Hewan-Hewan Prasejarah Yang Mempesona (Bag 2)

*Deinotherium

deinotherium_small-tm


Deinotherium merupakan salah satu mamalia darat terbesar yang pernah menginjakkan kakinya di Bumi. Makhluk prasejarah yang hidup di kala Miosen tengah hingga awal Pleistosen ini pada umumnya memiliki tinggi 3,5 – 4,5 meter (ukuran Deinotherium dewasa) dengan berat berkisar antara 5 – 14 ton. Deinotherium yang merupakan kerabat dekat gajah modern pada dahulu kala hidup tersebar di beberapa wilayah Asia, afrika, dan Eropa. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan gajah modern, hanya saja ia memiliki belalai yang lebih pendek dan gading yang terletak di rahang bagian bawah. Gading ini mungkin digunakan sebagai alat untuk menggali tanah untuk mendapatkan akses ke akar-akaran dan sayuran. Genus Deinotherium memiliki tiga spesies yang telah dikenali, dan semuanya memiliki ukuran yang besar. Spesies itu diataranya Deinotherium giganteus, Deinotherium indicum, dan Deinotherium bozasi.



*Therizinosauridae


therizinosaurusJC


Therizinosauridae merupakan Dinosaurus dari keluarga Theropoda yang hidup pada akhir periode Cretaceous (99.6 – 65.5 juta tahun silam). Tidak seperti kebanyakan Theropoda yang merupakan karnivora, Therizinosauridae adalah herbivora (walaupun beberapa diantaranya diketahui sebagai omnivora). Perlu digaris bawahi, Therizinosauridae merupakan nama dari suatu familia dalam klasifikasi ilmiah. Nama ini pertama kali digunakan oleh Evgeny Maleev pada tahun 1954 untuk memasukkan Therizinosaurus cheloniformis – jenis Theropoda yang masih memiliki banyak teka-teki – kedalam suatu familia bersama dengan Segnosaurus dan Nothronychus. keluarga Therizinosauridae memiliki bentuk fisik yang eksentrik. Pada umumnya mereka berleher panjang dan memiliki bulu. Selain itu cakar-cakar mereka juga cukup besar, mungkin ada yang lebih dari satu meter panjangnya.



*Epidexipteryx


dinocomp-tm


Epidexipteryx adalah genus Dinosaurus maniraptorian kecil. Hewan prasejarah yang hidup di wilayah China sekitar 152 – 168 juta tahun silam ini merupakan salah satu Dinosaurus terkecil yang pernah ada. Ukuran dewasanya hanya mencapai 10 inci (kurang lebih seukuran burung merpati). Salah satu daya tarik dari Epidexipteryx ialah empat bulu panjang yang tumbuh di bagian ekornya. Tidak seperti bulu yang biasa kita temui pada hewan-hewan kelas aves, struktur bulu pada Epidexipteryx ini layaknya seperti satu lembaran pita yang berdiri tegak memanjang ke atas. Namun karena kurangnya remiges (bulu sayap) membuat hewan ini tidak dapat terbang.



*Longisquama insignis


longisquama-tm


Hidup pada pertengahan hingga akhir periode Triassic (230 – 225 juta tahun silam), Longisquama insignis merupakan kadal purba yang begitu menarik karena ia memiliki serangkaian “bulu” panjang yang berdiri tegak disepanjang punggungnya. Struktur “bulu” tersebut hingga kini masih menjadi bahan perdebatan dikalangan para peneliti. Beberapa peneliti meyakini bahwa struktur panjang yang tumbuh di punggung Longisquama bukanlah sejenis bulu, melainkan sisik yang umumnya dapat kita temukan pada reptil seperti Iguana. Bedanya sisik pada Lingisquama lebih panjang dan berbentuk sedikit janggal. Namun menurut pendapat ahli paleontologi, N. Frasher didalam bukunya Dawn of The Dinosaurs: Life in the Triassic, struktur memanjang tersebut bukanlah bagian dari tubuhnya. Struktur ini kemungkinan hanyalah sejenis tumbuhan pakis yang ikut menjadi fosil bersamanya lalu kemudian disalahtafsirkan. Pendapat Frasher mungkin diperkuat oleh fakta struktur fosil yang ditemukan pada beberapa hewan memang sering tidak ada kaitannya dengan fosil hewan tersebut.



*Sharovipteryx


dinocomp-tm


Sharovipteryx merupakan reptil yang hidup sejaman dengan Longisquama, yakni pada pertengahan hingga akhir Triassic. Makhluk purba yang memiliki panjang tubuh sekitar delapan inci dengan berat 7,5 gram ini sangat unik karena ia memiliki ukuran kaki belakang yang sangat lebar dibanding kaki depannya. Kaki belakang yang begitu lebar, ditambah dengan adanya membran yang tumbuh diantaranya membuat ia seolah-olah memiliki sayap yang dapat digunakan untuk terbang. Walaupun pada kenyataannya hewan ini memang tidak dapat terbang layaknya burung, namun bukan berarti bentangan selaput sayap pada kakinya itu menjadi tidak berguna. Penelitian terbaru menyebutkan berkat selaput sayap ini Sharovipteryx dapat lebih gesit pada saat meluncur dari suatu tempat ke tempat lainnya dikarenakan mekanisme kerjanya yang sangat mirip dengan delta wing pada pesawat tempur modern. Beberapa peneliti menganggap hewan ini mungkin memiliki hubungan yang erat dengan pterosaurus mengingat meraka sama-sama memiliki membran penerbangan yang tumbuh diantara kedua kakinya, walaupun hal ini masih sangat kontroversial.


*Pterodaustro


picture-1-139-tm


Pterodaustro memiliki tengkorak yang sangat panjang, yakni sekitar 29 cm. Moncongnya mendominasi 85% dari total panjang tengkorak. Keanehan bentuk fisiknya yang lain yaitu set gigi yang tidak biasa. Gigi yang tumbuh dirahang bagian bawah bagaikan ribuan sekat bulu yang kemungkinan ia gunakan sebagai alat untuk menyaring plankton, ganggang, maupun makhkluk kecil lainnya dari air. Gigi yang jumlahnya ribuan tersebut tumbuh dalam dua alur panjang yang sejajar dengan tepi rahang. Panjangnya sekitar 3 cm dengan lebar antara 0,2 – 0, 3 milimeter. Awalnya diduga struktur ini bukanlah gigi, namun setelah dilakukan beberapa penelitian dugaan tersebut akhirnya luntur. Struktur itu benar-benar merupakan gigi normal karena terdapat enamel, dentin dan pulpa.


*Deinocheirus


deinoe1-tm


Satu-satunya fosil yang ditemukan dari Dinosaurus ini hanyalah sepasang lengan dan beberapa bagian tulang belakang. Kemungkinan Deinocheirus merupakan kerabat dari Ornithomimosaur, setidaknya itulah anggapan para ahli paleontologi. Ia merupakan genus dari Dinosaurus Theropoda besar yang hidup pada periode Cretaceous akhir dan populasinya tersebar di selatan Mongolia. Lengannya mungkin terlalu panjang untuk tubuhnya dan cakar tangannya itu semakin mengindikasikan bahwa dirinya merupakan salah satu Dinosaurus yang mematikan. Namun sebenarnya, kegunaan “senjata” tersebut masih banyak diperdebatkan. Beberapa peneliti mengatakan cakar itu digunakan sebagai alat utama untuk berburu. Beberapa lainnya mengatakan cakar terlalu tumpul, sehingga hanya digunakan sebagai senjata defensif. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa Deinocheirus menggunakan lengannya yang besar untuk memanjat pohon, meskipun hipotesis ini secara luas diabaikan.



*Microraptor


microraptor_3_-tm


Genus Microraptor merupakan salah satu jajaran Dinosaurus kecil. Mereka hidup sekitar 120 juta tahun yang lalu dan populasinya tersebar di beberapa wilayah China. Jenis ini umumnya memiliki empat buah sayap dengan satu ekor yang memanjang. Kendati memiliki dua pasang sayap, Microraptor tidak dapat terbang. sebaliknya, ia mungkin hanya meluncur dari suatu tempat ke tempat lainnya seperti seekor tupai terbang. Sebagian kalangan evolusionis menganggap hewan ini merupakan makluk peralihan dinosaurus ke burung, dimana dengan kemampuan meluncurnya itu dapat berkembang menjadi sistem penerbangan. Beberapa peneliti berpendapat, hewan ini kemungkinan banyak menghabiskan hidupnya di pepohonan, merujuk fakta bahwa sayap Microraptor menghalangi kemampuan mereka untuk berjalan di atas tanah.


*Amphicoelias fragillimus



800px-human-amphicoelias_size_comparison-tm


Fosil yang sukar dipahami ini ditemukan oleh ahli paleontologi terkenal Edward Drinker Cope. Cope telah banyak menemukan fosil-fosil prasejarah, namun yang satu ini ialah yang paling aneh. Bagaimana tidak? satu-satunya fosil aneh tersebut ialah potongan tulang belakang yang memiliki panjang keseluruahan diperkirakan 40 – 60 meter! Apabila ukuran ini benar-benar valid, itu menjadikan Amphicoelias fragillimus mungkin merupakan makhluk terpanjang dan terberat yang pernah ada (bersaing dengan paus biru dan Argentinosaurus). Namun sekali lagi, fosil tersebut masih banyak menjadi perdebatan karena sulitnya untuk mengidentifikasi dari penemuan fosilnya yang sangat-sangat minim. Apakah makhluk ini merupakan hewan terbesar yang pernah berjalan di bumi? ataukah hanya kesalah pahaman dan hanya sekedar tipuan?

(Dipta)

No comments: