Kisah Abu Bakar Mentakwilkan Mimpi Seorang Lelaki
Abu Bakar yang berada di sisi Rasulullah SAW meminta izin untuk menakwilkannya. "Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku untuk tebusanmu, demi Allah, biarkan aku yang mentakwilkannya," pinta Abu Bakar. Rasulullah SAW pun menyetujuinya.
"Adapun awan, itulah Islam. Adapun madu dan minyak samin yang menetes, itulah Alquran karena manisnya menetes. Maka silahkan ada yang memperbanyak atau mempersedikit. Adapun tali yang menghubungkan langit dan bumi adalah kebenaran yang engkau pegang teguh sekarang ini yang karenanya Allah meninggikan kedudukanmu. Kemudian ada seseorang sepeninggalmu mengambilnya dan ia pun menjadi tinggi kedudukannya. Ada pula orang lain yang mengambilnya dan terputus, kemudian tali itu tersambung kembali sehingga ia menjadi tinggi kedudukannya karenanya," papar Abu Bakar.
Kemudian Abu Bakar RA pun meminta pembenaran kepada Rasulullah SAW apakah takwilan mimpinya benar atau tidak. Nabi SAW membenarkan sebahagiannya dan menyalahkan sebahagian yang lain. "Demi Allah ya Rasulullah, tolong beritahukanlah kepadaku takwil mana yang salah?" pinta Abu Bakar. Nabi SAW mengingatkan, "Janganlah engkau bersumpah," (HR Bukhari).
Hadis sahih ini menjadi dalil bolehnya menceritakan mimpi kepada orang lain, meminta untuk ditafsirkan mimpinya, serta bolehnya untuk menafsirkan mimpi orang lain. Namun Nabi SAW memberikan kaidah-kaidah mimpi apa saja yang boleh ditafsirkan.
Sumber : Harian Republika
No comments:
Post a Comment