Kisah Unik Syaikhona Kholil, Tertawa Keras saat Shalat Berjamaah

Saat masih muda dan jadi santri, Syaikhona Kholil pernah tertawa keras saat shalat. Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa Syaikhona Kholil
Foto: Wikipedia
 Syaikhona Muhammad Kholil al-Bangkalani merupakan ulama kharismatik dari Pulau Madura. Hampir semua kiai-kiai besar di Indonesia berguru kepada Syaikhona Kholil. Sejak masih muda, Syaikhona Cholil pun sudah diberikan keistimewaan.

Diceritakan dalam buku 99 Kiai Kharismatik Indonesia: Riwayat, Perjuangan, Doa dan Hizib, Syaikhona Kholil saat menjadi santri pernah tertawa keras dalam keadaan shalat. Syaikhona Kholil muda tertawa di dalam shalat yang dipimpin oleh seorang kiai di sebuah pesantren.

Syaikhona Kholil tertawa cukup keras sampai membuat teman-temannya takut kalau kiai yang menjadi imam marah terhadap ulahnya. Setelah shalat selesai, ternyata benar sang kiai segera mengintrogasi dan menyalahkan Syaikhona Kholil.

Kiai itu pun menanyakan alasan Syaikhona Kholil tertawa keras selama shalat berlangsung. Namun, Syaikhona Kholil justru terus tertawa meskipun sang kiai sangat marah terhadapnya. Hingga akhirnya Kholil menjawab pertanyaan kiai tersebut.

Ternyata, Syaikhona Kholil tertawa keras dalam keadaan shalat lantaran melihat sebuah berkat (makanan yang biasa dibawa pulang tamu sehabis kenduri) di atas kepala sang kiai. Mendengar jawaban Syaikhona Kholil, sang kiai pun menjadi sadar dan merasa malu atas shalat yang dipimpinnya.

Syaikhona Kholil melihat berkat lantaran sang kiai sedang tergesa-gesa untuk menghadiri acara kenduren, sehingga mengakibatkan shalatnya tidak khusyuk. Sang kiai juga berpikir soal berkat dari acara kenduren tersebut.

Sebagian besar kalangan pesantren memahami bahwa hanya seorang wali-lah yang dapat mengetahui status kewalian orang lainnya. Bagaimanapun, anekdot atau cerita di atas tersebar luas di kalangan komunitas santri, khususnya di Jawa Timur.

Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, KH Mahfudz Hadi dalam bukunya yang berjudul Berjuang di Tengah Gelombang: Biografi dan Perjuangan Syaikhona Muhammad Kholil bin KH Abdul Latif, Bangkalan, Madura, menjabarkan profil tokoh ini. Ia menyebutkan, Syaikhona Muhammad Kholil al-Bangkalani lahir di Desa Langgundih (sekarang: Desa Kramat), Ujung Piring, Bangkalan, Pulau Madura (Jawa Timur) pada 11 Jumadil Akhir 1252 H (20 September 1834 M).

Syaikhona Kholil adalah ulama yang amat dihormati. Bahkan, ia disebut-sebut sebagai gurunya para alim ulama Tanah Jawa.

Di antara murid-muridnya ialah KH Hasyim Asy'ari, sang pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan, dalam catatan sejarah, Mbah Hasyim terlebih dahulu meminta dan mendapatkan restu dari Syaikhona Kholil sebelum menginisiasi berdirinya organisasi atau jam'iyyah tersebut.rol

No comments: