Nabi Muhammad Saw. Peduli Orang Miskin
salah satu karakteristik kepemimpinan Rasulullah saw adalah kecintaan dan pemihakan kepada orang miskin.
Dalam sebuah sabda Nabi Muhammad saw dikisahkan ada orang bertanya di mana mereka bisa menemuinya. Beliau saw bersabda, “Carilah aku di tengah-tengah orang kecil di antara kamu.”
Seorang sahabat saat bersama Nabi menyebutkan seorang sahabat yang lewat di depan Rasulullah saw. Ia berkata kepada Nabi tentang orang yang lewat, “Bila
ia berbicara, orang mendengarkannya. Bila ia mengundang, orang memenuhi
undangannya. Bila ia meminta, orang-orang memberinya. “
Nabi Muhammad saw tidak memberikan komentar. Kemudian lewat lagi seseorang di hadapan Nabi Muhammad saw. Sahabat tadi kembali menggambarkan orang itu, “Inilah orang yang kalau berbicara,
orang tidak mendengarkannya. Bila ia mengetuk pintu, orang tidak
membukakannya. Bila ia meminta pertolongannya, orang tidak memenuhinya.”
Mendengar itu Nabi Muhammad saw bersabda, “Orang ini lebih baik dari sepenuh bumi orang yang tadi.”
Wanita Pengemis
Setelah
shalat zuhur jamaah di sekolah, guru saya: Ustadz Miftah menyampaikan
hadits. Rasulullah saw bersabda bahwa seorang yang meminta tolong telah
kehilangan setengah harga dirinya. Dikisahkan ada seorang ulama yang
suatu hari didatangi tamu pengemis. Wanita tua yang meminta bantuan
untuk memenuhi kebutuhan hariannya berupa makanan dan lainnya. Ulama itu
segera bertanya: “Apa bukti Anda miskin?”
Karena
tidak dapat membuktikan dirinya miskin, mungkin harus ada surat
pernyataan miskin dari pejabat setempat, pulanglah meninggalkan ulama
tersebut.
Suatu
malam ulama itu bermimpi dirinya ada di padang mahsyar. Ia mengantri
untuk mendapatakan syafaat dari Rasulullah saw bersama dengan lainnya.
Setiba di hadapan Rasulullah saw, ia memohon syafaat. Rasulullah saw
langsung berkata, “Apa buktinya bahwa Anda seorang umatku?”
Terbangunlah
ia dari tidurnya. Ia sadar bahwa dirinya sudah ditegur dari
perilakunya. Dicarilah perempuan yang datang waktu itu. Setelah dicari,
ternyata ditemukan berada dalam rumah seorang Pendeta Nasrani. Ulama itu
meminta wanita tua itu agar ikut bersamanya dan akan diberikan segala
kebutuhannya. Wanita itu tidak mau. Bahkan, pendeta itu melarangnya.
“Bukankah
ia seorang muslimah berarti saya bertanggungjawab terhadapnya selaku
ulama? Kamu tidak berhak mengurusnya,” kata ulama tersebut.
“Tidak.
Tadi malam aku mimpi dikunjungi seorang laki-laki yang mengaku Nabi
Muhammad saw. Ia berterimakasih kepadaku karena telah mengurus dan
membantu wanita Islam yang mengemis. Karena itu, tadi pagi aku berikrar
syahadah, masuk Islam dan ia masuk dalam tanggungjawabku,” jawab sang
pendeta.
Dua riwayat di atas (bagi saya) sudah menjadi bukti Nabi Muhammad saw merupakan sang pecinta orang miskin dan kaum mustadh’afin.
Ahmad Sahidin
No comments:
Post a Comment