Makam Raja Tidak Dirawat di Bireuen

Nisan kuno yang diperkirakan telah berumur ratusan tahun, dibiarkan tidak terurus sejak lama. Menurut pengakuan Ruhana (90), nisan yang berlokasi di gampong Raya Tambo kecamatan Peusangan ini diyakini oleh warga sekitar sebagai kuburan Raja Dharma, salah seorang bangsawan yang membawa ajaran Islam di masa lalu.

Kepada The Globe Journal, Senin (3/1) Ruhana mengaku bahwa nisan tersebut sudah ada jauh sebelum dia menetap di tempat itu. Diakui oleh nenek yang masih lancar bercerita ini bahwa selain adanya nisan Raja Dharma, dulunya salah seorang kerabat suaminya pernah menemukan se guci harta karun di sekitar tempat tersebut.

Menurut penuturan dari mulut-kemulut, Raja Dharma dulunya datang ke sini bersama dengan raja Intan dan Putroe Phang. Putroe phang sendiri kemudian menetap di Mon Keulayu. Raja Intan menurut cerita yang di dengar Ruhana menuju ke arah selatan untuk menyebarkan Islam.

Letak nisan kuno itu sendiri terletak persis dibelakang Rumah Ruhana. Orang-orang dulu menyebutkan lokasi tempat nisan ini ditanam diberi nama Cot kandang yang berarti bukit kuburan.

“Dulunya tempat ini disebut Cot Kandang yang berarti bukit kuburan. Dulunya banyak cerita mistis yang melingkupi keberadaan nisan ini” ungkap Ruhana sambil terkekeh.

Zulfahmi (24) mahasiswa Universitas Almuslim yang kebetulan ikut bersama TGJ, mengatakan bahwa dari model tulisan yang diukir di atas nisan, kemungkinan besar disebut tulisan “Raka’ah”. Dia sendiri tidak paham maksudnya apa, namun sepertinya pemilik nisan tersebut beragama Islam.

Diakhir pembicaraan Ruhana mengatakan bahwa di waktu-waktu tertentu sering muncul bayangan berjubah putih ditempat tersebut.
Muhajir Juli

No comments: