang umurnya dan berkata, "Kalau begitu, sekarang saja."

Beliau kemudian memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan di dekat Tanah Suci Baitul Makdis, sedekat lemparan batu.

Rasulullah SAW dalam hadis tersebut juga menyebutkan, "Seandainya aku berada di sana, aku akan menunjukkan kepada kalian kuburnya di sisi jalan, di bawah tumpukan pasir merah." (HR. Bukhari dan Muslim).

photo
Gambaran singkat tentang lokasi beberapa bangunan dalam kompleks Masjid al-Aqsha di Palestina. - (dok wiki)

Kisah ini mengandung banyak pelajaran berharga. Pertama, kecintaan Nabi Musa AS terhadap Tanah Suci Baitul Makdis menunjukkan betapa pentingnya wilayah tersebut dalam sejarah para nabi. Wilayah yang jadi bagian dari Palestina itu bukan sekadar tanah biasa, melainkan tanah yang diberkahi oleh Allah SWT dan menjadi saksi bisu perjuangan para nabi.

Kedua, kisah ini juga mengajarkan tentang penerimaan terhadap takdir. Meskipun Nabi Musa AS sempat "menolak" kematian dengan memukul malaikat maut, beliau akhirnya menerima keputusan Allah SWT dengan lapang dada. Bahkan, beliau memilih untuk segera menghadap Allah SWT daripada memperpanjang umurnya.

Ketiga, kisah ini mengingatkan kita tentang pentingnya mengenali tanda-tanda dari Allah SWT. Nabi Musa AS tidak mengenali malaikat maut yang datang kepadanya, sehingga terjadi kesalahpahaman. Hal ini mengajarkan kita untuk senantiasa meningkatkan kepekaan spiritual dan kebersihan hati agar dapat mengenali tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Lokasi makam

Menurut riwayat, Nabi Musa AS dimakamkan di dekat Tanah Suci Baitul Makdis, tepatnya di sisi jalan di bawah tumpukan pasir merah. Lokasi ini diketahui oleh Rasulullah SAW melalui wahyu dari Allah SWT. Meskipun secara fisik makam tersebut tidak dapat dilihat oleh manusia biasa, kisah ini menguatkan keyakinan kita akan kebenaran ajaran Islam dan sejarah para nabi.rol

 

No comments: