Peran Ibnu Sa'ad Dalam Perkembangan Ilmu Hadis

Muhammad Ibnu Saad membuat peringkat tokoh-tokoh perawi hadis. Red: Hasanul Rizqa Buku terjemahan dari kitab Ibnu Saad (Ilustrasi)
Foto: tangkapan layar amazon
Muhammad Ibnu Saad adalah orang pertama yang menyusun kitab tentang daftar peringkat tokoh-tokoh pada masa awal Islam, yakni mulai dari generasi sahabat Nabi Muhammad SAW hingga tabiin. Kitab yang ditulisnya adalah At-Tabaqaat Kabir.
Itu merangkum hasil penelitiannya atas sejarah kehidupan Rasulullah SAW, para sahabat, dan tabiin (generasi sesudah sahabat). Karyanya ini terbilang signifikan bagi perkembangan ilmu hadis.

Seperti diketahui, tingkat kesahihan hadis sangat dipengaruhi kedudukan para perawinya. Tokoh-tokoh yang jadi perawi hadis tidak semuanya memiliki kedudukan sama. Semakin dekat masa hayatnya dengan Rasulullah SAW, maka semakin tinggi tingkat kesahihan hadis yang diriwayatkannya.

At-Tabaqaat terdiri atas delapan jilid. Karya ini memperlihatkan kecermatan Ibnu Saad. Ia banyak mengemukakan bukti dan dokumen asli secara menyeluruh dan sempurna. Karena itu, karyanya ini jadi rujukan utama ulama-ulama sesudahnya.

Dua jilid pertama At-Tabaqaat berisi biografi Nabi saw dan perang yang ada dalam komando beliau shalallahu 'alaihi wasallam. Termasuk dalam hal ini berbagai catatan kenegaraan selama Rasulullah menjadi kepala negara.

Jilid-jilid selanjutnya berkisah tentang posisi dan kedudukan para sahabat. Dalam soal ini, Ibnu Saad membaginya menjadi beberapa peringkat. Sayangnya, jumlah peringkat tersebut tak dapat dipastikan mengingat bagian akhir kitab tersebut hilang.

Peringkat

Para ulama pun berbeda pendapat soal ini. Imam Suyuti, ahli hadis dan sejarah abad 9 H, menyebut Ibnu Saad membagi para sahabat menjadi lima peringkat yakni sebagai berikut.

Pertama, para sahabat yang berpartisipasi dalam Perang Badr. Kedua, para sahabat yang pertama masuk Islam dan ikut dalam perang Uhud. Ketiga, para sahabat yang masuk Islam sebelum penaklukan kota Mekah pada 8 H. Keempat, para sahabat yang masuk Islam ketika penaklukan kota Mekah dan sesudahnya. Kelima, para sahabat kecil atau sahabat muda seusia Hasan dan Husein bin Ali Abi Thalib, Abdullah bin Zubair, serta Abdullah bin Abbas, ketika Rasullah SAW wafat.

Generasi sesudah para sahabat tidak dibaginya dalam peringkat dan nasab, melainkan dikelompokkan berdasarkan kota kediaman mereka.

Untuk para tabiin (generasi setelah sahabat) dari kalangan penduduk Madinah, Ibnu Saad membagi mereka menjadi tujuh peringkat. Sementara, untuk tabiin penduduk Mekah, ia membagi menjadi lima peringkat. Peringkat ini didasarkan kepada nasab mereka.

Setelah penduduk dua kota suci itu, ia menyebut para tabiin yang tinggal di kota-kota lain seperti Taif, Yaman, Bahrain, Baghdad, Khurasan, Ravy, Qum, serta kota-kota di Afrika Utama, Mesir, Andalusia, dan Syria. Di setiap kota tersebut, ia selalu menyebut terlebih dahulu para sahabat, ahli fikih, ahli hadis, dan ilmuwan lainnya yang tinggal di kota tersebut.

Dalam jilid terakhir bukunya, Ibnu Saad mengupas banyak mengenai tokoh-tokoh wanita mulai dari putri, bibi, istri-istri Rasulullah hingga wanita-wanita yang termasuk kalangan tabiiyat (wanita sesudah generasi sahabat).rol

No comments: