Keterlibatan CIA dan M16 Dalam Gerakan 30 September
Siapa yang tidak tahu istilah G 30 S/PKI. Istilah ini sangat umum ditelinga orang Indonesia, karena peristiwa ini merupakan kejadian sekaligus kontroversi terbesar sepanjang sejarah Indonesaia sejauh ini. Dalam tulisan ini saya (penulis) hanya ingin berbagi dengan para pembaca yang budiman terkait Gerakan 30 September dan keterlibatan CIA (Central Intelligence Agency) dan M16 (agen rahasia Inggris) di dalamnya.
Sebenarnya banyak versi terkait peristiwa Gerakan 30 September, bukan hanya CIA – M16 dan PKI. Angkatan Darat, Sukarno dan Soeharto dan yang terbaru adalah MPRS dalam beberapa sumber dan penelitian dikaitkan dalam peristiwa ini. Tapi yang pasti adalah bukan hanya PKI yang terlibat. Jadi saya disini kurang setuju dengan istilah G 30 S/PKI yang seolah-olah mendeskritkan PKI sebagai pelaku tunggal. Saya tidak menentang kurikulum 2006, kemudian membela kurikulum 2004, tapi saya mencoba terbuka dan lebih objektif menanggapi kontroversi yang ada. Apa gunanya? Tentu kembali ke tujuan mempelajari sejarah yaitu untuk lebih bijak lagi dalam menjalani kehidupan di masa sekarang dan untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah tentunya.
Lantas mengapa penulis mengambil keterlibatan versi CIA – M16? Jawabanya adalah karena keterlibatan CIA – M16 lebih terang daripada versi – versi G 30 S yang lain. Menurut Asvi Warman Adam dalam buku Membongkar Manipulasi Sejarah terbitan Kompas tahun 2009 disebutkan bahwa sebagai konsekuensi dari perang dingin antara blok kapitalis dan blok komunis, Amerika saat itu sangat berkepentingan agar Indonesia tidak jatuh ke tangan kelompok kiri (komunis). CIA disini berperan membantu KAP (Komite Aksi Pengganyangan) gestapu melalui perantara Adam Malik dalam berbagai cara dan tentunya dalam hal pendanaan.
Amerika tidak ingin Indonesia dikuasai Komunis, karena dampaknya Malaysia dan Singapura juga akan dikuasai komunis. Kalau hal itu terjadi, maka posisi Amerika yang saat itu bertempur melawan Vietnam akan semakin terjepit. Terang Asvi sebagaimana dilansir oleh www.inilah.com. Maka skenarionya adalah memprofokasi PKI yang ditumpas oleh TNI AD dan mengakibatkan Soekarno akhirnya jatuh. Nampaknya menjadi kenyataan tahun 1965. Berhasil mencapai tujuan memang, namun gagal karena para Jendral TNI meninggal. (www.hidayatullah.com)
Dalam dokumen yang terungkap (karena Amerika dan Inggris selalu membuka arsip dan dokumen – dokumen rahasianya untuk umum setiap periode 25-30 tahun sekali) dinyatakan bahwa ada bantuan yang mengucur ke Indonesia dari Amerika sebanyak 50 Juta rupiah/dollar?? Kepada KAP (Komite Aksi Pengganyangan).
Menurut David T. Johnson (1976) dalam buku yang sama mengatakan bahwa ada enam skenario yang dapat dijalankan Amerika Seriikat dalam menghadapi situasi yang memanas di Indonesia menjelang tahun 1965 yaitu : (1) Membiarkan saja, (2) Membujuk Soekarno mengubah kebijakan, (3) Menyingkirkan Soekarno, (4) Mendorong Angkatan darat mengambil alih kekuasaan, (5) Merusak kekuatan PKI, (6) Merekayasa kehancuran PKI sekaligus kejatuhan Sukarno. Dan ternyata skenario yang terakhir yang dilakukan.
Indikasi keterlibatan M16 lebih terlihat pasca peristiwa G30S. Pihak Inggris disini berperan membantu propaganda untuk menghancurkan PKI. Dalam buku Roland Challis (2001) – Koresponden BBC yang berkedudukan di Singapura dan sering ke Jakarta menjelang peristiwa G30S – terungkap bahwa pada tahun 1962 sudah ada komitmen antara presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy dengan Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan untuk melikuidasi Soekarno. Tentara AL Inggris yang berbasis di Singapura siap membantu Pemerintah Indonesia untuk menghadapi ancaman jatuhnya Indonesia ke tangan komunis.Bahkan dalam buku 151 Konspirasi Dunia karangan Alfred Suci dikatakan bahwa CIA merupakan biang keladi tumbangnya orde lama (Soekarno). Alfred Suci mengatakan bahwa ada dugaan bahwa gerakan 30 September 1965 merupakan desain besar (grand design) Soeharto dan CIA untuk menciptakan instabilitas negara. Kenapa kemudian muncul nama Soeharto?? Karena dalam rangka menghancurkan komunis di Indonesia, CIA lalu mencari partner untuk menjalankan rencananya. Dipihlah Letjen Soeharto. CIA memilih Soeharto sebagai rekanan karena posisi Soeharto yang strategis dalam Angkatan Darat dan menguasai beberapa batalion. Karakter opportunis (paham yang semata – mata hendak mengambil keuntungan sendiri) juga menjadi pertimbangan CIA untuk memilih Soeharto.Dalam sumber yang sama juga disebutkan bahwa terbitnya buku Foreign Relation of the United States setebal 800 halaman khusus mengenai Indonesia, memuat dokumen – dokumen tentang keterlibatan AS dalam menggulingkan Komunis dengan skenario kudeta yang seolah-olah dilakukan oleh PKI.Adam, Asvi Warman. 2009. Membongkar Manipulasi Sejarah. Jakarta : PT Kompas Gramedia
Suci, Alfred. 2011. 151 Konspirasi Dunia Paling Gila dan Mencengangkan. Jakarta : PT wahyu Media.
Asepsandro Del Irwan
No comments:
Post a Comment