Profil Kecil Sukarno

“Demi pengertian terhadap Sukarno dan bersamaan dengan itu pengertian yang lebih baik terhadap Indonesia-ku tercinta.” Demikianlah sepenggal kalimat pembuka dari Ir.Sukarno dalam otobiografinya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis oleh warta- wati asal Amerika Serikat Cindy Adams. Pada essai tentang profil kecil Bung Karno ini, penulis menggunakan otobiografi tersebut sebagai rujukan yang penulis rasa sebagai rujukan yang paling valid dan komperhensif jika kita ingin mengetahui sisi-sisi kehidupan Bung Karno, setidaknya sampai pada tahun 1964.

Siapa Sukarno?

Sukarno lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 dalam keluarga yang miskin. Ia dilahirkan oleh seorang ibu kelahiran Bali dari Kasta Brahmana, Idayu. Dan merupakan ketu- runan bangsawan Kerajaan Singaraja. Sedangkan bapaknya berasal dari Jawa yaitu Raden Sukemi Sosrodihardjo namanya, yang merupakan keturutan Sultan Kediri, Jawa Timur. Jika dilihat dari silsilahnya, Sukarno merupakan kaum priyai. Sehingga pada depan namanya ter- dapat gelar kebangsawanan yaitu Raden.


Nama Sukarno diberikan oleh bapaknya untuk mengganti nama kecilnya, Kusno. Sebab nama Kusno dianggap tidak cocok dan selalu membuat Sukarno kecil sakit-sakitan, dan betapa banyak penyakit yang harus diidapnya seperti malaria, disentri, dan tifus. Sebagai pengagum Mahabrata, bapaknya memberikan Karna, sebuah nama salah satu pahlawan besar dalam cerita tersebut. Dan ditambahkan awalan “Su” yang berarti baik, sehingga Sukarna/o artinya pahlawan yang terbaik.

Sejak muda Sukarno memang sangat lantang dan membenci segala bentuk penjajahan di Indonesia. Dia berusaha sekuat tenaga dengan segala keterbatasannya, selalu melakukan upaya-upaya perlawanan untuk mencapai kemerdekaan bangsa dengan berbagai cara. Akibat kegiatan tersebut pula, pada akhirnya ia harus keluar masuk jeruji besi, keluar masuk pulau- pulau sebagai buangan, bahkan di saat Indonesia telah merdeka dengan gelar Presiden mele- kat padanya sekalipun.


Sebagai seorang intelektual, nasionalis, dan pejuang. Sukarno akhirnya menjadi Sang Proklamator bersama Moh.Hatta, yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Sehingga pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945, atau sehari setelah pro- klamasi ia bersama Moh.Hatta, diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertma Repub- lik Indonesia. Walaupun pada dekade 1950-an Moh.Hatta hengkang dari Dwitunggal, Bung Karno tetap memimpin negara dan bangsa Indonesia sampai akhirnya jatuh pada tahun 1966. Dan pada 21 Juni 1970 meninggal dunia di dalam tahanannya Wisma Yaso, dengan status se- bagai tahanan rumah sekaligus tahanan politik.

Peran Sukarno

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama pada awal abad ke-20, nama Sukarno sudah tak dapat dipisahkan lagi. Bahkan sampai pada paruh abad ke-20, Bung Karno tetap memainkan peranan penting dalam sejarah nasional, mengingat kedudukannya sebagai Presiden RI saat itu. Sehingga dapat dikatakan Sukarno meruapakan salah satu tokoh penting dalam sejarah nasional, baik sebagai pahlawan maupun presiden.


Semenjak berstatus sebagai pemuda, Sukarno telah banyak dan mampu memainkan peran sebagai aktor sejarah yang andal. Dalam otobiografinya diceritakan bahwa pada umur-nya yang ke-16, ia telah membentuk perkumpulan politik bernama Tri Koro Darmo atau Tiga Tujuan Suci, yang melambangkan kemerdekaan politik, ekonomi, dan sosial. Dan berikutnya bergabung pada perkumpulan politik Jong Java.


Pada tanggal 18 Agustus 1930, atau 8 bulan setelah ditahan di Penjara Banceuy, Ban-dung. Sukarno resmi dituduh melanggar pasl 161, 171, dan 153 dari KUHP, dan disidang di Landraad Bandung. Pada persidangan ini Sukarno menyampaikan pleidoinya dengan judul Indonesia Menggugat, sebuah gugatan fenomenal yang berisi tentang kolonialisme dan kebu-rukannya. Sebuah tulisan yang ditulis di atas kaleng closed penjara, dan nantinya diterbitkan dalam belasan bahasa di belahan dunia lain. Inilah mahakarya dari seorang Sukarno di bidang tulisan, yang sangat berpengaruh dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.


Pada masa pendudukan Jepang sekalipun, Sukarno sangat berperan penting dalam ke-giatan perjuangan. Walaupun bentuk perjuangannya kurang dimengerti oleh sebagian pihak, karena dianggap sebagai kolaborator, terutama dalam pemanfaatan sumber daya manusia, seperti pembentukan PUTERA dan PETA untuk memperkuat kemiliteran Jepang. Tetapi terbukti pada akhirnya bahwa orang-orang inilah yang menjadi pemimpin-pemimpin pasukan saat perang kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan meletus.


Prestasi sekaligus peranan terbesar Sukarno dalam sejarah perjuangan kemerdekaan yaitu saat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Jelas pada saat itu Sukarno merupakan orang yang paling berpengaruh, terbukti bahwa Sukarno lah yang dipercaya dan berani menyatakan Proklamasi Kemerdekaan bersama Hatta. Di waktu orang lain bahkan golongan pemuda tidak mampu melakukannya. Mungkin saja Indonesia belum merdeka sampai sekarang, jika Sukarno yang saat itu tengah sakit bersama Hatta tidak berani menyatakan kemerdekaan.

Setelah kemerdekaan dan menjabat sebagai presiden, Sukarno masih tidak bisa dile-paskan dari sejarah nasional. Satu dari sekian banyak jasanya, yaitu keluarnya Dekrit Presi-den tanggal 5 Juli 1959 yaitu salah satu isinya kembali menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara, walaupun hal tersebut dianggap sebagai penyimpangan. Tetapi bayangkan jika dekrit tersebut tidak keluar, entah konstitusi macam apa yang dugunakan Indonesia saat ini. Mengingat terjadinya pertarungan kepentingan yang sengit antara tiga ideologi besar saat itu yaitu Nasionalis, Islam, dan Komunis.


Dengan pengaruh dan wibawa Sukarno yang begitu besar pula, Indonesia saat itu da-pat menjadi bangsa yang dihormati dan disegani oleh dunia internasional, terutama bangsa- bangsa Asia-Afrika. Kesuksesan Konferensi Asia-Afrika (KAA) Bandung tahun 1955, mem- buat kaum imprealis saat itu ketakutan. Keberanian Sukarno dalam aksi Ganyang Malaysia, perebutan Irian Barat, pengutukan Amerika Serikat dan Inggris, bahkan menyatakan keluar dari keanggotaan PBB saat itu, sangat membantu Indonesia dalam meneguhkan dirinya sebagai negara yang berdaulat. Sehingga Sukarno semakin dicintai oleh rakyatnya, disamping menjadi salah satu daftar hitam pemimpin dunia bagi Amerika Serikat.


Itulah sekelumit cerita tentang Sukarno dan peranannya dalam sejarah nasional. De- ngan segala kekurangan dan keterbatasan yang dimilikinya, Sukarno telah mampu membukti-kan dirinya sebagai Bapak Bangsa. Yang bagi dirinya sendiri, perjuangan itu tidak ada mati-nya, revolusi itu tidak pernah berhenti, sehingga sudah menjadi keharusan bagi setiap anak bangsa untuk ikut serta dan menjadi bagian dari perjuangan, pembangunan, dan revolusi.

Referensi

Adams, Cindy. 1965. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Yayasan Bung Karno: Jakarta.


Ekamara Ananami Putra

No comments: